`Tugas Ayah: Penentu Garis-garis Besar Haluan Keluarga`

Diskusi dengan isteri tetap perlu dilakukan, namun keputusan dan tanggung jawab ada di tangan ayah.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Des 2015, 16:30 WIB
Diterbitkan 01 Des 2015, 16:30 WIB
`Tugas Ayah: Penentu Garis-garis Besar Haluan Keluarga`
Diskusi dengan isteri tetap perlu dilakukan, namun keputusan dan tanggung jawab ada di tangan ayah.

Citizen6, Jakarta Sabtu (21/11), sebuah Seminar yang mengangkat tema Ayah dalam pengasuhan diselenggarakan oleh sebuah komunitas bernama Kampung Keluarga. Dalam seminar tersebut, Kampung Keluarga mengundang Ibu Elly Risman sebagai narasumber. Selain Ibu Elly Risman, Kampung Keluarga turut mengundang Adhitya Mulya, pengarang buku Sabtu Bersama Bapak, untuk berbagi pengalaman serta bertukar pikiran dengan para orang tua mengenai peran ayah dalam mendidik anak.

Dalam sharing-nya, Adhitya Mulya menyampaikan bahwa seorang anak tidak lahir bersama owner’s manual. Buku "Sabtu Bersama Bapak" yang ia tulis merupakan sebuah perspektif dirinya sebagai ayah, bukan kebenaran absolut karena menurutnya tidak ada yang benar dan salah dalam dunia parenting.

Sementara itu, Ibu Elly Risman tidak henti-hentinya mengingatkan para orang tua, khususnya ayah untuk menjaga komunikasi dengan anak. “Orang tua harus bicara yang baik, penuh kasih sayang, dan berkata benar,” ucap Ibu Elly.

Diskusi dengan isteri tetap perlu dilakukan, namun keputusan dan tanggung jawab ada di tangan ayah.

Dalam paparannya, juga disebutkan tugas ayah sebagai penentu garis-garis besar haluan keluarga. Diskusi dengan isteri tetap perlu dilakukan, namun keputusan dan tanggung jawab ada di tangan ayah.

Seminar yang dihadiri oleh 400 peserta ini bukanlah kali pertama yang diselenggarakan oleh Kampung Keluarga. Di tahun sebelumnya, Kampung Keluarga mengangkat tema “Menghindarkan Anak dari Kejahatan Seksual”. Tidak hanya seminar, komunitas ini pun kerap menyelenggarakan acara yang pesertanya adalah anak-anak usia 3 – 12 tahun, di antaranya Rascue Agent: First Aid, Rescue Agent: Stranger, Rescue Agent: Bullying, dan Ngabuburit Club.

Komunitas ini dibentuk dari grup pengajian alumni Institut Teknologi Bandung (ITB). Adalah Alinne, Nita, Thya, Risa, dan Firly merupakan ibu-ibu muda yang dulunya merupakan wanita karir yang akhirnya kini fokus menjadi pengurus inti dari Kampung Keluarga.

“Kami tetap ingin berkarya dan berprestasi meskipun sudah tidak bekerja di kantor,” ucap Alinne. “Kami bersyukur karena saat harus meeting, anak-anak tetap bisa bersama kami,” tambahnya. Kampung Keluarga menyadari bahwa it takes a village to raise a child: butuh warga sekampung untuk membesarkan satu orang anak. Oleh karena itu, Kampung Keluarga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama membesarkan anak-anak masa depan bangsa Indonesia menjadi anak yang luar biasa.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini


**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya