Liputan6.com, Jakarta - Gejolak di pasar kripto baru-baru ini telah memberi Dewan Stabilitas Keuangan (FSB) semakin banyak alasan untuk mengembangkan kerangka peraturan yang konsisten secara global.
Ketua dari Kelompok kerja FSB pada aset kripto, Steven Maijoor mengatakan pertumbuhan pasar kripto yang cepat di hadapan kerentanan struktural dan peraturan serta pengawasan yang tidak lengkap berarti mereka akan segera mencapai titik di mana mereka mewakili ancaman terhadap stabilitas sistem keuangan global.
Baca Juga
Maijoor membuat komentar di Institutional Digital Assets and Crypto Regulation Symposium yang diselenggarakan oleh City & Financial Global di London.
Advertisement
FSB sudah mencari untuk menetapkan standar global untuk mengatur kripto, dengan laporan tahunannya, menggemakan kekhawatiran Maijoor tentang hal itu yang berpotensi mengancam stabilitas keuangan.
Laporan itu mengatakan sejumlah kerentanan struktural kripto serupa dengan yang ada di pasar keuangan tradisional.
“Kepercayaan dibangun dalam tetes, dan hilang dalam ember. Menggambar kesejajaran antara pasar aset kripto dan kejatuhan Bank Amsterdam tiga abad lalu. ttu adalah tujuan FSB untuk belajar dari masa lalu,” kata Maijoor dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (25/11/2022).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Kripto Tak Bisa Dianggap Iseng Saja
Maijoor, yang merupakan anggota dewan eksekutif bank sentral Belanda dan anggota dewan pengawas Bank Sentral Eropa, mengatakan banyak pasar kripto dicirikan oleh asimetri informasi tingkat tinggi, sehingga seringkali tidak mungkin untuk mengetahui aktor mana yang memiliki kinerja buruk. niat dan platform mana yang berisiko.
Dia juga mengatakan, “kripto tidak bisa dianggap iseng-iseng saja,” karena banyak aktivitas kripto tidak sesuai dengan peraturan yang ada atau terjadi di luar batas peraturan.
“Sifat lintas batas aset kripto menimbulkan tantangan yang jelas bagi pengawas nasional,” jelas Maijoor,
FSB telah menerbitkan laporan terbuka untuk konsultasi publik, yang menyerukan yurisdiksi secara global untuk mengembangkan norma keuangan baru untuk risiko kripto, fokus pada peraturan internasional dan memperketat aturan untuk stablecoin.
Advertisement
Bitcoin Senilai Rp 5,2 Triliun Lenyap dari FTX Sebelum Ajukan Kebangkrutan
Sebelumnya, selain ratusan juta dolar Amerika Serikat dalam berbasis token ethereum disedot dari dompet FTX setelah perusahaan ajukan kebangkrutan pada 11 November 2022, bitcoin senilai USD 333 juta atau Rp 5,23 triliun (asumsi kurs Rp 15.721 per dolar AS) juga menghilang.
FTX memegang bitcoin senilai USD 3,3 miliar atau sekitar Rp 51,89 triliun selama masa kejayaannya. Namun, pada 7 November 2022, bursa kripto itu memiliki 0,25 bitcoin.
Lima hari sebelum FTX ajukan kebangkrutan, 20.176 bitcoin lepas dari bursa kripto dalam waktu kurang dari 24 jam
Setelah CEO Binance Changpeng Zhao (CZ) mengatakan Binance akan lepas semua token FTT-nya, semua pihak segera mulai melihat reaksi FTX. Selain menonton reaksi FTX terhadap pernyataan CZ, orang-orang mulai mengamati saldo kripto bursa yang terkepung.
Banyak pihak yang sedot dana berbasis ethereum dari bursa pada hari yang sama ketika mengajukan perlindungan kebangkrutan. Namun, FTX juga memiliki setidaknya 20.176,84 bitcoin (BTC) pada 5 November 2022. Namun, keesokan harinya, cadangan BTC FTX turun menjadi 220,26 bitcoin.
Pada 7 November 2022, data mengungkapkan bursa hanya memiliki 0,25 bitcoin karena semuanya ditransfer jauh sebelum pengajuan kebangkrutan perusahaan.
Tahun lalu, ketika FTX adalah bursa kripto dalam hal volume perdagangan kripto global, data cryptoquant.com, menunjukkan platform perdagangan tersebut memiliki 75.303 BTC dan bitcoin sekitar USD 46.000 per unit. Pada nilai tukar tersebut pertengahan April 2021, simpanan bitcoin 75.000 bernilai USD 3,3 miliar.
Cadangan Bitcoin
Pada pertengahan September 2021, cadangan bitcoin FTX turun ke kisaran 20.000. Hal itu selama lebih dari setahun. Berdasarkan data coinglass.com pada 8 Mei 2022 menunjukkan FTX adalah bursa terbesar ke-11 dalam hal cadangan BTC. Pada hari itu, FTX memegang 20.048,43 bitcoin. Coinglass sekarang menempatkan FTX di posisi ke-18 karena menunjukkan bursa kripto itu memiliki 7,03 btc.
Cryptoquant.com menunjukkan dompet FTX menampung kira-kira 7 BTC pada 19 November 2022. 20.176,84 btc bernilai USD 333 juta tetapi ketika ditransfer, dana itu bernilai USD 409 juta.
Melalui twitter dan beberapa publikasi media crypto dilaporkan kalau 20.176,84 btc menghilang dari FTX. Selain itu, bitcoin hilang sebelum CZ memberi tahu publik Binance akan akuisisi FTX dan kemudian ungkapkan binance mundur dari kesepakatan karena uji tuntas.
Advertisement