Liputan6.com, Jakarta Meski Google Maps telah menjadi aplikasi andalan banyak orang dalam menunjukkan arah, kenyataannya kesalahan-kesalahan kecil penunjukkan tempat di aplikasi tersebut bisa berakibat fatal.
Baca Juga
Advertisement
Berikut kisah malang yang terjadi karena kesalahan pada Google Maps
1. Dituntun ke sarang penjahat oleh Google Maps
Malang nian nasib dua pasang turis asal Spanyol dan Argentina ini. Gara-gara menggunakan Google Maps saat mencari arah, mereka terlibat penembakan di Brasil.
Cerita bermula saat mereka tengah menikmati suasana kota Rio de Janeiro. Tak hapal jalan, mereka pun menggunakan Google Maps yang malah menuntun mereka ke wilayah Favela, daerah kumuh di kota tersebut.
Padahal, daerah tersebut merupakan sarang para kriminal. Benar saja, mereka kemudian dihampiri sekelompok orang yang menembaki mereka.
Meski berhasil kabur, seorang turis bernama Natalia Lorena Capetti (42) mendapatkan luka tembak di bagian punggung. Ia sempat berada dalam kondisi kritis hingga petugas medis dalam menyelamatkan nyawanya.
Wilayah tersebut memang menjadi momok bagi para turis. Seorang warga Italia bahkan harus meregang nyawa ditembak bandar narkoba. Penyebabnya sama, karena mengikuti petunjuk GPS.
Â
2. Tersesat dan hampir mati gara-gara Google Maps
Amber Vanhecke (24) asal Amerika Serikat, juga harus mengalami kejadian tidak enak gara-gara memakai Google Maps. Awalnya, ia berencana melakukan solo traveling menuju wilayah perbukitan di Grand Canyon.
Malang, Google Maps yang ia gunakan sebagai penunjuk jalan malah mengarahkannya ke jalan buntu. Saat akan berbalik, mobil yang dikendarainya kehabisan bahan bakar.
Keadaan bertambah parah karena sinyal ponselnya tiba-tiba hilang. Ia mencoba menghubungi layanan darurat 911, tapi tak berhasil. Pada hari ketiga, ia makin panik karena perbekalannya habis.
Amber bahkan telah merekam pesan perpisahan kalau-kalau dirinya tak selamat. Ia kemudian mencoba mengumpulkan bebatuan dan menyusunnya menjadi kata "HELP" dengan harapan ada pesawat/helikopter, sayang usaha tersebut juga tak berhasil.
Pada hari kelima, ia memutuskan mendaki dan keluar dengan sisa-sisa tenaga dengan harapan mendapat sinyal. Usahanya berhasil, ia pun langsung menghubungi layanan darurat.
Tak lama, sebuah helikopter penyelamat datang dan menemukan mobilnya. Amber langsung dibawa ke rumah sakit karena mengalami dehidrasi yang parah.
Â
Advertisement
3. Google Maps hampir buat dua negara terlibat perang
Eden Pastora, komandan pasukan Nikaragua memerintahkan pasukannya untuk menyerang dan memasuki wilayah Kosta Rika. Pasukannya kemudian mengibarkan bendera Nikaragua di wilayah perbatasan sebagai peringatan pada Kosta Rika karena dianggap telah mencaplok wilayah mereka.
Eden menjelaskan bahwa tindakannya didasarkan pada Google Maps. Ini kemudian menajdi hal yang serius sampai-sampai Jose Miguel Insulza selaku Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-Negara Amerika bertemu dengan dua kepala negara tersebut guna menyelesaikan permasalahan tersebut.
Meski begitu, Presiden Kosta Rika Laura Chinchilla bersikukuh bahwa pasukan Nikaragua telah melanggar hukum perbatasan. Ia bahkan siap membawa masalah tersebut ke Dewan Keamanan PBB.
Di sisi lain, analis Google Geopolicy Charlie Hale menyatakan bahwa memang terhadap kesalahan dari Google Maps dalam menampilkan peta batas kedua negara tersebut. Kesalahan tersebut yakni pada penggambaran perbatasan di bagian Pantai Karibia yang berada di dekat Sungai San Juan.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: