5 Alasan Anak Tidak Mau Mendengarkan Orang Tua, Salah Satunya Berbicara dengan Suara Tinggi

Berbicara dengan suara tinggi kepada anak mungkin diyakini sebagian orang tua sebagai hal yang ditakuti oleh anak. Namun, hal semacam itu justru membuat anak menjadi abai dan tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan dan diperintahkan orang tuanya.

oleh Cicilia Afrilia Damayanti Simbolon diperbarui 18 Okt 2024, 19:03 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2024, 19:03 WIB
Ilustrasi orang tua dan anak remaja
Ilustrasi orang tua dan anak remaja. (Sumber: Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Di dalam keluarga orang yang pertama kali bertemu dan berinteraksi dengan anak adalah orang tua. Orang tua akan senang jika anaknya patuh dan menuruti apa yang orang tua perintahkan.

Stigma di lingkungan sosial mengatakan bahwa anak yang patuh dan penurut merupakan anak berbakti. Namun, jika dilihat secara nyata ditemukan sebagai anak yang tidak patuh dan tidak nurut bahkan tidak mau mendengarkan orang tuanya.

Hal ini terkadang yang menjadi perdebatan dan perselisihan antara anak dan orang tua. Bahkan, jika anak sudah beranjak dewasa kemungkinan dirinya akan menjaga jarak dengan orang tuanya.

Namun, tahukan Anda bahwa hal-hal semacam ini terjadi karena beberapa alasan menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh orang tua. Dilansir dari Loop, Rabu (09/10/2024) terdapat beberapa alasan yang membuat anak tidak mendengarkan orang tuanya.

1. Terlalu Banyak Peringatan

Sebagai orang tua mungkin Anda tidak menyadari seberapa sering Anda memperingati anak Anda untuk mengikuti apa yang Anda inginkan. Seperti 'sudah dikasih tahu berapa kali' atau 'ini peringatan terakhir ya untuk kamu'  adalah hal-hal yang mungkin dilontarkan saat memberitahukan anak Anda. Kalimat semacam ini justru mendorong anak untuk melawan apa yang ada katakan.

Mereka bahkan tidak akan mendengarkan apa yang Anda katakan dan mulai mengabaikan. Hal ini terjadi karena Anak cenderung tidak menyukai peringatan yang dikatakan berulang-ulang. Untuk mengatasi hal tersebut coba untuk beri peringatan peringatan sekali dengan menjelaskan konsekuensi atau risiko apa yang akan didapatkan jika mereka melakukan sesuatu yang Anda peringati. Jika mereka tidak mendengarkan, maka coba berikan hukuman ringan yang mendidik.

2. Sering Memberi Ancaman

Ilustrasi Orang Tua dan Anak Remaja (Sumber: unsplash)
Ilustrasi Orang Tua dan Anak Remaja (Sumber: unsplash)

Selain terlalu sering memberi peringatan, memberi ancaman juga membuat anak tidak mau mendengarkan orang tuanya. Misalnya ketika anak Anda tidak membereskan mainannya, Anda cenderung memberi ancaman dengan membuang mainan tersebut jika tidak dibereskan. Contoh lainnya adalah ketika anak Anda terlalu sering bermain di luar, Anda akan memberikan ancaman untuk tidak diperbolehkan main lagi dan mengunci pintu.

Hal semacam itu membuat sang anak melawan Anda sebagai orang tua. Anak akan merasa ditekan dan mencoba untuk melepaskan diri dari ancaman tersebut. Anak Anda akan membuat perlawanan dengan tidak mau mendengarkan Anda dan mencoba melakukan sesuatu yang melawan ancaman tersebut.

3. Anak Mulai Berani Melawan Orang Tua

6 Dampak Parenting Otoriter yang Berpengaruh Terhadap Tumbuh Kembang Anak
Ilustrasi anak yang dikekang orang tua (shutterstock/Vidi Studio).

Pertengkaran antara anak dan orang tua adalah hal yang biasa. Terkadang pertengkaran terjadi karena anak tidak ingin mengikuti perintah orang tua. Hal ini menyebabkan anak dan orang tua terlibat dalam perdebatan.

Dalam sebuah keluarga orang tua akan memegang kendali kepada anak-anaknya. Sehingga, apa yang disampaikan orang tua hendaknya dilakukan oleh anak-anaknya. Namun, jika orang tua memberitahukan anak dengan cara memberi peringatan dan ancaman maka besar kemungkinan anak tidak akan mendengarkan orang tua. Bahkan tak jarang ditemukan anak yang berani melawan orang tuanya dan menyebabkan berdebat hebat.

4. Tidak Menindaklanjuti Konsekuensi

6 Dampak Parenting Otoriter yang Berpengaruh Terhadap Tumbuh Kembang Anak
Ilustrasi orang tua yang keras terhadap anaknya (shutterstock/fizkes).

Cara mendidik anak bagi setiap orang tua tidak sama satu sama lain. Namun, ketika anak berbuat salah sebagai besar orang tua akan memberikan hukuman kepada anaknya. Hukum yang diberikan tidak dalam bentuk fisik, melainkan dalam bentuk konsekuensi akibat melakukan sesuatu yang dilarang.

Namun, terkadang orang tua merasa kasihan dengan anaknya sehingga mengabaikan konsekuensi yang diberikan kepada sang Anak. Hal ini akan bertahan sesaat saja dan anak tidak akan mendengarkan Anda lagi. Setelah itu, kemungkinan besar anak Anda akan melakukan hal yang tidak Anda sukai. Mulai tegas untuk menindaklanjuti konsekuensi adalah cara yang harus Anda lakukan agar anak-anak mengedarkan orang tuanya.

5. Memberitahukan dengan Suara Tinggi

membentak
Ilustrasi orang tua yang sedang marah dan membentak anaknya. (Foto: Unsplash/Julien L)

Tanpa Anda sadari saat anak menolak untuk mendengar, Anda mulai meninggikan suara bahkan meneriakinya. Hal semacam ini tidak akan membuat sang anak terdorong untuk mendengarkan orang tua. Menurut penelitian meneriaki anak sama dengan memukul dirinya secara fisik.

Perlakuan semacam ini yang membuat ikatan anak dan orang tua merenggang. Anak tidak akan mendengarkan orang tuanya lagi dan mencoba untuk mengabaikan. Agar hal tersebut tidak terjadi pada Anda, mempertimbangkan teknik dan mencoba merubah cara bicara adalah salah satu yang dapat orang tua lakukan agar didengar oleh anaknya.

Infografis Peranan Penting Orang Tua dalam Pengasuhan Anak (Parenting)
Infografis peranan penting orang tua dalam pengasuhan anak (parenting) Source: Kementerian Sosial Reublik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya