Liputan6.com, Jakarta - Pernah mendengar tentang Borderline Personality Disorder atau yang dikenal juga dengan BPD? Dilansir dari Very Well Mind, Selasa (15/8/2023), BPD adalah gangguan kesehatan mental di mana seseorang mengalami suasana hati dan emosi yang tidak stabil, bermasalah dengan citra diri, perilaku impulsif, dan kesulitan dalam hubungan mereka.
Gejala BPD juga dapat mencakup perilaku pengambilan risiko serta perilaku menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
Baca Juga
BPD diakui sebagai gangguan kepribadian dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi Kelima (DSM-5), sumber daya yang dirujuk oleh profesional kesehatan mental saat membuat diagnosis. Menurut DSM-5, Borderline Personality Disorder kebanyakan didiagnosis pada wanita.
Advertisement
Sayangnya, jika seseorang mengalami BPD umumnya dapat mengalami hubungan yang kacau, intens, dan sarat konflik. Ini terutama berlaku untuk hubungan asmara. Sebab, penelitian telah mengoonfirmasi bahwa orang dengan BPD cenderung memiliki hubungan romantis yang sangat bergejolak yang ditandai dengan banyak masalah dan disfungsi.
Salah satu cirinya adalah ia kerap mengalami kesulitan dalam mempertahankan hubungan. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa gejala BPD sering dikaitkan dengan lebih banyak hubungan romantis dari waktu ke waktu.
Jika Anda mempertimbangkan untuk memulai hubungan dengan seseorang yang mengidap BPD atau sedang mengalaminya sekarang, penting untuk mencari tahu sendiri tentang gangguan tersebut dan apa yang diharapkan.
Demikian pula, jika Anda telah didiagnosis mengidap BPD, akan sangat membantu untuk memikirkan bagaimana gejala Anda memengaruhi kehidupan kencan dan hubungan romantis Anda. Untuk itu, ketahui apa saja gejala BPD dapat memengaruhi hubungan Anda dan pasangan.
1. Ketidakstabilan
Saat seseorang mengalami BPD, ia sering merasa takut orang lain akan meninggalkan mereka. Namun sayangnya, perasaan mereka berubah dengan cepat. Seperti misalnya tiba-tiba menjadi tertutup dan takut akan keintiman.
Hal ini akhirnya membuat mereka menarik diri dari hubungan. Ketidakstabilan emosi ini membuatnya akan terus-menerus menuntut akan cinta atau perhatian serta penarikan diri. Akibatnya mereka bisa mengisolasi dan menghilang tanpa kabar begitu saja.
2. Merasa Takut Ditinggalkan
Gejala BPD lainnya yang bisa memengaruhi hubungan kalian berdua adalah adanya ketakutan yang mendalam akan pengabaian. Hal ini nantinya bisa membuat mereka akan terus-menerus bersikap waspada untuk memperhatikan tanda-tanda.
Karena mereka takut seseorang yang mereka cintai akan meninggalkan mereka, termasuk memerhatikan pertanda kecil yang dianggapnya sebagai pengabaian sudah semakin terlihat. Tidak jarang, emosi tersebut bisa mengakibatkan mereka bereaksi secara berlebihan untuk menghindari hal tersebut.
Sebagai contohnya, memohon, membuat keributan di depan publik, dan bahkan melakukan kekerasan secara fisik demi mencegah pasangannya pergi.
Advertisement
3. Berbohong
Gejala lain dan sering sekali dikeluhkan oleh orang-orang yang menjalin hubungan dengan seseorang yang memiliki BPD adalah ia terlalu sering berbohong. Walaupun sebenarnya, berbohong dan melakukan penipuan bukanlah perilaku yang termasuk dalam kriteria diagnostik formal untuk BPD, banyak orang yang melaporkan bahwa berbohong adalah salah satu perhatian terbesar mereka.
Hal ini bisa jadi dikarekanakan BPD menyebabkan orang melihat sesuatu dengan sangat berbeda dari yang lain. Akibatnya mungkin mereka memiliki skenario tersendiri dalam hubungan asmara mereka.
4. Seksualitas Impulsif
Seksualitas impulsif atau impulsive sexuality adalah gejala klasik BPD lainnya. Rupanya, banyak orang dengan BPD bergumul dengan masalah seksualitas.
Selain itu, sebagian besar orang dengan BPD mengalami pelecehan seksual pada masa kanak-kanak, yang dapat membuat hubungan seks menjadi sangat rumit.
Apakah Hubungan dengan Orang BPD Bisa Bertahan?
Sebagian besar hubungan melewati honeymoon phase. Termasuk saat Anda menjalin hubungan dengan orang yang memiliki BPD.
Orang dengan BPD sering melaporkan bahwa pada awal hubungan romantis baru, mereka menempatkan pasangan baru mereka "di atas tumpuan." Mereka mungkin merasa seolah-olah telah menemukan pasangan yang sempurna, seperti seorang belahan jiwa yang akan menyelamatkan mereka dari kepedihan emosional. Pemikiran seperti ini disebut idealisasi.
Masalah mulai muncul, ketika kenyataan mulai terjadi. Saat seseorang dengan BPD menyadari bahwa pasangan baru mereka bukannya tanpa kesalahan, citra belahan jiwa yang sempurna dan ideal itu dapat meruntuhkan semuanya.
Karena orang-orang dengan BPD bergumul dengan pemikiran dikotomis, atau melihat segala sesuatu hanya dalam hitam dan putih. Akibatnya mereka dapat mengalami kesulitan mengenali fakta bahwa kebanyakan orang melakukan kesalahan bahkan ketika mereka bermaksud baik.
Hal ini membuat orang dengan BPD dapat dengan cepat berubah dari idealisasi menjadi devaluasi atau berpikir bahwa pasangan mereka adalah orang yang mengerikan.
Kunci untuk menjaga hubungan dengan seseorang dengan BPD adalah menemukan cara untuk mengatasi siklus ini dan mendorong pasangan Anda untuk mendapatkan bantuan profesional untuk mengatasi gejala yang mengganggu serta mengurangi pemikiran yang bermasalah.
Selain terapi individu, terapi pasangan dapat membantu kedua pasangan dalam hubungan tersebut.
Advertisement