Cek Fakta: Tidak Benar PKS Pesan ke Menag Jangan Ganggu Radikal dan Terorisme

Beredar kabar PKS memberi pesan kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas agar jangan mengganggu radikal dan terorisme. Benarkah?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 29 Jun 2021, 18:09 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2021, 18:09 WIB
Gambar Tangkapan Layar Kabar PKS Berpesan kepada Menag Baru Agar Jangan Ganggu Radikal dan Terorisme (sumber: Facebook).
Gambar Tangkapan Layar Kabar PKS Berpesan kepada Menag Baru Agar Jangan Ganggu Radikal dan Terorisme (sumber: Facebook).

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memberi pesan kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas agar jangan mengganggu radikal dan terorisme beredar di media sosial.

Kabar tersebut disebarkan akun Facebook Gatot W. Sast pada 24 Juni 2021. Akun Facebook Gatot W. Sast mengunggah gambar tangkapan layar artikel berjudul "Pesan PKS ke Menag Baru: Jangan Ganggu Radikal dan Terorisme" yang dimuat situs viva.co.id pada 23 Desember 2020.

"@@@KOMAIRRA

#EDISI : WAJAH ASLI WAHABI

*** Monggo silahkan dinilai sendiri ... 🙏🙏🙏," tulis akun Facebook Gatot W. Sast.

Konten yang disebarkan akun Facebook Gatot W. Sast telah 17 kali dibagikan dan mendapat 111 komentar warganet.

Benarkah PKS memberi pesan kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas agar jangan mengganggu radikal dan terorisme? Berikut penelusurannya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar PKS memberi pesan kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas agar jangan mengganggu radikal dan terorisme.

Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "pesan pks ke menag baru" di kolom pencarian Google Search. Hasil penelusuran mengarah ke artikel "Pesan PKS ke Menag Baru: Jangan Jualan Isu Radikal dan Terorisme" yang dimuat situs viva.co.id pada 23 Desember 2020.

Gambar Tangkapan Layar Artikel dari Situs viva.co.id.

VIVA – Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, menyoroti langkah Presiden Joko Widodo yang melakukan prombakan atau reshuffle kabinet. Mardani menyoroti menteri-menteri yang baru dipilih, khususnya menteri agama. Mardani meminta agar menteri agama tidak terus-terusan memunculkan isu radikalisme dan terorisme.

Mardani mengeluarkan pernyataan tersebut sebagai respons atas pernyataan menteri agama baru, Yaqut Cholil Qoumas, yang tak ingin agama jadi alat politik melawan pemerintah.

Menurut Mardani, jika pemerintah terus-terusan memunculkan isu radikalisme dan juga terorisme justru berdampak buruk bagi bangsa Indonesia di mata dunia.

"Izin nitip salam buat pemerintah, jangan selalu jualan isu radikalis dan teroris, karena statement-statement pemerintah RI dikutip media barat," kata Mardani, Rabu, 23 Desember 2020

Menurut Mardani, media luar negeri, khususnya dari bagian barat, akan menuliskan dan menyimpulkan bahwa Indonesia tidak aman karena masih marak radikalisme dan terorisme. Hal itu tentunya akan membawa kerugian bagi Indonesia, dan negara ini dianggap tidak dapat menjamin keamanan.

Kerugiannya, kata Mardani, adalah para investor enggan untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Dikhawatirkan para investor ragu dan akan lari karena Indonesia dianggap tidak aman, kemudian mereka akan memilih berinvestasi di negara tetangga.

"Media luar menulis Indonesia tidak aman. Akhirnya Investor ragu masuk Indonesia. Sehingga investor dan pariwisata masuk ke negara tetangga," ujar Mardani.

Diketahui, Presiden Joko Widodo akhirnya melakukan reshuffle terhadap sejumlah menterinya di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. Keputusan untuk melakukan reshuffle terhadap sejumlah menteri tersebut, diumumkan sendiri oleh Presiden Jokowi, melalui laman YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 22 Desember 2020.

Sejumlah nama yang dikenalkan Jokowi yaitu, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama, Tri Rismaharini (Risma) sebagai Menteri Sosial, dan Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan.

Kemudian, Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan M Luthfi sebagai Menteri Perdagangan serta Trenggono Sakti Wahyu sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP).

 

Referensi:

https://www.viva.co.id/berita/politik/1333900-pesan-pks-ke-menag-baru-jangan-jualan-isu-radikal-dan-terorisme?page=all&utm_medium=all-page

 

Kesimpulan

Kabar tentang PKS memberi pesan kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas agar jangan mengganggu radikal dan terorisme ternyata tidak benar.

Faktanya, gambar tangkapan layar artikel yang disebarkan akun Facebook Gatot W. Sast telah dimanipulasi atau diedit.

 

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya