Nasi Grombyang, Makanan Pemalang yang Jadi Warisan Budaya

Keunikan nasi grombyang terletak pada teknik penyajiannya yang berbeda dari hidangan nasi berkuah lainnya.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 24 Feb 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2025, 15:00 WIB
[Bintang] Nasi Grombyang
Nasi Grombyang khas Pemalang. foto: Instagram (tapon_19)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Kemendikbud RI menetapkan proses pengolahan nasi grombyang sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Hal ini mengukuhkan posisi hidangan khas Pemalang ini dalam khasanah kuliner nusantara.

Pengakuan resmi ini menjadi bukti pelestarian makanan tradisional yang telah menjadi identitas masyarakat setempat selama berabad-abad. Keunikan nasi grombyang terletak pada teknik penyajiannya yang berbeda dari hidangan nasi berkuah lainnya.

Mengutip dari jatengprov.go.id, kuah kaldu rempah yang berlimpah membuat nasi terlihat mengapung dan bergoyang-goyang saat disajikan. Hal ini menimbulkan efek visual yang menjadi asal mula nama hidangan ini.

Kata grombyang dalam bahasa Jawa berarti bergoyang-goyang. Hal ini merujuk pada gerakan nasi yang terombang-ambing dalam kuah melimpah.

Perbandingan komposisi antara kuah dan nasi dalam hidangan ini menunjukkan dominasi kaldu yang mencapai tiga perempat dari volume sajian. Proporsi ini sengaja dirancang untuk menciptakan sensasi grombyang yang menjadi ciri khas kuliner Pemalang.

Teknik penyajian seperti ini tidak ditemukan pada hidangan nasi berkuah dari daerah lain di Indonesia. Daging kerbau menjadi bahan utama yang membedakan nasi grombyang dengan kuliner serupa.

Pemilihan daging kerbau bukan tanpa alasan, hewan ini memiliki sejarah panjang sebagai hewan ternak masyarakat Pemalang yang digunakan untuk menggarap sawah. Penggunaan daging kerbau merupakan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia di lingkungan sekitar.

Racikan bumbu nasi grombyang terdiri dari paduan rempah-rempah dengan komposisi rahasia yang diturunkan antar generasi. Campuran bawang merah, bawang putih, kemiri, lengkuas, jahe, serai, daun salam, dan gula merah membuat rasa gurih dan sedikit manis yang khas.

Proses pemasakan membutuhkan waktu hingga enam jam. Uniknya, kuah nasi grombyang mengandung antioksidan tinggi berkat komposisi rempah-rempah yang digunakan.

Komponen bioaktif dalam rempah seperti kurkumin, gingerol, dan eugenol memberikan manfaat kesehatan bagi pengonsumsinya. Penyajian nasi grombyang menggunakan mangkuk kecil berukuran sekitar 7-10 sentimeter.

Dalam satu porsi hidangan lengkap, biasanya disajikan 3-5 mangkuk kecil berisi nasi grombyang bersamaan dengan sepiring sate daging sapi atau kerbau. Sebagai bagian dari upaya pelestarian, Pemerintah Kabupaten Pemalang menyelenggarakan Festival Nasi Grombyang setiap tahunnya.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya