Kumpulan Hoaks Penyebab Kanker, dari Swab Test sampai Pakai Masker

Simak kumpulan hoaks penyebab kanker

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Jan 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi Hoaks Hoax
Ilustrasi Hoaks. (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta- Informasi seputar penyebab kanker beredar di media sosial, namun tidak semua kabar tersebut benar. Sebab itu kita harus waspada agar tidak menjadi korban hoaks.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar penyebab kanker, hasilnya sebagian terbukti hoaks.

Simak kumpulan hoaks penyebab kanker:

1. Alat Swab Test COVID-19 Bisa Sebabkan Kanker

 Klaim tentang alat swab test COVID-19 dapat menyebabkan kanker karena mengandung Ethylene Oxide beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 16 Januari 2022.

Akun Facebook tersebut mengunggah narasi berisi klaim bahwa alat swab test COVID-19 sangat berbahaya dan dapat memicu kanker. Hal ini disebabkan kandungan Ethylene Oxide dalam alat swab test.

"A friend of mine who is a nurse just posted this. Even the tests are bad for you. 😯 PCR tests= (‘PCR’ stands for Polymerase Chain Reaction)

They are made in China

-Are saturated with Ethylene Oxide which is a dangerous flammable, colorless gas and a carcinogen & immunogen. Used in antifreeze for cars & machinery. Also used as a pesticide & a sterilizing agent. Exposure to EO by inhalation increases the risk of Hodgkin’s Lymphoma, myeloma’s, Leukemia’s, stomach and breast cancer. It’s mutagenic & messes with your DNA. Will literally change the structure of the building blocks of your body. Acute inhalation of workers to high levels of EO has resulted in nausea, vomiting, neurological disorders, respiratory irritation and bronchitis, lung injury, shortness of breath, headaches, diarrhea, pulmonary edema, lymphoid cancers, tumors of the brain, lungs, breasts, uterus and connective tissues, emphysema, sinus refractory infection (refractory means it does not respond to normal treatments). Increased exposure can cause reproductive effects and miscarriages, testicular and sperm degeneration. Impacts your central & peripheral nervous systems.

-Graphene Oxide= A known poisonous toxin. Self-replicates when hooked up to 5G

-Lithium= a dangerous substance to the human body.

-Hydrogel

(They stick it all the way up your nose so as to rub it on the back of your nasal passage in order for it to cling to your tissues & eat through your blood/brain barrier. The more tests you allow, the more it will penetrate and wreak havoc on your brain & pineal gland and cause early-onset Alzheimer’s).

#PCRTestdoesnotwork

#GrapheneOxide

#Scamdemic," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 46 kali dibagikan dan mendapat 34 komentar warganet.

Benarkah alat swab test COVID-19 dapat menyebabkan kanker karena mengandung Ethylene Oxide? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

2.  Radiasi Wifi Sebabkan Kanker pada Anak

Klaim tentang radiasi wifi menyebabkan kanker pada anak beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 23 September 2019 lalu.

Akun Facebook tersebut mengunggah narasi berisi cerita seorang anak yang terkena kanker darah karena sinyal wifi.

Berikut narasinya:

"Buat yg punya anak usia 1-13 tahun atau yg punya Cucu usia 1-13 tahun BACA dng SERIUS utk kesehatan dan keselamatan anak dan atau cucu tersayang !!!

Perkenankanlah, saya atas nama *Retno Seysa Sekarsary Pumpi bdo*, selaku Bude dari *Ananda Zein Raffael Khasan*, usia *3th (blm genap)* yang sampai sa'at ini *sudah 2 minggu terbaring* di Rumah Sakit karena didiagnosa terkena kanker darah..

Yang mana kita semua tidak tahu dan tidak ada gejala sebelumnya. Di rumah anak tersebut aktif, sehat, pintar bahkan sudah sekolah di PAUD.

Hanya dalam *kurun waktu 1 bulan* gejala yang menyerang *sangatlah cepat*, bermula dari *sariawan dan demam, serta mata sedikit bengkak..*

Kami mengira hanyalah efek dari menangis yang tak berkesudahan, hingga menjadikan mata itu sembab.. singkat cerita kami bawa ke salah satu Klinik Anak dan disarankan untuk langsung dibawa ke Rumah Sakit.

Kamipun bawa ke Rumah Sakit dekat kami tinggal dan pihak dokter tidak berani ambil tindakan karena dirasa sudah parah dan harus dibawa ke RS Pantirapih atau Sardjito..

Mengingat karena kondisi anak sudah lemas kami bawa ke RS Pantirapih dan dirawat 3 hr di sana.. Dengan kondisi yang semakin memburuk pihak RS merujuk lagi ke RS Sarjito, untuk penanganan yang lebih... Setelah keponakan kami dirawat di sana dan sudah menjalani *CT Scan*, hasil yang mencengangkan karena keponakan kami mengidap *kanker darah*.. dan sudah *stadium 4..!*

Dengan *kemotraphy* dan *pengambilan sumsum tulang belakang* menjadikan kami sekeluarga sedih, prihatin, kenapa anak sekecil ini harus menderita sakit seperti itu... _adakah salah kami... ??_

_Lantas saya mencari jawaban apa yang menyebabkan anak ini sakit seperti ini..._

Pihak medis menjawab banyak faktor .. salah satunya adalah terkena *RADIASI (bersumber dari Gadget, radiasi Wifi)* . Tersentak kami baru sadar, kami baru percaya, karena selama ini ananda Zein Raffael *sangat intens bermain gadget* (hp dengan you tube-nya) dan dari pancaran Wifi yang ada di rumah kami.. dan membiarkannya karena anak dirasa diam saat bermain gadgetnya.

_Kami menangis, kami sedih, kami menyesal... kenapa kami biarkan anak2 asik dengan gadgetnya.... Hingga sekarang terjadilah seperti ini_....

Di sini kami hanya berbagi kepada saudara2ku, janganlah sampai terjadi hal yang sama seperti pengalaman kami.. janganlah menyesal jika sudah terjadi .. sebelum terjadi lebih baik katakan *TIDAK ..!* untuk *anak2 kita yang masih balita...*

Dari kami.. Mohon dido'akan kesembuhan ananda *ZEIN RAFFAEL KHASAN*, agar segera diangkat penyakitnya dan kembali pulang berkumpul bersama keluarga....

_Hanya kami minta do'anya untuk kesembuhan keponakan kami ini_.....🙏

Ma'af jika sudah panjang tulisan kami, dengan share pengalaman tersebut, berarti panjenengan menyelamatkan jutaan balita untuk generasi masa depan yang sehat..

_Mohon ma'af jika banyak salah pada kami, untuk pembelajaran kita semua._

Terimakasih..

SEBAGAI PELAJARAN BAGI KITA," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 4.500 kali dibagikan dan mendapat 1000 komentar warganet.

Benarkah radiasi wifi menyebabkan kanker pada anak? Simak hasil penelusuran berikut ini.

 

3. Memakai Masker Selama Setahun Bikin Kanker

Beredar lagi di media sosial klaim terkait masker yang bisa menyebabkan kanker. Postingan ini ramai dibagikan sejak akhir bulan lalu.

Salah satunya yang dibagikan oleh akun bernama Ari Kampai Bin Anwar. Dia mempostingnya di Facebook pada 27 Januari 2021. Berikut isi postingannya:

"Apa lagi ya yang di impor dari China ya..virus sudah.. instalasi fasilitas pengobatan virusCorona untuk rumah sakit sudah.jarum suntik sudah.masker sudah,,detektor virus sudah.vaksin Corona sudah..

Oh iya ..nanti ada lagi di impor china.untuk pengobatan kanker paru paru beserta obat nya..Karana China sudah menyiapkan semua nya..China sudah tahu jika orang make masker monoton s lama setahun lebih orang bisa kena kanker paru-paru,, karena racun carbondioksida yang di hirup terus..

Susah juga sih.. pemerintah kita kiblat nya ke China..kalo tak ..tak bisa ngutang yang bayar oleh anak cucu penerus bangsa Indonesia ini."

Lalu benarkah pemakaian masker selama setahun bisa menyebabkan kanker? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya