Tak Capai Target, Ekonomi Indonesia Tetap Lebih Baik Dibanding Singapura dan Arab

Selain pertumbuhan ekonomi, Airlangga juga menyoroti catatan terkait angka kemiskinan hingga tingkat pengangguran di 2024, yang menurutnya masih dalam koridor baik.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Feb 2025, 19:32 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2025, 19:29 WIB
Menko Airlangga menjelaskan mengenai isu penghapusan THR ASN
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (5/2/2025). Menko Airlangga menjelaskan mengenai isu penghapusan THR ASN. (Merdeka.com/Sulaeman)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berbicara soal pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang 2024 sebesar 5,03 persen, dan 5,02 persen di kuartal IV 2024. Angka itu masih lebih kecil dibanding target pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,2 persen.

Meskipun belum mencapai target, Airlangga Hartarto menilai laju ekonomi Indonesia masih mampu bertahan di tengah ketidakpastian global sepanjang tahun lalu. Bahkan dibandingkan sejumlah negara mitra dagang semisal Singapura dan Arab Saudi, pertumbuhan ekonomi nasional jauh lebih baik.

"Terkait dengan target 5,2 persen, tentu memang dibandingkan dengan peer (country), pertumbuhan kita sudah relatif di atas rata-rata," ujar Menko Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (5/2/2025).

"Jadi, Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,02 persen secara year-on-year. Ini masih lebih tinggi dibandingkan peer country di ASEAN, seperti Singapura di 4,3 persen dan Malaysia 4,8 persen. Juga Arab Saudi yang masih 4,4 persen," bebernya.

Menurut dia, stabilitas ekonomi ini turut didukung oleh tingkat inflasi yang tetap rendah dan terkendali. Plus rasio utang yang masih terjaga di bawah 40 persen, atau sekitar 38,9 persen.

"Tingkat inflasi di 2024 secara year-on-year berada di angka terendah, yaitu 1,57 persen, terkendali di batas bawah. Ini juga mendukung pertumbuhan ekonomi. Ini mencerminkan kebijakan fiskal yang hati-hati dan ruang yang cukup untuk berinvestasi," imbuhnya.

Selain pertumbuhan ekonomi, Airlangga juga menyoroti catatan terkait angka kemiskinan hingga tingkat pengangguran di 2024, yang menurutnya masih dalam koridor baik.

"Jika kita lihat angka di tahun 2024, juga terjadi perbaikan di angka kemiskinan, yaitu 9,03 persen, dan angka pengangguran di 4,91 persen," ungkap dia.

 

Kontribusi Peningkatan PDB

Data Pertumbuhan Ekonomi G20 per Kuartal III 2022
Suasana gedung pencakar langit di Jakarta, Selasa (15/11/2022). Berdasarkan data Kementerian Investasi, ekonomi AS per kuartal III adalah 1,8%, sementara ekonomi Korea Selatan adalah 3,1%. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Merujuk catatan Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia pada 2024 tumbuh sebesar 5,03 persen. Pertumbuhan ekonomi ini dipengaruhi oleh beberapa komponen yang berkontribusi signifikan terhadap peningkatan produk domestik bruto (PDB) negara.

Salah satu pendorong utama adalah konsumsi rumah tangga, yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024, yakni sebesar 2,60 persen.

"Jika dilihat dari sumber pertumbuhan sepanjang tahun 2024, konsumsi rumah tangga memberikan sumber pertumbuhan terbesar sepanjang tahun 2024, yaitu 2,60 persen," kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia A. Widyasanti, dalam konferensi pers, pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2024, di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

 

Konsumsi Rumah Tangga Jadi Penggerak

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Dari sisi domestik, aktivitas konsumsi diperkirakan akan menguat pada 2024. Hal itu sejalan dengan terjaganya daya beli masyarakat, inflasi yang terkendali, dan meningkatnya penciptaan lapangan kerja. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

BPS mencatat, bahwa konsumsi rumah tangga terus menjadi motor penggerak utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Aktivitas dan mobilitas masyarakat yang meningkat selama tahun 2024 membawa dampak positif terhadap sektor ini.

Salah satu kelompok konsumsi yang mencatatkan kenaikan signifikan adalah sektor transportasi dan komunikasi. Peningkatan jumlah penumpang pada angkutan rel, laut, dan udara menggambarkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap jasa transportasi.

"Kelompok konsumsi yang tumbuh tinggi antara lain adalah transportasi dan komunikasi, dimana terlihat mobilitas masyarakat yang meningkat menyebabkan kebutuhan konsumsi terhadap transportasi dan komunikasi juga meningkat," ujarnya.

Selain itu, sektor restoran dan hotel juga turut mengalami pertumbuhan pesat, terutama dipengaruhi oleh lonjakan kegiatan wisata, terutama pada akhir tahun.

"Hal ini seiring dengan meningkatnya kegiatan wisata selama akhir tahun, terutama saat libur sekolah dan libur hari besar keagamaan nasional," jelas Amalia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya