Twitter Tandai Video Hoaks Joe Biden Lupa Nama Daerah

Video hoaks Joe Biden itu kemudian diberi tanda "media yang dimanipulasi" oleh Twitter pada Minggu 1 November 2020 malam.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Nov 2020, 20:07 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2020, 20:07 WIB
Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, memberi isyarat saat berbicara selama debat capres AS 2020 pertama pada Selasa (29/9/2020), di Case Western University dan Cleveland Clinic, Cleveland, Ohio. (Foto AP/Patrick Semansky)
Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, memberi isyarat saat berbicara selama debat capres AS 2020 pertama pada Selasa (29/9/2020), di Case Western University dan Cleveland Clinic, Cleveland, Ohio. (Foto AP/Patrick Semansky)

Liputan6.com, Jakarta - Platform media sosial, Twitter menandai video Calon Presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden yang diedit seakan-akan lupa nama daerah di mana ia kampanye. Video itu ternyata sudah dilihat lebih dari 1 juta kali di Twitter sejak muncul akhir pekan lalu.

Dilansir dari cnn.com, dalam video tersebut, Biden berbicara di depan kerumunan. "Halo, Minnesota!" Peristiwa itu memang berlangsung di St Paul, Minnesota.

Dalam video asli yang belum diedit, tanda di depan dan di belakang Biden saat d atas panggung bertuliskan "Teks MN ke 30330" - memperjelas bahwa acara tersebut di Minnesota.

Namun dalam video palsu, tanda-tanda di atas panggung diedit menjadi "Tampa, Florida," dan "Teks FL ke 30330." Video itu dibagikan di Twitter oleh seseorang yang menuduh Biden melupakan peristiwa itu.

Salah satu versi video palsu yang beredar di Twitter telah dilihat lebih dari 1,1 juta kali dalam waktu kurang dari 24 jam.

Video itu kemudian diberi tanda "media yang dimanipulasi" oleh Twitter pada Minggu 1 November 2020 malam. Akun Twitter yang mengunggah pertama kali, kemudian menghapus video tersebut.

Sebelumnya, Twitter dan Facebook membekukan sejumlah akun yang baru dibuat karena menyebarkan hoaks tentang pemungutan suara di Amerika Serikat.

Twitter menangguhkan akun-akun tersebut karena beraktivitas mencurigakan. Salah satu akun yang dibekunan adalah SVNewsAlerts. Akun yang baru seminggu lalu dibuat, memiliki 78.000 pengikut.

Dilansir dari Antara, akun-akun tersebut melanggar kebijakan platform mikrobolog tersebut soal "koordinasi", yaitu mengunggah konten yang identik dan berusaha tampil independen, untuk menutupi perilaku otomatis.

Akun SVNewsAlerts berulang kali memperingatkan soal kerusuhan pemilu dan isu soal keamanan dan keandalan pemungutan suara.

Facebook juga menangguhkan laman (page) bernama SVNewsAlerts, namun menolak untuk berkomentar. Platform tersebut dikabarkan juga menangguhkan sejumlah akun karena aktivitas mencurigakan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya