Liputan6.com, London- Penyerangan Rusia kepada Ukraina berdampak kepada Roman Abramovich, pemilik Chelsea. Seperti diketahui, Abramovich dikenal cukup dekat dengan presiden Rusia, Vladimir Putin.
Anggota Parlemen Inggris dari partai buruh, Chris Bryant mempertanyakan apakah Roman Abramovich masih bisa memiliki Chelsea. Dia juga meminta seluruh aset Abramovich untuk disita sebagai bagian dari sanksi atas penyerangan Rusia.
Roman Abramovic diketahui juga memberi sokongan finansial untuk pemerintah rusia. Kabarnya perusahaan dia pun terlibat dalam pencucian uang dan korupsi.
Advertisement
"Saya punya bocoran dokumen di 2019 dari Home Office yang mengungkapkan soal Abramovich," kata Bryant seperti dikutip Metro.
"Dia punya koneksi ke pemerintah Rusia dan punya asosiasi yang terkait aktivitas korupsi. Dalam persidangan, Abramovich mengakui dia bayar untuk pengaruh politik."
Dilarang
Bryant mengatakan kejadian itu sudah berlangsung 3 tahun lalu. Dia heran belum ada langkah apapun untuk mencegah Abramovich miliki Chelsea.
"Anehnya tak ada yang dilakukan terkait ini. Apakah Abramovich seharusnya tak memiliki lagi klub sepak bola di negeri ini?" katanya.
"Tentu kita harus menyita asetnya, termasuk rumah bernilai 152 juta pounds. Kita harus pastikan orang-orang memiliki aktivitas buruk seperti ini bisa tinggal di Inggris."
Advertisement
Menghilang
Abramovich dikabarkan menghilang dari Inggris beberapa waktu ini. Selain itu, dia dipastikan tak akan bisa masuk Inggris karena bakal dicegah imigrasi.
Abramovich sebelumnya sempat mencabut permohonan visa sebagai investor tier 1 di Inggris karena ingin jadi residen. Namun permohonan visa sebagai warga permanen sepertinya bakal ditolak.
Peringkat
Advertisement