Cek Fakta: Klaim Virus Corona untuk Musnahkan Uighur tapi Malah Bocor di Wuhan, Faktanya?

Beredar klaim bahwa Virus Corona 2019-nCoV adalah senjata biologis China, kali ini dikaitkan dengan komunitas Uighur sebagai target. Jangan buru-buru percaya, cek faktanya!

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 05 Feb 2020, 19:37 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2020, 19:37 WIB
Cek Fakta: Gambar Tangkapan Layar Berita Tentang Virus Corona
Cek Fakta: Gambar Tangkapan Layar Berita Tentang Virus Corona

Liputan6.com, Jakarta - Situs Warta Berita (www.warta-berita.com) mengunggah berita berjudul, Terbongkar! Virus Corona untuk Musnahkan Uyghur, Tapi Malah Bocor di Wuhan.

Berikut isinya:

Virus corona yang mematikan dan menyebar secara global, diduga berasal dari laboratorium yang memproduksi senjata biologi.

Seorang ahli perang Israel mengatakan, laboratorium Wuhan tersebut terkait dengan program senjata biologi China.

Radio Free Asia telah menyiarkan ulang laporan televisi lokal Wuhan pada 2015 yang menunjukkan laboratorium penelitian virus paling maju di China yang dikenal dengan Wuhan Institute of Virology.

Tampak dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua China, seorang pekerja medis menulis nama rekan mereka pada baju pelindung untuk membantu identifikasi saat mereka bekerja di Rumah Sakit Zhongnan Universitas Wuhan, China tengah dan Provinsi Hubei, Jumat (24/1).

Otoritas kesehatan China mengumumkan mereka dengan cepat menyiapkan 1.000 tempat tidur untuk pasien terinfeksi virus baru yang telah menewaskan 26 orang dan ratusan orang terjangkit.

Beberapa kota di China mulai diisolasi dan area layanan publik sementara ditutup. Hal yang belum pernah terjadi sebelumnya, di saat bersamaan dengan Hari Libur Istimewa bagi China.

Diketahui Wuhan memiliki dua laboratorium yang terhubung dengan program bio-warfare.

Virus corona yang mematikan dan menyebar secara global, diduga berasal dari laboratorium yang memproduksi senjata biologi.

Seorang ahli perang Israel mengatakan laboratorium Wuhan tersebut terkait dengan program senjata biologi China.

Radio Free Asia telah menyiarkan ulang laporan televisi lokal Wuhan pada 2015 yang menunjukkan laboratorium penelitian virus paling maju di China yang dikenal dengan Wuhan Institute of Virology.

Tampak dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua China, seorang pekerja medis menulis nama rekan mereka pada baju pelindung untuk membantu identifikasi saat mereka bekerja di Rumah Sakit Zhongnan Universitas Wuhan, China tengah dan Provinsi Hubei, Jumat (24/1).

Otoritas kesehatan China mengumumkan mereka dengan cepat menyiapkan 1.000 tempat tidur untuk pasien terinfeksi virus baru yang telah menewaskan 26 orang dan ratusan orang terjangkit.

Beberapa kota di China mulai diisolasi dan area layanan publik sementara ditutup. Hal yang belum pernah terjadi sebelumnya, di saat bersamaan dengan Hari Libur Istimewa bagi China.

Diketahui Wuhan memiliki dua laboratorium yang terhubung dengan program bio-warfare.

Dany Shoham, mantan perwira intelijen militer Israel yang telah mempelajari perang bio Cina, mengatakan bahwa institut ini terkait dengan program senjata biologi rahasia Beijing.

“Laboratorium tertentu di institut ini mungkin telah terlibat, dalam hal penelitian dan pengembangan, dalam (senjata biologi) China, setidaknya secara jaminan, namun bukan sebagai fasilitas utama,” kata Shoham kepada The Washington Times, Jumat (24/1).

Shoham menyebut, pengerjaan senjata biologis dilakukan sebagai bagian dari penelitian sipil-militer ganda dan sangat rahasia.

Shoham adalah seorang doktor dalam bidang mikrobiologi medis. Dia adalah analis senior intelijen militer Israel untuk perang biologi dan kimia di Timur Tengah dan di seluruh dunia, dengan pangkat letnan kolonel.

Salah satu dugaan lain adalah, China menggunakan Virus Corona untuk menghabisi suku Uyghur di Xinjiang. Akhir-akhir ini, isu Uyghur memantik sentimen negara-negara mayoritas Islam.

Namun virus mematikan tersebut malah bocor di Wuhan jelang Imlek. Saat Imlek, puluhan juta warga China yang tersebar di seluruh penjuru dunia, pulang ke kampung halamannya.

China sendiri selalu membantah memiliki senjata biologis ofensif. Namun, Departemen Luar Negeri, dalam sebuah laporan tahun lalu, mengatakan mereka mencurigai China telah terlibat dalam pekerjaan perang biologis terselubung.

Pihak berwenang China sejauh ini mengatakan bahwa asal-usul virus corona, yang telah membunuh banyak orang dan menginfeksi ratusan di pusat Provinsi Hubei, tidak diketahui asal usulnya.

Seorang pejabat AS, menyebut ini adalah satu tanda yang tidak menyenangkan, desas-desus semu sejak wabah yang dimulai beberapa minggu lalu mulai beredar di Internet China yang mengklaim bahwa virus itu adalah bagian dari konspirasi AS untuk menyebarkan senjata kuman.

Itu bisa menunjukkan China sedang mempersiapkan outlet propaganda untuk melawan tuduhan di masa depan bahwa virus baru corona berasal dari salah satu laboratorium penelitian sipil atau pertahanan Wuhan.

Benarkah Virus Corona sengaja dibuat untuk memusnahkan warga Uighur? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com:

Penelusuran Fakta

Dalam artikelnya, situs www.warta-berita.com menulis klaim: "Salah satu dugaan lain adalah, China menggunakan Virus Corona untuk menghabisi suku Uyghur di Xinjiang. Akhir-akhir ini, isu Uyghur memantik sentimen negara-negara mayoritas Islam.

Namun virus mematikan tersebut malah bocor di Wuhan jelang Imlek. Saat Imlek, puluhan juta warga China yang tersebar di seluruh penjuru dunia, pulang ke kampung halamannya."

Pencarian dengan kata kunci 'uighur, coronavirus' dan 'uyghur, coronavirus' di Google Search tidak menghasilkan temuan sesuai dengan klaim tersebut.

Pencarian justru diarahkan ke sejumlah situs yang menggambarkan kekhawatiran jika Virus Corona 2019-nCoV sampai ke Xinjiang, khususnya ke kamp warga di sana -- yang oleh Barat disebut 'kamp tahanan', sementara pihak Tiongkok menyebutnya 'fasilitas vokasi'.

Salah satunya dalam artikel Chinese Official in Xinjiang Declares Coronavirus Data Is a ‘State Secret’ yang dimuat situs Breitbart.

Juga artikel berjudul, “This could be a massive disaster”: What happens if the coronavirus hits China’s internment camps? yang dimuat Vox.com pada 28 Januari 2020.

Tak ada satupun yang menyebut soal virus corona sebagai senjata China yang bocor, apalagi dikaitkan dengan komunitas muslim Uighur.

Asal Usul Teori Konspirasi Virus Corona Senjata Biologis

Dugaan bahwa Virus Corona 2019-nCoV adalah senjata biologis China awalnya dimuat dalam artikel berjudul Coronavirus may have originated in lab linked to China's biowarfare program yang dimuat Washington Times pada 26 Januari 2020.

Situs tersebut menyebut, Radio Free Asia menayangkan kembali laporan televisi di Wuhan, dari tahun 2015, yang menunjukkan laboratorium riset virus canggih, Wuhan Institute of Virology -- yang dinyatakan sebagai fasilitas satu-satunya di China yang bisa menangani virus mematikan.

Media tersebut juga mengutip Dany Shoham, mantan perwira intelijen militer Israel, yang mempelajari strategi perang biologis China.

Ia mengatakan bahwa institut tersebut terkait dengan program senjata biologis rahasia Beijing.

"Laboratorium tertentu di institut tersebut mungkin terlibat, dalam hal penelitian dan pengembangan, terkait (senjata biologis) China, setidaknya secara kolateral, namun bukan sebagai fasilitas utama jajaran senjata biologis Cina," kata Shoham kepada The Washington Times.

Shoham tak menawarkan bukti yang mendukung sangkaannya itu. Seperti dikutip dari artikel Coronavirus: Experts dismiss conspiracies blaming Wuhan Institute of Virology for outbreak yang dimuat situs www.newshub.co.nz, spekulasinya dibantah ahli lain.

"Tak ada bukti bahwa virus (corona 2019-nCoV) adalah senjata biologis...klaim soal itu (sengaja) menyebarkan informasi yang salah dan sangat tidak bertanggung jawab," kata Vipin Narang dari Melbourne Institute of Technology.

Tak lama kemudian muncul isu yang menyebut, China mencuri Virus Corona dari laboratorium Kanada dan mengubahnya jadi senjata biologis.

Situs cek fakta Politifact dalam artikel berjudul Says China "stole Coronavirus from Canada and weaponized it into a Bioweapon." menyebut, klaim tersebut sama sekali tak didukung bukti sahih.

Versi lain muncul dari situs media Iran, Press TV. Dalam artikel berjudul Is coronavirus a US biowarfare weapon as Francis Boyle believes?, mengungkap dugaan bahwa Virus Corona adalah senjata biologis Amerika Serikat. 

 

Kesimpulan

Tidak ada bukti sahih yang mendukung dugaan bahwa Virus Corona 2019-nCoV adalah senjata biologis China yang bocor, dicuri dari Kanada dan kemudian dijadikan senjata biologis, atau dugaan bahwa Virus Corona adalah senjata biologis Amerika Serikat.

Apalagi, dikaitkan dengan klaim bahwa senjata itu ditujukan untuk etnis Uighur.

 

Data: Eka M

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya