Liputan6.com, Jakarta- Penipuan jual beli online semakin marak terjadi di Indonesia. Modus operandinya beragam dan terus berkembang, sehingga kita perlu waspada. Baik pembeli maupun penjual berpotensi menjadi korban. Kejahatan ini merugikan secara finansial dan bahkan dapat menimbulkan kerugian non-finansial seperti pencurian data pribadi.
Untuk menghindari kita menjadi korban, kenali modus penipuan jual beli online yang umum terjadi, baik yang menarget pembeli maupun penjual, dengan memahami modus-modus ini, diharapkan masyarakat dapat lebih berhati-hati dan terhindar dari kerugian.
Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
Advertisement
Caranya mudah:
* Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse
* Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”
* Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”
* Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya
Modus Penipuan yang Menarget Pembeli
Modus penipuan online yang menyasar pembeli sangat beragam. Salah satu yang paling umum adalah penawaran harga yang tidak masuk akal. Penipu menawarkan barang bermerek dengan harga jauh di bawah pasaran untuk menarik korban. Setelah pembayaran dilakukan, barang tak kunjung dikirim atau kualitasnya jauh berbeda dari yang dijanjikan.
Modus lain adalah barang palsu atau tidak sesuai deskripsi. Gambar produk yang ditampilkan sangat menarik, namun barang yang diterima jauh berbeda. Deskripsi produk dibuat samar untuk menghindari kecurigaan. Penipuan berkedok pre-order juga sering terjadi, di mana uang telah dibayarkan, tetapi barang tidak pernah dikirim.
Selain itu, ada pula penipuan berkedok lelang atau giveaway. Korban diminta membayar biaya administrasi atau ongkos kirim yang tinggi, tetapi tidak pernah menerima barang. Penipu juga sering mencuri data pribadi korban, seperti nomor KTP, foto selfie dengan KTP, atau OTP, untuk kejahatan lain.
Penipuan berkedok COD (Cash on Delivery) juga perlu diwaspadai. Meskipun terkesan aman, penipu dapat mengirimkan barang yang tidak sesuai atau tidak mengirimkan barang sama sekali. Penipuan segitiga melibatkan perantara yang memanipulasi informasi dan mengarahkan ke jalur pembayaran yang tidak aman.
Modus lain termasuk penipuan biaya tambahan setelah pembayaran awal, testimoni palsu untuk meningkatkan kepercayaan, dan akun palsu/toko bodong yang mirip dengan toko online resmi. Semua modus ini bertujuan untuk meraup keuntungan dengan cara yang tidak jujur.
Advertisement
Modus Penipuan yang Menarget Penjual
Penjual juga bisa menjadi korban penipuan online. Pembayaran palsu merupakan salah satu modus yang umum. Penipu melakukan pembayaran palsu dengan metode yang tidak terverifikasi atau cek/transfer yang tidak valid. Setelah barang dikirim, pembayaran tidak pernah terkonfirmasi.
Penipuan perantara juga sering terjadi. Penipu menyamar sebagai pembeli dan meminta penjual mengirimkan barang ke alamat tertentu. Setelah barang dikirim, penipu tidak pernah membayar. Modus ini sangat merugikan penjual karena kehilangan barang dan uang.
Tips Menghindari Penipuan
- Lakukan riset terhadap penjual
- Perhatikan harga yang ditawarkan
- Gunakan platform jual beli online terpercaya
- Hindari komunikasi di luar platform
- Jangan transfer uang langsung ke rekening pribadi
- Simpan bukti transaksi
- Waspadai permintaan informasi pribadi yang mencurigakan
- Lakukan COD jika memungkinkan
- Laporkan penipuan kepada pihak berwajib
Dengan meningkatkan kewaspadaan dan memahami modus-modus penipuan online, kita dapat meminimalisir risiko menjadi korban. Selalu periksa reputasi penjual, waspadai harga yang terlalu murah, dan manfaatkan fitur keamanan yang disediakan oleh platform jual beli online. Jangan ragu untuk melaporkan setiap kecurigaan penipuan kepada pihak berwajib.
Advertisement
