Kenali First Principles Thinking, Cara Berpikir Ala Elon Musk untuk Memecahkan Masalah

First principles thinking atau bernalar dari prinsip pertama ala Elon Musk adalah salah satu strategi terbaik yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah dan menghasilkan solusi yang masuk akal.

oleh Wanda Andita Putri diperbarui 07 Des 2023, 09:01 WIB
Diterbitkan 07 Des 2023, 09:01 WIB
Ilustrasi bekerja di kantor
Ilustrasi bekerja di kantor. (Photo by Arlington Research on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - First principles thinking atau bernalar dari prinsip pertama adalah salah satu strategi terbaik yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah dan menghasilkan solusi yang masuk akal. Ini juga merupakan salah satu cara terbaik untuk mempelajari seni berpikir jernih. Penalaran dari pemikiran pertama telah digunakan selama bertahun-tahun oleh banyak orang sukses, seperti John Boyd (Ahli strategi militer), Johannes Gutenberg (Penemu), dan Ariestoteles (Filsuf Kuno). Namun, tidak ada seorang pun yang menunjukkan pemikiran prinsip pertama pada masa modern ini yang lebih baik daripada Elon Musk.

Pada usia 46 tahun, Elon Musk telah membangun tiga organisasi bernilai miliaran dolar yang telah merevolusi dunia, seperti Tesla Motors (otomotif), PayPal (layanan keuangan), dan SpaceX (Aerospace). Kesuksesannya terkait dengan kemampuannya dapat memecahkan masalah dan memiliki etos kerja yang luar biasa.

Meskipun etos kerja memainkan peranan penting dalam menguasai apa yang kamu lakukan untuk mencapai kesuksesan, masih ada hal lain yang lebih penting. Dalam hal kesuksesan, tidak ada hubungannya dengan berapa banyak waktu yang kamu habiskan untuk melakukan sesuatu, tetapi lebih berkaitan dengan cara berpikirmu. Lantas, bagaimana cara menerapkan First Principles Thinking untuk membantu memecahkan masalah? Berikut ulasannya, seperti yang dilansir dari halaman Life Hack pada Rabu (6/11/23).

Apa yang Dipikirkan pada First Principles Thinking?

Prinsip pertama merupakan kesimpulan logis dari suatu asumsi. Singkatnya, hasil itu tidak dapat disimpulkan lebih jauh. Hampir 2000 tahun yang lalu, filsuf kuno Aristoteles mendefinisikan pemikiran prinsip pertama sebagai landasan yang menjadi dasar seseorang mengetahui sesuatu. Ini merupakan cara berpikir yang telah dianut para ilmuwan selama bertahun-tahun. Studi penelitian menunjukkan bahwa para ilmuwan melakukan yang terbaik untuk menghilangkan segala bentuk bias dari penelitian mereka.

First principles thinking memaksa kamu menggali lebih dalam untuk menemukan kebanaran dari sesuatu. Fulsuf Perancis, Rene Descartes menggunakan metode berpikir ini dengan Keraguan Cartesian yang memaksanya untuk meragukan segala sesuatu yang ia bisa secara sistematis sampai semua yang ia miliki adalah kebenaran murni yang tidak dapat diperdebatkan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Contoh First Principles Thinking: Elon Musk dan SpaceX

Berpikir sebelum berbicara
Ilustrasi berdiskusi dengan teman tanpa menyakiti perasaannya. (unsplash.com/@brookecagle)

Hal yang paling menarik tentang Elon Musk bukanlah apa yang dia pikirkan, melainkan cara dia berpikir. Cara berpikir Elon Musk sangat berbeda dengan proses berpikir orang kebanyakan. Dia memulai dengan fokus pada apa yang ingin dia capai, seperti membuat roket. Kemudian, dia mendalami prinsip pertama dari masalahnya.

Roket itu mahal dan inilah salah satu masalah yang dia hadapi saat ingin mengirim manusia ke Mars. Karena dia tidak mempunyai sumber daya untuk membeli roket, Elon Musk bertanya pada dirinya sendiri terkait bahan pembuatan roket, lalu dia menemukan jawabannya bahwa roket terbuat dari serat karbon, tembaga, dan titanium. Kemudian dia bertanya harga bahan pembuatan roket, ternyata bahan-bahan tersebut 2% dari harga sebuah roket.

Lantas, mengapa membawa roket ke Mars itu mahal? Karena Elon Musk menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar, dia mulai mempelajari ilmu roket. Dia menemukan bahwa mendapatkan roket itu mahal karena orang tidak menggunakan First Principles Thinking. Kemudian, Elon Musk menciptakan SpaceX untuk mengetahui apakah dia dapat membuat roket dari awal.


Bagaimana Kekuatan First Principles Thinking?

Ilustrasi Kerja dari Rumah
Ilustrasi kerja dari rumah. (dok. Unsplash.com/Corinne Kutz @corinnekutz)

Kebanyakan orang menggunakan pemikiran tradisional untuk memahami berbagai situasi dan memecahkan masalah yang kompleks. Pemikiran tradisional melibatkan penggunaan intuisi dan analogi. Meskipun kamu ingin mengetahui segalanya untuk menyelesaikan masalah dengan cepat dan efisien, kenyatannya kamu tidak mengetahui banyak hal. Oleh karena itu, mengandalkan intuisi dapat mempersulit kamu dalam memahami dan memecahkan masalah.

