Semakin Populer, Apa Itu Metaverse?

Menurut pengamat, metaverse adalah sebuah konsep dasar yang mirip selama ini sebut sebagai dunia maya dan dunia virtual.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 10 Feb 2022, 17:06 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2022, 15:58 WIB
Niantic
Niantic ingin wujudkan metaverse di dunia nyata dengan Lightship. (Doc: Niantic)

Liputan6.com, Jakarta - Istilah metaverse semakin populer dan menjadi topik perbincangan hangat di berbagai belahan dunia. Bahkan saat ini metaverse sudah masuk ke berbagai sektor seperti game hingga perbankan. 

Lantas, apa sebenarnya Metaverse itu? Mengutip dari kanal Tekno Liputan6.com, metaverse adalah istilah yang secara etimologi berasal dari kata “meta” yang artinya melampaui dan "verse" yang artinya alam semesta. Apabila digabungkan, metaverse adalah secara etimologi melampaui alam semesta.

Istilah metaverse semakin populer setelah Facebook melakukan rebranding menjadi Meta Platforms Inc, atau disingkat Meta. Dengan rebranding yang dilakukan Facebook, mereka juga menjelaskan ke depan, akan hadir dengan ide-ide futuristik dengan membawa tema metaverse.

Metaverse adalah istilah yang menggambarkan dunia maya dengan konsep 3D. Melansir dari New York Times, Kamis (10/2/2022), istilah metaverse adalah realitas virtual dan kehidupan kedua digital. Dalam dunia metaverse adalah membuat pengguna akan menghabiskan uang di sana seperti pakaian, dan benda-benda untuk avatarnya (gambar diri tiga dimensi).

Adapun pengamat telekomunikasi, Heru Sutadi menjelaskan bahwa metaverse adalah sebuah konsep dasar yang mirip selama ini sebut sebagai dunia maya dan dunia virtual.

Namun, dalam metaverse akan ada perkembangan lebih jauh lagi yang memungkinkan kita dapat menghabiskan waktu di dunia yang tidak nyata.

"Misalnya saat ini kita melakukan pembelajaran secara virtual atau bekerja, itu hampir mirip konsepnya seperti metaverse, namun kita masih berada di tengah-tengah yaitu dunia nyata dan virtual,” kata Heru Sutadi kepada Liputan6.com, ditulis Kamis, 10 Februari 2022.

"Nantinya, dengan metaverse kemungkinan kita bisa merasakan belajar atau bekerja secara online benar-benar dalam dunia virtual dengan menggunakan avatar-avatar,” lanjut Heru.

Heru menuturkan, nantinya dengan metaverse memungkinkan kita bisa pergi ke mana saja tanpa ada batasan di dunia virtual, bahkan mungkin beberapa bangunan yang ada di dunia virtual tersebut bisa miliki.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Microsoft Ungkap Pembelian Activision Bagian Pendekatan ke Metaverse

Papan Nama Microsoft di Sebuah Gedung
Papan Nama Microsoft di Sebuah Gedung. Kredit: Mohammad Rezaie via Unsplash

Sebelumnya, raksasa perangkat lunak, Microsoft mengumumkan telah menyelesaikan kesepakatan untuk mengakuisisi Activision Blizzard, salah satu pengembang dan penerbit game terbesar di dunia game.

Kesepakatan itu, melibatkan transaksi tunai senilai USD 68,7 miliar atau sekitar Rp 985,2 triliun akan memberikan Microsoft kepemilikan waralaba game seperti "Call of Duty," "Candy Crush," "World of Warcraft," dan "Diablo.". Perusahaan juga menyebutkan akuisisi ini akan menyediakan blok bangunan untuk metaverse.

"Kami berinvestasi besar-besaran dalam konten, komunitas, dan cloud kelas dunia untuk mengantarkan era baru game yang mengutamakan pemain dan pembuat konten serta menjadikan game aman, inklusif, dan dapat diakses oleh semua orang,”  kata CEO Microsoft, Satya Nadella dalam sebuah siaran pers, seperti dikutip dari bitcoin.com, ditulis Sabtu, 22 Januari 2022.

Bagi Nadella, akuisisi Activision Blizzard akan mempercepat pertumbuhan Microsoft dan lingkungan game-nya dan akan memberikan landasan bagi Microsoft dalam mengambil alih metaverse. 

Gaming adalah kategori paling dinamis dan menarik dalam hiburan di semua platform saat ini dan akan memainkan peran kunci dalam pengembangan platform metaverse.

Sementara perusahaan belum mengumumkan langkah apa pun yang terkait dengan metaverse yang melibatkan divisi game atau lingkungan Xbox, Nadella mengisyaratkan perkembangan lebih lanjut dalam hal ini. 

Namun, perusahaan sedang mengerjakan sendiri metaverse untuk kantor dalam bentuk Mesh. Mesh akan memungkinkan orang yang menggunakan Microsoft Teams untuk mengadakan rapat dan mengobrol dengan avatar online, menggantikan konferensi video untuk pengalaman yang lebih mendalam dan partisipatif.

Banyak perusahaan game blockchain telah mempresentasikan pandangannya tentang metaverse dengan berbagai hasil. The Sandbox misalnya, sebuah game metaverse yang menampilkan NFT buatan para penggunanya, telah menarik perhatian dari berbagai perusahaan. 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya