Pengembangan Anfield Ditolak Beberapa Pemilik Tanah

Pengembangan Stadion Anfield ditolak dari beberapa pemilik rumah di sekitar Anfield. Dua pemilik rumah itu enggan menjual tanah mereka.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Jun 2013, 18:27 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2013, 18:27 WIB
road-anfield-130625b.jpg

Rencana pengembangan dan perluasan area kompleks Stadion Anfield yang direncanakan oleh Liverpool dan Dewan Kota Liverpool (LCC) ternyata meleset dari rencana. Ada penolakan dari seorang pemilik rumah yang tinggal di sekitar area yang akan menjadi bagian perluasan Anfield.

Orang yang menolak rencana itu adalah Graham Jones, pemilik dua rumah nomor 63 dan 65 di Rockfield Road. Jones mengungkapkan LCC telah dengan sengaja membeli area Rockfield Road dan membiarkannya 'mati' sejak 1990, agar bisa melakukan pembebasan lahan.

Setidaknya ada 72 rumah yang ada di daerah lain, yakni Lothair Road yang berdekatan dengan Rockfield Road dan Anfield Road, yang telah dibeli oleh LCC. Namun, masih ada delapan rumah lagi yang masih berada dalam negosiasi. Delapan rumah itu sendiri dimiliki delapan orang pemilik tanah, salah satunya adalah Jones.

Hampir serupa dengan Jones, salah satu pemilik tanah di Lothair Road adalah Paul Mahoney. Pria tersebut memiliki lima buah rumah. Mahoney yang marah mengatakan LCC tampak seperti boneka untuk The Redsl, dengan memaksa penduduk menjual rumah mereka untuk perluasan komplek Anfield dan mengeruk banyak uang.

Jones dan rekannya mengklaim apabila akibat ulah LCC mereka telah mendapat kerugian setidaknya 500 ribu pound atau sebesar Rp 7 miliar sejak pembebasan lahan yang dilakukan oleh LCC.

"Anfield merupakan sebuah area yang kebanyakan dihuni kelas pekerja, hingga Liverpool mulai membeli rumah dan membiarkannya kosong, karena ingin jalanan itu dihancurkan," ujar Jones kepada Guardian.

"Itu sebuah kegagalan dalam perencanaan dan dewan (LCC) membiarkan hal itu. Kami mengatakan tidak berminat dengan tawaran mereka dan ingin semuanya dibahas di pengadilan," ungkap Jones tegas.

Liverpool sendiri disebut-sebut akan menggelontorkan dana sebesar 260 juta pound atau sekitar Rp 3,99 triliun. (*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya