Jakarta - Andrea Iannone mendapat hukuman dari Federasi Sepeda Motor Internasional (FIM). Rider berusia 30 tahun itu dilarang beraktivitas di dunia balap selama 18 bulan akibat positif doping.
Untuk diketahui, sampel urin milik Andrea Iannone pada lomba di Sirkuit Sepang, akhir tahun lalu, telah positif zat steroid berjenis Drostanolone.
Artinya pembalap tim pabrikan Aprilia tersebut tidak bisa mengikuti MotoGP 2020 dan juga beberapa lomba musim 2021. Bos Aprilia, Massimo Rivola pun angkat bicara mengenai hukuman yang didapat sang anak buah.
Advertisement
Ia bingung dengan hukuman yang didapat Andrea Iannone. Bahkan, Rivola menyebut pembalap asal Italia itu seharusnya dibebaskan dari segala hukuman.
Rivola berani berbicara seperti itu lantaran hakim pada sidang doping Iannone menerima keterangan sang pembalap bahwa zat Drostanolone itu masuk ke dalam tubuh setelah mengkonsumsi daging yang terkontaminasi.
"Hukuman yang diberikan unruk Andrea membuat kami bingung. Karena para hakim mengakui itikad penuh Andrea dan ketidaksadaran dalam mengkonsumsi zat tersebut," kata Rivola.
"Karena alasan ini, hukuman yang dijatuhkan tidak masuk akal. Mengingat motivasi yang ditulis oleh hakim sendiri, Andrea seharusnya dibebaskan," tambahnya.
Harapan Banding
Saat ini satu-satunya harapan Andrea Iannone adalah mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Dia punya waktu 21 hari sejak tanggal diterima keputusan dari Pengadilan Disiplin Internasional FIM (CDI) untuk melakukan banding.
Rivola pun berharap ada titik terang usai banding tersebut. Pasalnya jika merunut ke belakang, beberapa kasus atlet positif doping secara tidak sengaja bisa dibebaskan dari hukuman.
"Situasi ini membuat kami memiliki banyak harapan saat banding nanti yang kami harap akan berjalan sangat cepat," Rivola menuturkan.
"Kami ingin Andrea kembali ke motor Aprilia RS-GP. Kami akan terus mendukungnya sampai akhir dari masalah ini," tambahnya.
Sumber: Crash.net
Disadur dari Bola.com (Penulis / Editor Hendry Wibowo, Published 2/4/2020)
Advertisement