Temuan Komnas HAM dalam Tragedi Kanjuruhan: Aremania Turun untuk Berikan Semangat kepada Arema

Menurut Komnas HAM, suasana masih terkendali 12-20 menit setelah peluit panjang laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 12 Okt 2022, 15:23 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2022, 15:20 WIB
Komisioner Komnas HAM berikan tanggapan terkait kasus pembunuhan Brigadir J
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam memberikan keterangan terkait kasus dugaan pembunuhan Brigadir Nofriyansah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/8/2022). Berdasarkan temuan Komnas HAM sejauh ini, indikasi obstruction of justice itu terlihat dari perusakan barang bukti dan TKP, serta pengaburan keterangan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Komnas HAM membeberkan berbagai temuan yang didapati terkait tragedi Kanjuruhan, Rabu (12/10/2022). Salah satunya terkait situasi di lapangan sebelum kericuhan pecah usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya, pada lanjutan Liga 1,Sabtu (1/10/2022) lalu.

Dalam pernyataannya, Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam menyampaikan, suasana di Kanjuruhan sebenarnya masih terkendali, 12-20 menit setelah laga usai. Saat itu, pemain Arema menyampaikan permintaan maafnya kepada para suporter tuan rumah setelah menelan kekalahan 2-3 dari Bajul Ijo.

Menurut Choirul Anam, permintaan maaf seperti itu sudah menjadi tradisi di tim Arema FC. Setelah itu, Aremania kemudian turun ke lapangan untuk memberikan semangat kepada para pemain. 

"Ini sudah teruji, ada metadatanya. Jadi suasana masih terkendali. Ini terkonfirmasi," ujar Choirul dalam jumpa pers di kantor Komnas HAM, Rabu siang (12/10/2022).

"Angka ini penting untuk mengukur kapan gas air mata (dilepaskan) sebab itu yang menjadi pemicu utama yang menyebabkan korban jiwa dan luka," ujar Choirul Anam menjelaskan.

Seperti diketahui, tragedi Kanjuruhan telah menelan hingga 132 korban jiwa. Ini merupakan insiden sepak bola terburuk dalam sejarah sepak bola Indonesia. Tragedi Kanjuruhan juga tercatat sebagai kericuhan sepak bola paling mematikan kedua di dunia setelah insiden Estadio Nacional, 1964 lalu.

Berbagai tim telah dibentuk untuk mengusut kasus ini. Selain Komnas HAM, muncul juga Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin langsung oleh Menkopolhukam, Mahfud MD. Tim ini juga mendalami akar permasalahan tragedi Kanjuruhan dan telah memanggil sejumlah pihak, termasuk PSSI hingga PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator Liga.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pintu Terbuka tapi Kecil

Bunga dan Doa Terus Mengalir di Stadion Kanjuruhan Malang
Dua orang pelajar menabur bunga dan berdoa di depan pintu 13 Stadion Kanjuruhan Malang. Mereka mendoakan para korban tragedi pada 1 Oktober 2022 dan berharap kelak kejadian serupa tak terulang lagi (Liputan6.com/Zainul Arifin) 

Pada kesempatan yang sama, Choirul Anam juga menjelaskan kondisi stadion saat kerusuhan pecah. Menurutnya, pintu di tribune sebenarnya sudah terbuka sejak awal, termasuk di tribune 10, 11, 12, 13, dan 14. . Hanya saya, Komnas HAM menurut Choirul, menemukan fakta kalau ukuran pintu-pintu itu memang sangat kecil. "Pintu itu terbuka dan harus dilihat serius," katanya.

"Kami punya video eksklusifnya yang memperlihatkan pintu-pintu itu terbuka, termasuk pintu 13 juga terbuka tetapi kecil," beber pria kelahiran Malang, 25 April 1977 tersebut menjelaskan.

Sebelumnya, salah seorang saksi yang kehilangan anak dan suaminya, Elimiati juga mengungkapkan hal yang sama. Saat polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan penonton, dia dan suami serta anaknya sempat berusaha keluar lewat pintu di tribune 13. 

Namun saat itu, pintu hanya terbuka sedikit sementara penonton yang panik semakin padat. Dia akhirnya terpisah dengan anak dan suaminya. Belakangan diketahui, mereka meninggal dalam insiden itu. "Ternyata pintu sektor 13 hanya terbuka sedikit. Hanya cukup dilewati dua orang saja,” tuturnya. (Baca juga Duka Elimiati, Kehilangan Suami dan Anaknya 3 Tahun di Tragedi Kanjuruhan).

 

 


Tetapkan 6 Tersangka

Akhmad Hadian Lukita
Direktur utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian Lukita. (Bola.com/Muhammad Faqih)

Sebanyak 132 orang meninggal dalam kejadian ini. Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sudah menetapkan enam orang tersangka, termasuk Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita. 

Ketua Panpel Arema, Abdul Haris juga ditetapkan sebagai tersangka. Begitu juga dengan security officer Arema, Suko Sutrisno. Sebelumnya, Komdis PSSI sudah lebih dulu menjatuhkan sanksi berupa larangan beraktivitas di sepak bola Indonesia selama seumur hidup bagi keduanya.

PSSI juga menjatuhkan hukuman kepada Arema selaku penyelenggara berupa larangan menggelar partai kandang di Stadion Kanjuruhan hingga akhir musim 2022/2023, plus denda Rp 250 juta.

Tersangka lain adalah Kabag Ops Polres Malang Wahyu S. Dia mengetahui adanya aturan FIFA soal larangan penggunaan gas air mata, tapi tidak mencegah atau melarang pemakaian saat kejadian.

Selanjutnya Danyon Brimob Polda Jatim berinisial H dan Kasat Samapta Polres Malang Bambang Sidik Achmadi yang disebut memerintahkan anggota untuk menembakkan gas air mata.

 


FIFA Turun Tangan

Tragedi Kanjuruhan telah menyita perhatian banyak pihak. Tidak hanya stake holder sepak bola di Tanah Air saja, insiden ini juga memaksa FIFA ikut turun tangan.

Presiden FIFA, Gianni Infantino dalam suratnya kepada Presiden Joko Widodo, menyebut persitiwa ini sebagai kasus berat yang dapat menimbulkan sanksi penangguhan. Hanya saja, FIFA masih mendukung upaya Indonesia untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.

FIFA lalu memberikan lima langkah, yang perlu dibenahi untuk menghindari tragedi Kanjuruhan berulang lagi, yakni standar keamanan stadion, protokol dan prosedur pengamanan polisi, sosialisasi, penjadwalan, hingga pendampingan dan benchmarking. Langkah-langkah perbaikan selanjutnya bakal dilakukan oleh pemerintah Indonesia berkolaborasi dengan AFC, FIFA, dan federasi atau PSSI.

Presiden Joko Widodo menyambut baik respons FIFA. Jokowi bersyukur Indonesia tidak mendapatkan sanksi dari FIFA. "Berdasarkan surat tersebut, alhamdulillah sepak bola Indonesia tidak dikenakan sanksi oleh FIFA," ujar Jokowi menanggapi surat FIFA tersebut.

Pemerintah Indonesia dan FIFA selanjutnya akan membentuk tim transformasi sepak bola. Rencananya, Gianni Infantino bakal turun langsung pada 18 Oktober mendatang. Menurut Jokowi, FIFA untuk sementara akan berkantor di Indonesia selama proses tersebut berjalan.

 

Infografis Pembentukan TGIPF dan Penyidikan Tragedi Kanjuruhan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pembentukan TGIPF dan Penyidikan Tragedi Kanjuruhan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya