Liputan6.com, Jakarta - Pertukaran kripto Binance memimpin kontribusi investor untuk membantu korban pencurian koin digital senilai USD 615 juta atau sekitar Rp 8,8 triliun dari jaringan Ronin milik game P2E Axie Infinity.
Perusahaan yang berbasis di Vietnam, Sky Mavis, yang menjalankan game Axie Infinity, mengatakan pekan lalu mereka telah terkena salah satu pencurian kripto terbesar yang membuat pengguna tidak dapat menarik uang mereka dari game tersebut.
Sky Mavis mengatakan akan mengganti uang yang hilang melalui kombinasi dana neracanya sendiri dan USD 150 juta yang dikumpulkan oleh investor termasuk pertukaran cryptocurrency Binance dan perusahaan modal ventura a16z.
Advertisement
Baca Juga
CEO Sky Mavis, Trung Nguyen mengatakan akan berkomitmen mengganti seluruh kerugian pengguna.
“Sky Mavis berkomitmen untuk mengganti semua dana pengguna kami yang hilang dan menerapkan langkah-langkah keamanan internal yang ketat untuk mencegah serangan di masa depan," kata Trung dikutip dari Channel News Asia, Kamis (7/4/2022).
“Bagian dari jaringan yang diretas adalah jembatan blockchain yang disebut Ronin, yang memungkinkan pengguna untuk memindahkan dana masuk dan keluar dari permainan. Jaringan akan dibuka kembali setelah peningkatan keamanan dan audit yang dapat memakan waktu beberapa minggu,” lanjut Trung.
CEO Binance, Changpeng Zhao mengatakan pihaknya sangat percaya pada perusahaan Sky Marvis untuk menangani hal tersebut.
“Kami sangat percaya Sky Mavis akan membawa banyak nilai dan pertumbuhan untuk industri yang lebih besar dan kami percaya itu perlu untuk mendukung mereka karena mereka bekerja keras untuk menyelesaikan insiden baru-baru ini,” ujar Zhao.
Meskipun begitu, Binance dan Sky Mavis tidak memberikan angka berapa banyak dari USD 150 juta yang akan disediakan Binance untuk Sky Marvis.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Binance Jadi Sponsor Grammy 2022
Sebelumnya, Binance, salah satu pertukaran kripto terkemuka, kembali menjadi perbincangan. Meskipun berhadapan dengan regulator di berbagai yurisdiksi dalam beberapa bulan terakhir, Binance terus melebarkan sayap bisnis kriptonya.
Binance menargetkan pasar AS dengan menjadi sponsor Grammy. Binance menjadi mitra pertukaran kripto resmi pertama di Recording Academy. Recording Academy adalah penyelenggara penghargaan Grammy, satu-satunya penghargaan musik yang paling ditunggu-tunggu bagi banyak orang di dunia.
Informasi tersebut disampaikan langsung pihak Binance melalui siaran pers perusahaan, Kamis, 31 Maret 2022.
"Dimulai dengan Grammy, kami bersemangat untuk bekerja sama dengan Recording Academy untuk menghadirkan pengalaman baru yang segar yang didukung oleh blockchain dan semua hal hebat yang dapat dibawa oleh teknologi Web3 ke hiburan," ujar Co-founder Binance, Yi He dalam keterangan tertulis, dikutip dari CoinDesk, Jumat, 1 April 2022.
Gelaran Grammy tahun ini akan berlangsung di Las Vegas pada 3 April, Grammy dimaksudkan untuk menghormati pertunjukan musik terbaik selama 2021.
Banyak perusahaan kripto saat ini yang sudah mulai sadar pentingnya pengenalan brand pada khalayak luas. Hal itu mendorong para pertukaran kripto untuk beriklan atau menjalin kerja sama dalam acara mainstream.
Misalnya pada Februari 2022 lalu, pertukaran kripto eToro, FTX, Coinbase, dan Crypto.com ditampilkan di Super Bowl LVI. Perusahaan tersebut membeli waktu iklan paruh waktu dalam acara Super Bowl.
Binance sendiri bukan kali pertama menjadi mitra dalam industri entertainment. Pada awal Maret 2022, Binance mengumumkan kerja sama dengan SM Entertainment untuk mengembangkan Blockchain dan NFT.
Advertisement
Dapat Izin Operasi dari Bank Sentral Bahrain
Sebelumnya, Bank Sentral Bahrain telah memberikan lisensi kepada pertukaran kripto Binance yang memungkinkannya beroperasi di negara tersebut untuk menyediakan layanan termasuk perdagangan kripto, penyimpanan, dan layanan manajemen portofolio kepada pelanggan Bahrain.
Lisensi ini adalah yang pertama bagi Binance di kawasan Timur Tengah/Afrika Utara (MENA).
"Lisensi dari Bahrain adalah tonggak sejarah dalam perjalanan kami untuk mendapatkan lisensi penuh dan diatur di seluruh dunia," kata pendiri dan CEO Binance, Changpeng Zhao, menulis dalam sebuah pengumuman pers, dikutip dari CoinDesk, Senin, 28 Maret 2022.
Binance diberikan persetujuan awal untuk lisensi sejak Desember, tetapi diharuskan untuk menyelesaikan proses aplikasi lengkap sebelum diberikan lisensi penuh.
Meskipun berhasil melakukan ekspansi ke kawasan Timur tengah, pada 2021, Binance cukup banyak mendapat kecaman dari regulator di sejumlah negara, termasuk Inggris dan Jepang.
Kerajaan Bahrain yang kaya minyak, bagaimanapun, tampaknya menganggap Binance dalam cahaya yang lebih positif dan melihat lisensi sebagai langkah ke arah yang benar untuk industri kripto yang baru lahir.
CEO Dewan Pengembangan Ekonomi Bahrain, Khalid Humaidan, menulis dalam sebuah keterangan, tim Bahrain telah membangun infrastruktur kelas dunia untuk mendukung industri blockchain dan kripto yang tumbuh cepat, dengan peraturan yang kuat.
Kolaborasi dengan para pemimpin industri seperti Binance akan semakin meningkatkan misi Bahrain untuk membangun Kerajaan Bahrain sebagai pusat bisnis terkemuka.