Final Liga Champions Ricuh, Bos Liverpool Tuntut Menteri Olahraga Prancis Minta Maaf

Kemenangan Real Madrid atas Liverpool di Stade de France akhir pekan lalu dibayangi adegan kacau di luar stadion. Ribuan pendukung ditolak masuk meskipun memiliki tiket resmi. Mereka tertahan di pintu masuk dengan polisi menggunakan gas air mata dan semprotan merica untuk meredakan situasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Mei 2022, 19:30 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2022, 19:30 WIB
Ian Ayre
Ian Ayre bersama Jurgen Klopp dan Tom Werner. (Sky Sports)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Liverpool Tom Werner menuntut permintaan maaf dari Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Costera atas komentarnya yang ‘tidak bertanggung jawab, tidak profesional, dan sepenuhnya tidak sopan’ tentang kericuhan di final Liga Champions. 

Kemenangan Real Madrid atas Liverpool di Stade de France akhir pekan lalu dibayangi adegan kacau di luar stadion. Ribuan pendukung ditolak masuk meskipun memiliki tiket resmi. Mereka tertahan di pintu masuk dengan polisi menggunakan gas air mata dan semprotan merica untuk meredakan situasi. 

Pemerintah Prancis kemudian menuduh penggemar Liverpool sebagai biang keladi.

“Apa yang terjadi, pertama-tama, adalah pertemuan massal para pendukung klub Inggris Liverpool, tanpa tiket atau dengan tiket palsu,” ujar Oudea-Costera dilansir dari Goal Internasional, Selasa (31/5/2022). 

“Ketika ada banyak orang di dekat pintu masuk stadion, akan ada orang-orang lain yang mencoba memaksa masuk melalui pintu Stade de France, dan sejumlah pemuda dari daerah terdekat yang hadir mencoba masuk dan berbaur dengan kerumunan.” 

Tanggapan Werner

Foto: Jadi Kawan di Klub, Undian Memaksa Mereka akan Jadi Lawan di Piala Dunia 2022 Qatar
Di Grup A, dua pemain Liverpool, Sadio Mane (Senegal) dan Virgil van Dijk (Belanda) akan saling berhadapan di matchday pertama Grup A sekaligus partai pembuka Piala Dunia 2022 Qatar, 21 November 2022. (AFP/Paul Ellis)

Werner mengatakan Pemerintah Prancis tidak mau bertanggung jawab dan menyalahkan pihak lain. Dia berharap penyelidikan independeng berlangsung dan menghasilkan kesimpulan akhir.

“Saya menulis kepada Anda hari ini karena ketidakpercayaan, bahwa seorang menteri pemerintah Prancis, posisi yang memiliki tanggung jawab dan pengaruh yang sangat besar, dapat membuat serangkaian pernyataan yang belum terbukti tentang masalah yang begitu penting sebelum proses penyelidikan formal dilakukan,” ucap Werner. 

“Peristiwa yang terjadi di dalam dan sekitar Stade de France pada Sabtu malam di final Liga Champions tidak hanya sangat berbahaya bagi semua yang hadir, tetapi juga menimbulkan pertanyaan serius tentang organisasi dan pengoperasian acara tersebut.” 

“Ini harus menjadi fokus semua pihak yang berkepentingan. Saya telah menerima email yang tidak terhitung jumlahnya dari pendukung Liverpool. Mereka ketakutan setengah mati dan menjadi sasaran pelecehan polisi, semprotan merica, dan gas air mata.” 

Tidak Memihak, Independen, dan Transparan

Lebih lanjut, Werner menilai Oudea-Costera semestinya tidak memberikan komentar dan menuduh penggemar Liverpool secara berpihak. 

“Penyelidikan harus tidak memihak, independen, dan transparan. Komentar Anda tidak bertanggung jawab, tidak profesional, dan sepenuhnya tidak menghormati ribuan penggemar yang dirugikan secara fisik dan emosional," tandas Werner.

"Final Liga Champions seharusnya menjadi salah satu tontonan terbaik dalam olahraga dunia. Tapi yang terjadi justru penerapan prosedur keamanan terburuk dalam beberapa tahun terakhir.” 

 

Penulis: Jesslyn Koesman

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya