Jangan Anggap Remeh, Penyakit Mental Eating Disorder Perlu Penanganan Khusus

Baru-baru ini ada seorang kontestan model yang mengutarakan pengalamannya terkait depresi dan eating disorder yang kemudian tidak mendapat tanggapan baik dari juri.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 24 Mar 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2021, 12:00 WIB
Deddy Corbuzier
Deddy Corbuzier (Liputan6.com/IG/mastercorbuzier)

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini ada seorang kontestan model yang mengutarakan pengalamannya terkait depresi dan eating disorder yang kemudian tidak mendapat tanggapan baik dari juri.

Padahal, acara tersebut ditonton banyak orang karena disiarkan di televisi swasta dan diunggah di media daring.

Dalam tayangan tersebut, kontestan model asal Bali, Ilene, mengatakan bahwa ia sempat mengalami eating disorder dengan kondisi makan berlebihan kemudian tidak ingin makan sama sekali karena merasa tubuhnya gemuk.

Namun, juri yang tak lain adalah figur publik Deddy Corbuzier dan aktris Luna Maya tidak menanggapi hal tersebut dengan baik. Ilene mengatakan bahwa ia sempat mendapat bully dan body shaming di dunia model karena tubuh gemuk. Namun, Deddy berpendapat bahwa menjaga berat badan adalah tuntutan kerja sebagai model.

"My opinion, memang ketika menentukan sebuah profesi, tuntutannya menjadi seperti itu. Jadi, saya tidak merasa itu sebagai body shamming,” ujar Deddy dalam tayangan tersebut.

Padahal, kondisi yang dialami Ilene bukan serta merta karena ia lemah dan tidak bisa beradaptasi dengan keadaan melainkan ada penyakit mental yang ia miliki.

Menurut psikolog dari Universitas Indonesia (UI), Oktina Burlianti, eating disorder adalah kelainan yang dipicu oleh kecemasan. Namun, gejala yang disebutkan Ilene lebih mengarah ke stres dan depresi.

Keadaan ini dapat disebut gangguan ketika aspek-aspek kehidupan pasiennya sudah mulai terganggu. Misal, pekerjaan menjadi tidak optimal, hubungan sosial bermasalah, dan tidak bisa mempertahankan hubungan romantis dalam jangka panjang.

“Jadi disebut gangguan kalau terjadi di area-area itu, ketika orang lain bisa menjalankan dengan normal, tapi dia tidak bisa menjalani,” ujar psikolog yang akrab disapa Ullie itu kepada kanal Disabilitas Liputan6.com, Selasa (23/3/2021).

Ilene sendiri mengatakan bahwa ia sempat tidak menyadari bahwa Ia memiliki penyakit mental dan bahkan sempat memiliki pemikiran untuk bunuh diri hampir setiap hari.

Simak Video Berikut Ini

Cara Penyembuhan

Dalam penyembuhan eating disorder ada terapi tersendiri yang perlu dilakukan, kata Ullie. Terapi yang biasanya dilakukan adalah terapi perilaku.

“Ada Cognitive Behavior Therapy (CDT) memang harus ketemu psikolog. Jadi kalau ke psikolog itu ada terapi perilaku, tapi kalau masalahnya terkait ketidakseimbangan hormon atau kimiawi di dalam tubuh yang menyebabkan kecemasan itu ke psikiater, ada obat-obatannya.”  

Gangguan cemasnya sendiri harus diukur terlebih dahulu, tambahnya. Jika gangguannya sangat berat, maka harus dikombinasikan antara obat dengan terapi perilakunya.

“Tapi kalau gangguannya ringan atau sedang itu bisa dengan terapi perilaku, tergantung kondisinya,” tutup Ullie.

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya