Liputan6.com, Jakarta Reptil ular memiliki beragam metode reproduksi, kendati umumnya dikenal sebagai hewan bertelur. Menurut laporan dari A-Z Animals, menariknya, ada beberapa spesies ular yang melahirkan anak hidup, mirip dengan mamalia. Ular menggunakan dua metode utama dalam berkembang biak, yaitu reproduksi ovipar dan ovovivipar.
Proses reproduksi ovipar terjadi saat ular jantan membuahi telur di dalam tubuh betina. Telur-telur ini kemudian berkembang di dalam tubuh betina hingga mencapai ukuran yang cukup matang dan memiliki cangkang yang kasar. Setelah itu, betina akan bertelur di sarang atau liang yang ditinggalkan, dan dalam beberapa kasus, dia akan menjaga dan merawat telur-telur tersebut agar tetap hangat hingga anak ular menetas.
Baca Juga
Di sisi lain, reproduksi ovovivipar melibatkan pejantan yang membuahi sel telur di dalam tubuh betina. Namun, berbeda dengan reproduksi ovipar, betina menjaga dan mengerami telur-telur secara internal, dan setiap bayi ular dilindungi oleh selaput tipis dengan kuning telur individu. Beberapa spesies yang menonjol dalam metode reproduksi ovovivipar mencakup ular beludak, boa, anaconda, sebagian besar ular air, dan semua ular laut kecuali satu genus.
Advertisement
1. Death Adder (Acanthophis antarcticus)
Ular Penambah Kematian, yang menempati kawasan Australia Selatan, Victoria, New South Wales, Queensland, sepanjang pesisir bagian selatan dan timur Australia, serta Papua Nugini, menjadi salah satu ular berbisa terbesar. Meski memiliki racun yang mematikan, Ular Penambah Kematian ini cenderung bersifat tidak agresif dan lebih memilih menghindari konfrontasi dengan manusia.
Ciri khas Death Adder terletak pada panjang taringnya yang melampaui seluruh ular di Australia. Death Adder bersifat ovovivipar, artinya mampu melahirkan hingga 30 anak per kelahiran. Proses ini melibatkan pejantan yang membuahi sel telur di dalam tubuh betina, yang kemudian dilahirkan secara langsung setelah mencapai perkembangan yang memadai.
Meskipun memiliki karakteristik yang berbahaya, ancaman utama bagi kelangsungan hidup Ular Penambah Kematian adalah kehilangan habitat dan penurunan jumlah populasi akibat serangan katak tebu, yang berpotensi menyebabkan gangguan ekosistem dan mengancam keberlanjutan spesies ini.
Advertisement
2. Western Diamondback Rattlesnake (Crotalus atrox)
Punggung Berlian Barat, sebagai salah satu ular derik terbesar di dunia yang menjadikan wilayah gurun barat daya Amerika Serikat dan Meksiko sebagai tempat tinggalnya. Mereka dapat dengan mudah diidentifikasi melalui ciri khas berlian coklat di punggung dan suara kerincingan yang menyerupai mainan.
Proses reproduksi mereka melibatkan periode kehamilan sekitar enam bulan sebelum melahirkan 10-20 anak ular hidup. Setelah menyerap kuning telur dan mengalami pelepasan pertama, bayi Punggung Berlian Barat mulai mengeksplorasi dunia luar dan memulai aktivitas berburu mereka dalam rentang waktu 9-11 hari.
Kehadiran Punggung Berlian Barat bukan hanya mencerminkan keanekaragaman hayati di habitat gurun, tetapi juga menggambarkan adaptasi mereka terhadap lingkungan yang keras. Sifat unik ini menjadikan mereka sebagai subjek penelitian ilmiah yang menarik, memberikan pemahaman lebih dalam tentang ekologi dan evolusi ular di wilayah tersebut.
3. Green Anaconda (Eunectes murinus)
Anaconda Hijau, salah satu ular terbesar di dunia yang mampu mencapai panjang hingga hampir dua puluh kaki dan memiliki berat lebih dari 150 pon. Meskipun ukurannya besar, anaconda hijau tidak berbisa dan mengandalkan strategi mematikan mangsa hingga mati.
Sebagai salah satu ular terbesar yang melahirkan hidup, mereka dapat ditemui di Amerika Selatan, khususnya menghabiskan sebagian besar hidupnya di perairan hangat seperti sungai, rawa, dan lahan basah. Kombinasi ukuran tubuh dan habitatnya menjadikan anaconda hijau sebagai makhluk yang menarik dan unik di dunia ular.
Meskipun mungkin menimbulkan ketakutan bagi mereka yang cemas terhadap ular besar, anaconda hijau memiliki peran penting dalam ekosistemnya. Sebagai pemangsa puncak, mereka membantu mengendalikan populasi mangsa, menjaga keseimbangan ekosistem air di Amerika Selatan tempat mereka berada. Kehadiran mereka juga memberikan wawasan menarik bagi para peneliti dan pengamat alam terkait dinamika kehidupan di perairan tropis.
Advertisement
4. Eastern Garter Snake (Thamnophis sirtalis sirtalis)
Ular Garter merupakan salah satu ular yang paling umum di Amerika Utara, sering dianggap tidak membahayakan meskipun memiliki racun yang berpotensi mematikan bagi reptil kecil dan amfibi. Ciri khasnya dapat dikenali melalui corak warna pada sisi dan punggungnya, yang sering mencakup variasi warna coklat, kuning, atau hijau pucat, dengan garis-garis kuning yang melintasi dari kepala hingga ekor.
Sebagai ular yang melahirkan hidup, ular garter meninggalkan induknya segera setelah lahir, dan ukuran ular kecil umumnya sekitar enam inci, tumbuh menjadi sekitar dua kaki ketika mencapai kedewasaan. Meskipun dianggap tidak membahayakan manusia secara serius, kehadiran ular garter memiliki peran ekologis yang signifikan dalam menjaga keseimbangan ekosistem di Amerika Utara. Selain itu, pemahaman mengenai perilaku dan karakteristik spesies ini dapat memberikan wawasan berharga bagi ilmuwan dalam memahami dinamika kehidupan liar serta adaptasi ular terhadap lingkungan tempat mereka hidup.
5. Eyelash Viper (Bothriechis schlegelii)
Ular Beludak Bulu Mata, salah satu spesies ular berbisa yang menakjubkan yang tersebar di Amerika Selatan dan Tengah. Merupakan anggota keluarga pit viper, ular ini menarik perhatian dengan penampilan uniknya yang ditandai oleh serangkaian sisik di atas mata yang menyerupai bulu mata.
Dengan berbagai varian warna seperti abu-abu, kuning, coklat, merah, hijau, dan coklat, panjangnya mencapai sekitar 7-8 inci, menjadikannya spesies yang indah. Ular Beludak Bulu Mata umumnya memakan burung kecil dan amfibi yang mencerminkan peran pentingnya dalam rantai makanan ekosistem mereka.
Walaupun keindahannya dapat menipu, ular Beludak Bulu Mata perlu diwaspadai karena memiliki sifat berbisa. Perannya sebagai predator memainkan peran kunci dalam menjaga keseimbangan populasi di lingkungan tempat mereka tinggal. Pemahaman tentang perilaku dan kebiasaan makan mereka memiliki nilai penting untuk konservasi dan perlindungan biodiversitas di habitat Amerika Selatan dan Tengah.
Advertisement
6. Yellow-bellied Sea Snake (Hydrophis platurus)
Semua ular memiliki kemampuan berenang, namun beberapa spesies, seperti ular laut perut kuning, lebih suka menjalani sebagian besar hidupnya di dalam air. Penyebarannya melibatkan berbagai samudra, kecuali Atlantik dan khususnya mereka memilih metode melahirkan dalam proses reproduksinya.
Betina membawa anak ular selama sekitar enam bulan sebelum melahirkan di kolam pasang surut yang dangkal. Dengan warna punggung hitam dan perut kuning, serta ekor pipih yang berfungsi membantu berenang, ular laut perut kuning menggunakan racun ampuhnya untuk melumpuhkan mangsa, terutama ikan. Meskipun ukuran mereka tidak terlalu besar, dengan betina terbesar mencapai sekitar tiga kaki, gigitan mereka tetap menjadi ancaman serius bagi mangsa di lingkungan laut.
Kehidupan unik ular laut perut kuning mencerminkan adaptasi menarik terhadap lingkungan air, dan peran mereka dalam rantai makanan laut sangat penting. Pemahaman mengenai perilaku dan karakteristik spesies ini dapat memberikan wawasan berharga dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut dan mendukung upaya konservasi sumber daya laut.
7. Common Boa (Boa konstriktor)
Ular Boa, asalnya dari hutan tropis subur di Amerika Selatan, menonjol sebagai salah satu ular terbesar di dunia dengan panjang mencapai hampir 15 kaki dan berat hingga 100 pon. Sebagai hewan peliharaan yang populer, ular boa bisa tumbuh sangat besar di penangkaran, memberikan tantangan menarik bagi pemelihara dan peneliti.
Boa betina mengalami masa kehamilan selama sekitar empat bulan sebelum melahirkan sekitar 30 anak ular, menjadikannya salah satu spesies ular yang melahirkan hidup dengan jumlah keturunan terbanyak. Keistimewaan lainnya adalah ukuran anak ular boa yang lahir, yang memiliki panjang lebih dari satu kaki, menunjukkan adaptasi unik untuk bertahan hidup di lingkungan hutan tropis yang penuh tantangan.
Ragam ukuran, warna, dan perilaku ular boa menciptakan daya tarik besar bagi penggemar reptil. Meskipun terkenal sebagai pemangsa tangguh, peran ekologis mereka dalam mengendalikan populasi hewan kecil dan menjaga keseimbangan ekosistem hutan tropis sangat penting.
Advertisement
8. Reptil Lain Yang Melahirkan Hidup
Selain ular, banyak spesies reptil lain menunjukkan cara unik dalam melahirkan keturunan. Kadal, sebagai contohnya, dapat menggunakan metode reproduksi dengan bertelur atau melahirkan anak hidup. Beberapa jenis tokek juga mengadopsi pendekatan ini dalam berkembang biak.
Fenomena ini, meskipun unik, memberikan keuntungan evolusioner kepada cacing lambat karena memungkinkan mereka beradaptasi dengan berbagai iklim tanpa harus khawatir tentang proses inkubasi atau merawat anak-anak mereka setelah menetas. Penelitian mendalam oleh para ahli biologi terus mengungkap rahasia reproduksi reptil, membantu kita memahami keragaman dan adaptasi yang luar biasa dalam dunia reptil.
Question and Answer
1. Apakah ular sanca melahirkan?
Dalam hal reproduksi, ular boa dan anaconda termasuk dalam kategori hewan vivipar, yang berarti mereka berkembang biak dengan melahirkan. Sementara itu, ular sanca termasuk dalam kategori hewan ovipar, yaitu hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur.
Â
Advertisement
2. Berapa banyak anak yang bisa dihasilkan oleh ular?
Sebuah ular dapat menghasilkan telur sebanyak 10-20 butir dalam satu periode reproduksi. Setelah melakukan perkawinan, induk ular akan bertelur dan meninggalkan sarangnya, sesuai dengan penjelasannya.
Â
3. Dari mana asal telur ular?
Pada tahap awal, setelah kawin, ular betina menyimpan sperma di dalam saluran telur (oviduk) selama sekitar 1 – 2 bulan. Kemudian, betina menghasilkan telur yang besar, yang dilepaskan dari ovarium sebelum dibuahi oleh sperma dari saluran telur, mengikuti proses yang dijelaskan.
Advertisement