Studi Sebut Hoaks Tersebar 6 Kali Lebih Cepat di Twitter Ketimbang Berita Asli

Hoaks atau kabar palsu terus bergulir di seluruh platform media sosial termasuk Twitter.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 02 Okt 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2020, 10:00 WIB
Ilustrasi Twitter
Ilustrasi Twitter. (Liputan6/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks atau kabar palsu terus bergulir di seluruh platform media sosial termasuk Twitter. Ironisnya menurut studi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) tahun 2018, hoaks menyebar di Twitter 6 kali lebih cepat ketimbang berita aslinya.

Studi ini melibatkan tiga juta orang dengan jumlah tweet sebanyak 4,5 juta kali dari tahun 2016-2017. Dari jumlah tersebut diambil 126 ribu tweet yang berhubungan dengan berita.

Untuk menentukan sebuah berita yang ditweet benar atau salah, MIT menggandeng enam lembaga pemeriksa fakta yakni factcheck.org, hoax-slayer.com, politifact.com, snopes.com, truthorfiction.com, dan urbanlegends.about.com.

Dari studi ditemukan bahwa berita palsu diretweet 70 persen lebih banyak ketimbang berita yang asli. Selain itu butuh waktu enam kali lebih lama bagi berita asli menjangkau 1500 orang ketimbang berita palsu.

Sementara dalam hal rantai retweet yang tak terputus, berita palsu 10 kali lebih banyak dan 20 kali lebih cepat ketimbang akun yang meretweet berita asli.

 

Komentar Peneliti

Ilustrasi Twitter
Ilustrasi Twitter (Liputan6.com/Sangaji)

"Twitter sudah menjadi sumber utama kita mencari berita. Namun saya akhirnya sadar yang saya baca di media sosial hanyalah rumor dan bagian dari berita palsu," ujar Soroush Vosoughi, salah satu peneliti seperti dilansir Wion.

"Berita palsu seperti novel dan orang lebih suka membagikan informasi seperti novel. Apalagi orang senang mendapat perhatian ketika ia menjadi pertama yang menyebarkan sebuah informasi," kata Sinan Aral, peneliti lain menimpali.

"Jika yang menyebarkan hanya bot, kita hanya membutuhkan solusi teknologi. Namun sekarang intervensi perilaku lebih penting untuk menghentikan penyebaran berita hoaks," katanya menambahkan

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya