Liputan6.com, Jakarta Perkembangan teknologi saat ini memudahkan kita melakukan berbagai hal terlebih lagi di dunia pengobatan. Ya, saat ini banyak pengobatan yang bisa dengan mudah dilakukan dengan bantuan teknologi yang kian canggih.
Baca Juga
Advertisement
Berbeda dengan saat ini, zaman dulu beberapa praktik pengobatan dilakukan dengan sangat berbahaya bahkan terdengar tak masuk akal bagi masyarakat di masa kini.
Seperti dikutip dari laman Listverse.com, Kamis (2/7/2020), berikut 5 pengobatan mengerikan yang ada pada zaman dahulu:
1. Cacing Pita untuk Penurun Berat Badan
Sama seperti arsenik, cacing pita yang sangat berbahaya digunakan sebagai metode menurunkan berat badan. Cara ini dilakukan di zaman Victoria.
Idenya sederhana, dengan menelan kapsul berisi telur cacing pita maka dalam jangja waktu tertentu akan menetas dan menjadi cacing. Parasit uini akan memakan makanan yang manusia konsumsi. Sehingga seberapa banyak kandungan makanan sehat yang Anda makan tidak akan membuat gemuk.
Padahal, cacing pita dapat menyebabkan banyak masalah bagi yang terinfeksi. Banyak orang meninggal hanya karena ingin membunuh cacing itu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
2. Melakukan Enema dengan Tembakau
E nema merupakan cara untuk membersihkan usus, yakni dengan menginjeksi cairan melalui anus. Tentunya sisa-sisa makanan dan toksin yang tidak dapat keluar dengan baik melalui usus akan mengalami gangguan pencernaan.
Untuk mengobati masalah pencernaan, ahli medis pada zaman dahulu menggunakan tembakau dengan metode enema. Cara ini diketahui dan diadaptasi dari tradisi pengobatan suku Indian di Amerika Selatan. Setelah diketahui bahwa tembakau beracun dengan kandungan nikotin, jenis pengobatan ini akhirnya dihentikan.
Advertisement
3. Merkuri untuk Penderita Sifilis
Hampir semua orang di dunia tahu bahwa merkuri sangat beracun dan tidak boleh dicerna dalam tubuh. Ternyata, zat berbahaya ini pernah digunakan selama berabad-abad di masa lalu untuk proses pengobatan.
Pada tahun 1300-an, merkuri secara mengerikan digunakan untuk pengobatan penyakit sifilis. Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri spiroset Treponema pallidum sub-spesies pallidum. Rute utama penularannya melalui kontak seksual.
Efek pada merkuri ini hanya menghilangkan rasa sakit. Namun, bahaya ini malah dipastikan dapat membunuh penderitanya. Ibarat seseorang sedang sakit kepala, maka akan dipotong kepalanya untuk menghilangkan rasa sakit. Ujung-ujungnya akan meninggal juga.
4. Lobotomi untuk Penderita Keterbelakangan Mental
Masalah kesehatan mental sudah terjadi sejak zaman dahulu. Bahkan, manusia yang tinggal di masa lampau menyebut bahwa penyakit ini adalah sebuah kutukan dan sebagainya.
Keterbelakangan mental adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri.
Ada banyak cara pengobatan ekstrem yang selama ini dilakukan, salah satunya adalah dengan cara disentrum. Namun, ada cara mengerikan lain yang digunakan, yaitu lobotomi.
Lobotomi adalah perawatan bedah kontroversial untuk beberapa bentuk penyakit mental, termasuk skizofrenia, depresi manik dan gangguan bipolar, yang menjadi populer di akhir 1930-an dan tetap digunakan stabil sampai sekitar pertengahan 1950-an.
Nantinya, dokter mengebor lubang kecil di tengkorak seseorang yang bertujuan untuk memutuskan serabut saraf di otak yang menghubungkan lobus frontal, daerah yang mengontrol pemikiran, dengan daerah otak lainnya. Prosedur ini dianggap membantu meningkatkan perilaku abnormal seseorang, yang biasa digunakan di rumah sakit jiwa selama 1940-an dan awal 1950-an untuk menenangkan pasien, kata Podolsky.
Advertisement
5. Konsumsi Arsenik untuk Turunkan Berat Badan
Arsenik adalah salah satu hal yang kebanyakan orang kaitkan dengan racun tikus. Tetapi, di masa silam, orang-orang kerap mengonsumsinya dalam bentuk pil sebagai obat diet.
Kembali pada 1800-an, orang-orang di Austria mulai menelan arsenik dalam kopi mereka sebagai metode penurunan berat badan.
Setelah mengonsumsi ini mereka akan terkena diare. Setelah sering buang air besar maka mereka akan kurus. Dosis ini akan mereka turunkan secara perlahan, sampai akhirnya mendapat berat ideal.
Tentu, mereka akan kehilangan berat badan, tetapi mereka juga meracuni diri sendiri. Risikonya memang terjadi jangka panjang, yaitu munculnya sel kanker dalam tubuh.
Reporter: Teddy Tri Setio Berty