Liputan6.com, Jakarta Taliban berhasil mengambil alih Afghanistan. Bayang-bayang era 1996-2001 kembali menghantui. Lalu Apakah situasi ini akan berdampak pada perjalanan sepak bola di negeri tersebut?
Afghanistan memang sedang menjadi sorotan dunia setelah pemeberontak Taliban berhasil menduduki sejumlah wilayah termasuk ibukota negara, Kabul. Presiden Afganistan, Ashraf Ghani bahkan sudah meninggalkan istana negara dan melarikan sejak Minggu (15/8) saat Taliban menguasai Kabul.
Baca Juga
"Taliban telah menang dengan penghakiman pedang dan senjata mereka, dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pertahanan diri warga negara mereka," kata Ghani.
Advertisement
Situsi ini telah menimbulkan gelombang eksodus yang membuat lumpuh bandara udara di sana. Ribuan warga berusaha meninggalkan negaranya, termasuk pada pekerha dari negara lain. Akibat kekacauan ini, penerbangan komersil dari bandara udara Kabul semua dibatalkan.
Marca telah berbincang dengan petinggi sepak bola di Afghanistan yang bermukim di Kabul untuk mengetahui situasi di sana, termasuk masa depan sepak bola setelah kembalinya rezim Taliban.
"Saya pikir kami berada di jalur yang tepat untuk menuju kedamaian," ujarnya.
"Di kotaku saat ini semuanya dikuasai Taliban dan masih berjalan normal, tidak ada hambatan berarti dalam kehidupan sehari-hari," katanya menambahkan.
Tidak Campuri Federasi
Meski demikian, dia berharap Taliban tidak mencampuri urusan sepak bola di negara mereka. Sebab hal ini bisa membuat FIFA menjatuhkan sanksi dan membuat olahraga itu mati suri.
"Saya berharap Taliban yang berkuasa tidak terlibat dengan Federasi Sepak Bola Afghanistan (AFF), karena itu berarti sanksi FIFA dan kami tidak menginginkan itu," ujarnya menambahkan.
FIFA memang memiliki kebijakan yang jelas tentang pemisahan kekuasaan antara organisasi pemerintah dan federasi sepak bola. Bagi yang melanggar, bakal diskors dari keanggotaan dan dilarang tampil di level internasional seperti yang pernah dialami sepak bola Indonesia beberapa tahun lalu.
Advertisement
Masih Tersirat Kekhawatiran
Meski bersikap optimistis atas kembalinya Taliban, wawancara dengan salah seorang petinggi sepak bola Afghanistan yang dilakukan Marca belakangan tetap menyiratkan kekhawatiran.
"Saya dan keluarga hanya ingin hidup di tempat yang damai dan tenang, dan sayangnya, kami hanya dapat menemukannya di luar negeri," katanya.
"Di sini, tidak ada yang bisa menjanjikan kita kondisi sederhana ini.
"Saya tidak meminta limusin, saya hanya bertanya, 'Apakah ada yang bisa Anda lakukan untuk kami?'"