Aspek lain yang harus kamu ingat adalah analogi tidak pernah bisa menggantikan pemahaman. Meskipun mudah bagi kamu untuk bernalar dengan analogi, kamu akan mudah menemukan jawaban yang lebih baik jika kamu menerapkan First Principles Thinking.

1. Berpikir Out of the Box Saat Memecahkan Masalah

Penalaran dari First Principles Thinking akan memungkinkan kamu untuk keluar dari kebijaksanaan konvensional dan sejarah serta menemukan kemungkinan-kemungkinan baru. Ketika kamu memahami prinsip-prinsip yang mendasarinya, semuanya akan masuk akal. First Principles Thinking berguna ketika kamu melakukan tiga hal berikut:

  • Mencoba memecahkan masalah yang kompleks;
  • Melakukan sesuatu untuk pertama kalinya;
  • Melakukan yang terbaik untuk memahami masalah yang kompleks.

Dalam ketiga bidang ini, pemikiran kamu akan menjadi lebih baik ketika kamu menghindari membuat asumsi atau membiarkan orang lain menyusun dan memecahkan masalah untukmu. Kebanyakan orang percaya bahwa kreativitas merupakan sifat yang hanya dimiliki sgelintir orang sejak lahir, baik kamu memilikinya ataupun tidak.

Perlu diingat bahwa semua manusia itu kreatif, tetapi pada tahap awal, orang tua dan guru yang sibuk dapat membuat kamu kewalahan. Ketika kamu beranjak dewasa, kamu mulai berpikir secara konvensional karena lebih mudah dibandingkan berpiir menggunakan first principles thinking.

2. Berlaku untuk Masalah Sehari-hari

First Principles Thinking tidak hanya berlaku ketika memecahkan masalah ilmu roket atau persamaan ilmiah yang kompleks. Kamu dapat menggunakannya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan kamu sehari-hari. Contohnya, ketika kamu harus meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk menjadi penulis yang sukses, kamu harus menerapkan first principles thinking berikut:

  • Apa yang kamu butuhkan untuk membuat konten bagus dan mencari nafkah sebagai penulis? Kamu memerlukan sejumlah klien dan audiens bergaji tinggi yang menghargai karya kamu dan bersedia membeli artikelmu.
  • Apa yang kamu perlukan untuk memiliki audiens yang lebih besar? Kamu perlu mempelajari tentang metode pemasaran yang paling efektif. Berfokus pada penjualan karyamu untuk meningkatkan kehidupan audiens kamu sehingga dapat membantu mencapai tujuanmu.

Bagaimana Cara Menguasai First Principles Thinking?

Ilustrasi menemukan ide, berpikir positif
Ilustrasi menemukan ide, berpikir positif. (Image by diana.grytsku on Freepik)

First Principles Thinking akan membantu kamu mengembangkan pandangan berbeda tentang dunia dan memecahkan masalah yang kompleks dengan cara yang tidak dapat dipahami oleh orang lain. Berikut tiga langkah sederhana yang disarankan Elon Musk untuk kamu gunakan:

1. Identifikasi Asumsi

Kamu dapat membuat asumsi di berbagai bidang kehidupan. Contoh asumsi umum yang dimiliki setiap orang adalah asumsi bahwa ia tidak mempunyai waktu untuk mengerjakan suatu tugas yang rumit atau asumsi bahwa ia perlu berinvestasi pada peralatan mahal untuk meningkatkan produktivitas. Ketika kamu dihadapkan pada masalah yang kompleks, cobalah latih dirimu untuk menuliskan setiap asumsi yang terlintas dalam pikiranmu.

2. Uraikan Masalahnya

Prindip fundamental merupakan unsur dasar dari kebenaran suatu hal. Untuk menemukan kebenaran in, kamu perlu bertanya pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan yang kritis. Uraikanlah masalah-masalah yang kamu hadapi. Kamu tidak mesti mengikuti cara berpikir konvensional untuk mencapai tujuanmu. Berpikir berbeda adalah cara yang harus kamu lakukan.

3. Ciptakan Solusi Baru

Setelah mengidentifikasi dan memecah asumsi kamu menjadi kebenaran dasar, kamu perlu menciptakan solusi yang mendalam. Misalnya, ketika kamu tidak punya waktu untuk berolahraga dan mencapai tujuan kesehatanmu, kamu dapat menggunakan first principles thinking berikut ini:

  • Apa yang kamu perlukan untuk mencapai tujuan kesehatanmu? Kamu perlu berolahraga selama 5 jam dalam seminggu;
  • Bisakah kamu mencapai tujuanmu dengan jarang berolahraga? Ya, kamu bisa berolahraga selama 15 menit selama tiga hari dalam seminggu. Hal ini akan membantu kamu mencapai tujuan kesehatan kamu dengan mudah dan cepat.
Infografis Kenaikan Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia
Infografis Kenaikan Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya