Ternyata Bitcoin Jadi Salah Satu Indikator Utama Indeks S&P 500

Hal ini lantaran, Bitcoin cenderung memimpin dasar pasar saham utama.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 23 Des 2022, 16:33 WIB
Diterbitkan 23 Des 2022, 16:32 WIB
Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Investor pasar saham yang mencari petunjuk tentang potensi perubahan tren bearish ke bullish di indeks S&P 500 harus memperhatikan bagaimana gerak harga dari kripto terbesar di dunia Bitcoin. 

Hal ini lantaran, Bitcoin cenderung memimpin dasar pasar saham utama setidaknya dalam enam minggu terakhir, menurut analisis data masa lalu oleh Delphi Digital. 

Ahli strategi Delphi, yang dipimpin oleh Kevin Kelly, dalam laporan pratinjau 2023 mengungkapkan data masa lalu menunjukkan, rata-rata, BTC telah mencapai 48 hari untuk mencapai titik terendah atau 10 hari lebih dulu dibandingkan S&P 500.

“Selama lima tahun terakhir, semua pembalikan harga utama di BTC telah mendahului yang ada di indeks saham utama,” ujar Kelly dikutip dari CoinDesk, Jumat (23/12/2022). 

Ini menunjukkan bitcoin dan kripto secara umum, dipandang oleh investor sebagai aset yang lebih berisiko daripada saham. Seperti yang dicatat Eswar Prasad dari Brookings Institutions tahun lalu, bitcoin telah menjadi investasi spekulatif.

Sementara itu secara fundamental perusahaan dan faktor ekonomi makro berdampak langsung pada pergerakan harga saham, sedangkan pasar kripto belum mengembangkan hubungan yang kuat dengan ekonomi global, meski beberapa kali harga kripto jatuh terdampak ekonomi global.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pasar Taruhan

Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay
Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay

Aset digital, hingga saat ini, terbukti didorong oleh narasi, dengan valuasi hampir seluruhnya bergantung pada kecepatan ekspansi pasokan mata uang fiat, terutama dolar AS dan faktor-faktor seperti tingkat inflasi yang memengaruhi kebijakan Federal Reserve.

“Pasar kripto adalah salah satu taruhan paling murni pada ekspansi likuiditas global dan penurunan nilai mata uang. Tidak hanya dipengaruhi oleh faktor makro, tetapi ketika kondisi pasar berubah, seringkali yang pertama bereaksi,” catat ahli strategi Delphi.

Bitcoin mencapai harga tertinggi di level USD 69.000 (Rp 1 miliar) pada 11 November 2021, atau 55 hari sebelum S&P 500 memuncak pada 4.818 pada 4 Januari. Bitcoin mencapai titik terendah 11 hari dan delapan hari sebelum S&P 500 masing-masing pada 23 Maret 2020, dan 24 Desember 2018.

Berdasarkan data masa lalu ini, menunjukkan Bitcoin menjadi salah satu indikator untuk melihat perubahan tren pada indeks S&P 500.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya