Waspadai, Ini 5 Hal yang Memperburuk Kesehatan Jantung Anak Muda

Tren yang berkembang dalam risiko kardiovaskular atau jantung adalah kejadiannya di antara individu yang lebih muda dan individu yang tampak sehat dan bugar.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 14 Jun 2023, 10:04 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2023, 10:04 WIB
Waspadai, Ini 5 Hal yang Memperburuk Kesehatan Jantung Anak Muda
Waspadai, Ini 5 Hal yang Memperburuk Kesehatan Jantung Anak Muda - Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Penyakit kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), itu menyumbang sekitar 17,9 juta jiwa setiap tahun, di mana empat dari lima kematian terjadi karena serangan jantung dan stroke.

Disebut sebagai ‘silent killer’, serangan jantung bisa menyerang siapa saja, terutama mereka yang berusia 50 tahun ke atas. Namun, kini telah terjadi peningkatan jumlah kasus penyakit jantung di kalangan individu yang lebih muda dan individu yang tampak sehat dan bugar.

Berikut beberapa hal yang memperburuk kesehatan jantung pada individu yang lebih muda, seperti melansir dari Times of India, Rabu (14/6/2023).

Obesitas

dalam laporannya yang berjudul, "Penyakit Jantung: Dapat Terjadi di Segala Usia," Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC AS) mengatakan bahwa obesitas pada individu yang berusia 35 dan 64 tahun menempatkan mereka pada risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung.

Berat badan adalah risiko jantung yang tidak terlihat dan berkontribusi terhadap penyakit jantung secara masif. Obesitas kebanyakan mengacu pada lingkar pinggang yang tinggi dan obesitas perut.

Diabetes adalah risiko utama lainnya bagi jantung

Epidemi diabetes menyebar dengan cepat, demikian temuan studi baru dari ICMR-INDIAB. Temuan penelitian menunjukkan bahwa 100 juta orang India saat ini mengalami diabetes dan lebih dari 135 juta adalah pradiabetes. Angka ini akan semakin mengkhawatirkan ketika status global penyakit metabolik dipertimbangkan.

Gula darah yang tinggi merusak pembuluh darah dan memengaruhi fungsi normal otot saraf yang membantu jantung berfungsi dengan baik.

Jam duduk lebih banyak

Bekerja dari rumah dan jam kerja yang padat membuat aktivitas fisik kurang penting belakangan ini. Orang-orang lebih mementingkan pemenuhan target dan mengabaikan perawatan fisik yang mereka butuhkan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis pedoman aktivitas fisik baru-baru ini. Beberapa penelitian dan pakar kesehatan memperingatkan orang-orang untuk mengurangi aktivitas fisik dan merekomendasikan melakukan aktivitas intens setidaknya 150 menit per minggu.

 


Kebiasaan olahraga yang salah

Ilustrasi gym
Ilustrasi gym (Dok. Unsplash)

Olahraga jelas menjadi kunci untuk tubuh yang sehat dan gym membuat jalan untuk itu. Namun kebiasaan gym yang tidak sehat seperti tidak melakukan pemanasan sebelum sesi latihan dan tidak melakukan pendinginan setelah latihan bisa mengancam nyawa.

Ada beberapa insiden, yang bersifat fatal, yang pernah terjadi di masa lalu di mana kebiasaan berolahraga seseorang dipandang sebagai penyebab utama serangan jantung. Selalu berdiskusi dengan pelatihmu dan lakukan pemanasan selama 30 menit sebelum latihan.

Tekanan darah tinggi

Peningkatan tekanan darah selalu menjadi ancaman yang lebih besar bagi jantung. Sama seperti penyakit jantung, kasus tekanan darah meningkat di kalangan anak muda dan sayangnya banyak dari mereka yang tidak menyadarinya karena tubuh anak muda memiliki kekuatan yang besar untuk menahan gejala awal.

Namun, membiarkan tekanan darah tinggi tidak diobati bisa menimbulkan ancaman bagi jantung, tidak peduli seberapa muda usianya. Jadi, penting untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah.

 


Kenali Gejala Penyakit Jantung Bawaan yang Sering Diabaikan

kesehatan
ilustrasi serangan jantung/Photo by Giulia Bertelli on Unsplash

Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah jenis cacat lahir yang memengaruhi struktur dan fungsi jantung. Ini adalah kondisi umum yang memengaruhi sekitar 1% kelahiran hidup di seluruh dunia.

Tingkat keparahan kondisi penyakit jantung bawaan bisa sangat bervariasi, mulai dari cacat ringan yang tidak menimbulkan gejala hingga kondisi yang mengancam jiwa yang memerlukan penanganan segera.

Tapan Kumar Dash, Direktur Klinis dan Kepala Departemen - Bedah Kadiotoraks Anak, Rumah Sakit Care Banjaran Hills, Hyderabad mengatakan, diagnosisi penyakit jantung bawaan sering dibuat pada masa bayi atau bahkan sebelum kelahiran.

"Dalam beberapa kasus, kondisi tersebut bisa dideteksi selama pemeriksaan ultasonografi prenatal rutin," ungkapnya.

Hal ini memungkinkan dokter untuk memantau perkembangan jantung bayi dan merencanakan penatalaksaan dan pengobatan yang tepat setelah lahir.

"Bayi baru lahir dengan PJB bisa menunjukkan berbagai gejala, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan cacatnya," sambungnya.

Tanda dan gejala PJB

Tanda dan gejala penyakit jantung bawaan termasuk cepat marah, tangisan yang tidak bisa dihibur, napas cepat, keringat berlebih, kesulitan makan dan penambahan berat badan.

Beberapa bayi mungkin juga mengalami perubahan warna kebiruan pada kulit (sianosis), penumpukan air di dada, pembengkakan kaki, dan denyut nadi yang tidak ada atau cepat.

Pada anak-anak yang lebih besar dan remaja, penyakit jantung bawaan bisa memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dan menghasilkan kelemahan, kelelahan, dan sesak napas selama aktivitas normal dan olahraga.

Sementara itu, beberapa anak mungkin juga mengalami nyeri dada, pusing, atau pingsan.

Selengkapnya...

Infografis jantung kemkes
Infografis jantung kemkes
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya