Suka Makan Fast Food? Kamu Bisa Lebih Sehat dengan Cara Ini

Para peneliti telah menemukan cara agar konsumen restoran cepat saji secara tidak sadar memilih menu yang lebih sehat.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 12 Agu 2019, 10:01 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2019, 10:01 WIB
ilustrasi logo McDonald's (AFP/Justin Sullivan)
ilustrasi logo McDonald's (AFP/Justin Sullivan)

Liputan6.com, Jakarta Para peneliti dari berbagai universitas di Manchester dan Universitas Warwick telah menemukan cara agar konsumen restoran cepat saji secara tidak sadar memilih menu yang lebih sehat. Penelitian ini dilakukan selama 12 minggu pada tahun 2016. Tempat penelitian dilakukan di 622 toko McDonald’s di Inggris.

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengubah urutan daftar menu yang tertera pada kios layar sentuh yang terdapat di setiap toko. Hasilnya, urutan yang diubah tersebut mempengaruhi pelanggan McDonald’s sehingga memilih opsi yang kurang bergula.

Mengatur Daftar Menu

Layar Sentuh McDonald's
Ilustrasi layar sentuh di restoran cepat saji (sumber: burgerland.com)

Fokus penelitian terdapat pada minuman Coca-Cola yang memiliki dua versi, yaitu Coca-Cola dan Coke Zero (tidak mengandung gula).

Uji coba dilakukan dengan memindahkan ikon Coke Zero ke kiri atas layar. Sebelumnya ikon Coke Zero berada di posisi yang agak rendah. Sementara ikon Coca-Cola dipindahkan ke lokasi terendah di layar.

Perubahan Perilaku

McDonalds
Ilustrasi McDonalds (sumber: unsplash)

Perubahan perilaku konsumen McDonalds langsung terlihat secara signifikan pada minggu pertama uji coba. Penjualan Coke Zero meningkat rata-rata 21 persen, sedangkan penjualan Coca-Cola menurun sembilan persen.

Hingga akhir penelitian, penjualan Coca-Cola menurun tujuh persen di tiap toko, dan penjualan Coke Zero meningkat hingga 30 persen selama 12 minggu.

Selanjutnya

Ilustrasi coca-cola (AFP/Justin Sullivan)
Ilustrasi coca-cola (AFP/Justin Sullivan)

Penelitian ini didanai oleh perusahaan McDonald’s yang memiliki tujuan untuk melihat bila mereka dapat menjadikan Coke Zero sebagai standar pilihan minuman pada menunya. Hal tersebut dilakukan untuk mempersuasi konsumen agar memilih opsi yang kurang bergula.

Sayangnya hal tersebut tidak dapat dilakukan karena terdapat kekhawatiran bahwa pelanggan memiliki alergi terhadap pemanis yang digunakan untuk menggantikan gula.

Hasil Penelitian yang Mengejutkan

dr. Ivo Vlaev
dr. Ivo Vlaev, peneliti perilaku dari Warwick Business School.

Peneliti perilaku dari Warwick Business School, Dokter Ivo Vlaev, terkejut melihat hasil dari penelitian ini. Ia menyebut cara penelitian sebagai ‘trik kognitif’.

“Perilaku ini didasarkan pada bias, atau titik buta psikologis yang kita punya ketika kita melihat berbagai pilihan di depan kita atau dunia di luar kita. Karena kita memusatkan perhatian kita pada hal-hal yang lebih menonjol, atau yang lebih cepat dating di depan kita – mata kita mengikuti pola tertentu ketika melihat dunia, seperti ketika Anda membaca halaman di majalah,” ujar Dokter Ivo Vlaev seperti dilansir dari Independent.

Vlaev berharap penelitian ini dapat mendorong restoran cepat saji lainnya untuk mengatur ulang daftar menu mereka. Sehingga pilihan makanan yang sehat tampak lebih menonjol.

 

Penulis:

Timothy Juliano Indarto

Universitas Multimedia Nusantara

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya