Mantan Bos Goldman Sachs Bergabung ke Coinbase

Di Goldman Sachs, dia sempat menjadi direktur pelaksana dan kepala operasi global untuk Global Markets selama satu tahun.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 13 Mar 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu eksekutif di Goldman Sachs, Roger Bartlett meninggalkan bank investasi global Goldman Sachs untuk bergabung dengan pertukaran kripto Coinbase. 

Di Goldman Sachs, dia adalah direktur pelaksana dan kepala operasi global untuk Global Markets selama satu tahun. Sebelum itu, dia adalah kepala operasi global selama hampir lima tahun. Sebelum bergabung dengan Goldman Sachs, dia adalah wakil presiden di Credit Suisse selama enam tahun.

"Setelah beberapa tahun di Goldman Sachs, inilah saatnya untuk merangkul ekonomi kripto. Saya senang mengumumkan bahwa minggu depan saya akan bergabung dengan Coinbase untuk menjalankan Operasi Keuangan Global,” tulis Bartlett dalam pengumuman di Linkedin, seperti dikutip dari Bitcoin.com, Minggu (13/3/2022). 

Dia menjelaskan, sekarang saatnya untuk mengambil pengalamannya dari Goldman Sachs dan mengikuti gairahnya untuk membantu mengaktifkan ekonomi kripto di generasi berikutnya.

“Tujuan yang menginspirasi memimpin misi untuk menciptakan kebebasan ekonomi di dunia, pada pelanggan pertama, pendekatan otomatisasi pertama adalah kesempatan sekali seumur hidup untuk menjadi bagian dari pembangunan tahap berikutnya dari evolusi digital,” ujarnya.

Coinbase adalah salah satu platform pertukaran mata uang kripto yang terdaftar di Nasdaq. Perusahaan itu mengatakan pada Jumat, jumlah pengguna terverifikasi di platformnya telah meningkat menjadi 89 juta. Sementara jumlah pengguna transaksi bulanan mencapai 11,4 juta pada akhir tahun lalu.

Coinbase mengatakan volume perdagangannya tahun lalu tumbuh lebih dari 8,5 kali dibandingkan tahun sebelumnya, dan pangsa pasar volume perdagangannya meningkat di hampir semua aset.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penyebab Harga Kripto Merosot pada 11 Maret 2022

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, sebagian besar cryptocurrency mengalami kondisi perdagangan berombak pada Jumat, 11 Maret 2022, menunjukkan kurangnya keyakinan di antara para pedagang dan investor.

Ketidakpastian geopolitik juga telah membuat investor gelisah, terutama karena serangan Rusia terhadap Ukraina meningkat. Sementara itu, pembicaraan antara diplomat telah tersendat, karena kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan tentang gencatan senjata.

Di sisi makro, Bank Sentral Eropa mengumumkan rencananya untuk menghentikan program pembelian obligasi pada September, yang dapat menyebabkan suku bunga menjadi lebih tinggi.

Kepala strategi valuta asing di Saxo Bank, John Hardy dalam sebuah catatan menggambarkan pengumuman itu sebagai pengubah permainan, dilansir dari CoinDesk, Jumat, 11 Maret 2022.

Hal tersebut menunjuk pada meningkatnya tekanan bank sentral untuk memerangi inflasi dengan memperketat kebijakan moneter, yang dapat membebani aset spekulatif seperti kripto. 

Kripto dan saham sedikit lebih rendah sepanjang Kamis dan Jumat, sementara harga minyak turun. Tempat berlindung aset tradisional seperti emas dan dolar AS diperdagangkan lebih tinggi.

Cryptocurrency alternatif (Altcoin) mengalami lebih sedikit tekanan jual dibandingkan dengan Bitcoin (BTC) pada JUmat. Ether (ETH) turun 3 persen selama 24 jam terakhir, dibandingkan dengan penurunan BTC sebesar 6 persen. Sementara itu, STX, token asli dari jaringan Stacks yang digunakan untuk memicu kontrak pintar, naik sebanyak 20 persen. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya