Citizen6, Jakarta - Di banyak negara di Afrika, untuk menjaga diri dari pelecehan seksual serta kekerasan seksual, lebih dari 3,8 juta anak perempuan memilih menyetrika payudaranya. Keinginan tersebut tak hanya timbul dari diri mereka sendiri namun juga atas paksaan keluarga, dengan tujuan yang baik sebenarnya.
Baca Juga
Berhubung banyak gadis yang berasal dari keluarga miskin, ketimbang menggunakan setrika listrik, mereka menggunakan batu yang telah dipanaskan terlebih dahulu. Praktik seperti ini biasa dilakukan di Togo, Zimbabwe, Kenya, Chad, Ivory Coast, Guinea-Bissau, Guinea-Conakry, dan Benin.
Baca Juga
Mantan Suami Gisele Pelicot yang Ajak 50 Pria Rudapaksa Istrinya Divonis 20 Tahun Penjara, Bakal Habiskan Sisa Hidup di Jeruji Besi
Pria Prancis Dalang Pemerkosaan Massal Terhadap Istrinya Divonis 20 Tahun Penjara
Instruktur Fitnes di Lampung Rudapaksa dan Kuras ATM Milik PNS, Ancam Sebar Video Syur
Advertisement
Dilansir dari Viralands, Minggu (13/06/2016) yang dilakukan pertama kali yakni mencari batu berpermukaan datar, kemudian memanaskannya di atas api. Selanjutnya, batu panas tersebut diletakkan di atas dada gadis yang tengah beranjak remaja.
Biasanya, para ibu yang menyetrika dada anak mereka, melakukan hal tersebut sebagai cara melindungi keluarga. Walau demikian, menyetrika dada sebenarnya menyebabkan beberapa masalah serius, seperti kanker, infeksi, bekas luka, maupun susu yang tak lagi mengalir.
Misalnya apa yang dialami oleh Bella yang kini berusia 27 tahun. Menurut Bella, ia menjalani prosedur tersebut saat ia berusia 10 tahun. Bella yang merasakan betapa sakitnya apa yang dilakukan keluarganya, sangat ingin prosedur primitif tersebut dihentikan.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6