Serie A Belum Jelas, FIGC Kecam Pemerintah

Menanggapi hal ini, Gravina geram. Menurutnya, sepak bola di Italia, khususnya kompetisi Serie A, tidak bisa dihentikan begitu saja.

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 30 Apr 2020, 08:20 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2020, 08:20 WIB
Logo Serie A 2019/2020
Logo Serie A 2019/2020 (Bola.com/Adreanus Titus/Faris Kholid)

Jakarta - Gabrele Gravina sangat kecewa karena masa depan Serie A musim ini belum jelas. Presiden FIGC itu menilai Pemerintah Italia tidak adil pada pelaku sepak bola.

Pemerintah Italia belakangan memutuskan untuk melonggarkan status lockdown. Warga dibolehkan keluar rumah pada 4 Mei, namun atlet dilarang beraktivitas sampai 18 Mei.

Hal itu membuat klub, pelatih, dan pemain Serie A marah serta bingung dengan instruksi pemerintah. Terlebih, Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora tak menjamin kompetisi Serie A dan turunannya bisa bergulir dalam waktu dekat, meski ada rencana klub kembali latihan.

"Negosiasi sedang berlangsung antara komite ilmiah dan FIGC (Federasi Sepak Bola Italia), yang telah menyajikan protokol medis yang dianggap tidak cukup," kata Spadafora kepada televisi La7, dikutip dari Football Italia.

“Namun, saya selalu mengatakan bahwa melanjutkan latihan tidak selalu berarti melanjutkan kompetisi. Saya melihat, melanjutkan Serie A sebagai hal yang semakin tidak mungkin," imbuhnya.

Menanggapi hal ini, Gravina geram. Menurutnya, sepak bola di Italia, khususnya kompetisi Serie A, tidak bisa dihentikan begitu saja. Ia sadar harus menunggu vaksin virus corona, tapi jika sampai tahun depan tidak ketemu juga, bukan berarti sepak bola lantas dihilangkan.

"Sepak bola itu menggerakkan ekonomi, sepak bola adalah fenomena sosial. Kita memang harus menunggu sampai situasinya tidak berisiko dan ada vaksin. Menurut ilmuwan kesehatan, vaksin baru akan ditemukan 2021 mendatang. Tapi, sepak bola tidak bisa dihentikan sampai ada vaksinnya," kata Gravina menggebu-gebu.

"Saya sangat kecewa, kita di sini menemukan adanya sikap apatis dan ketidaktertarikan dari pemerintah Italia kepada sepak bola. Saya sedih melihat Serie A yang tiap pekannya bisa membahagiakan 14 juta orang, mematikan usaha merchandising yang digantungkan banyak orang," katanya lagi.

Mengklaim Protokolnya Sudah Tepat

Vincenzo Spadafora
Vincenzo Spadafora. (AFP)

Spadafora menganggap, protokol kesehatan yang dibuat oleh operator Serie A dan FIGC tidak cukup. Gravina makin geram karena merasa protokol tersebut sudah tepat dan bisa dimodifikasi, bukan dimentahkan begitu saja.

"Begini, saya akan akui kita kalah kalau memang kondisinya sudah tidak mungkin, tapi sekarang bukan begitu kondisinya," kata Gravina lagi.

"Protokol kesehatan yang kami buat itu sudah tepat. Kalau dirasa kurang, maka lebih baik dimodifikasi sedemikian rupa agar sempurna," ujarnya.

Sumber: Football Italia

Disadur dari: Bola.com (penulis Gregah N, published 29/4/2020)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya