Liputan6.com, Jakarta Staf khusus Presiden, Angkie Yudistia, bertemu Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Balai Kota Semarang, Rabu (2/6). Dalam pertemuan itu, dia mendorong agar Kota Semarang bisa menjadi percontohan terkait kemajuan pemberdayaan penyandang disabilitas dalam bidang UMKM.
"Saya melihat UMKM disabilitas di Kota Semarang ini bisa bergerak karena pandemi. Efeknya untuk semua tidak hanya disabilitas yang jatuh semuanya, tapi dengan optimisme kita akan berusaha untuk bangkit, dan saya harap Kota Semarang bisa menjadi kota percontohan untuk perkembangan dan kemajuan disabilitas bagi daerah lainnya," kata Angkie di sela-sela kunjungan kerjanya di Pemkot Semarang.
Baca Juga
Dia menyebut telah melihat langsung dua UMKM, seperti pembuat sabun dan di bidang fashion, yang mampu bertahan di tengah pandemi dengan hasil karya kaum difabel.
Advertisement
"Jadi dua UMKM yang saya lihat langsung ini adalah contoh optimisme. Bahwa UMKM disabilitas bisa bangkit, ini adalah bagaimana kita bertahan di masa pandemi dan ekonominya terus berjalan," terangnya.
Simak Video Berikut Ini:
Prioritas vaksin untuk lansia
Angkie juga menyinggung soal pentingnya vaksinasi Covid-19 untuk juga diprioritaskan kepada penyandang disabilitas.
"Poin penting pertemuan kami adalah penyandang disabilitas sebagai kelompok rentan agar mendapat vaksinasi. Karena ketika kesehatan pulih, maka kita mendorong untuk ekonomi bangkit, di mana kelompok disabilitas ini dapat bekerja dan juga meningkatkan UMKM-nya," jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan komitmennya untuk memberikan layanan yang sama kepada kelompok disabilitas, termasuk pada program vaksinasi dan kemandirian ekonomi melalui UMKM.
"Kami prioritaskan program vaksinasi bagi kelompok lansia, disabilitas dan pekerja pariwisata. Jika ada yang belum terjangkau pelayanan, kami minta untuk diinfokan,” tuturnya.
Terkait dukungan bagai penyandang disabilitas pelaku UMKM, Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Sosial dan Dinas Koperasi dan UMKM terus melakukan penguatan kemandirian kelompok disabilitas.
"Kita ada pelatihan dan pendampingan usaha panti pijat, boga, antaran pengantin, desain grafis dan terapi khusus, penyerahan kursi roda, dan penguatan keterampilan, serta kemandirian lain sesuai kebutuhan masing-masing penyandang disabilitas," jelasnya.
Hendi juga mengalokasikan kuota 2,5 persen dari total formasi calon Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan dibuka Pemerintah Kota Semarang untuk diisi kelompok disabilitas.
"Dari total 1.000 kuota ASN yang akan dibuka Pemerintah Kota Semarang, porsi 2,5 persen disiapkan khusus untuk kawan-kawan disabilitas. Ini wujud komitmen Pemerintah Kota Semarang dalam pemenuhan hak dan cakupan akses pelayanan yang sama bagi kelompok disabilitas," tegas Hendi.
(Danny Adriadhi Utama/Merdeka.com)
Advertisement