Sama-Sama Cedera Tulang Belakang, Ini yang Bedakan Paraplegia dan Quadriplegia

Paraplegia dan quadriplegia adalah bentuk kelumpuhan yang menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh gerakan di satu atau lebih bagian tubuh. Ada banyak penyebab kelumpuhan, termasuk penyakit neuromuskular, cedera tulang belakang, dan stroke.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 26 Okt 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi kursi roda
Ilustrasi kursi roda. Photo by National Cancer Institute on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Paraplegia dan quadriplegia adalah dua jenis disabilitas fisik yang sering diakibatkan oleh cedera tulang belakang.

Menurut perkiraan tahun 2013, hampir 5,4 juta orang di Amerika Serikat hidup dengan disabilitas fisik.

Dilansir dari Medicalnewstoday, Paraplegia mengacu pada hilangnya gerakan dan sensasi di kedua kaki dan, kadang-kadang, bagian dari perut bagian bawah. Sementara Quadriplegia mempengaruhi keempat anggota badan dan pada beberapa orang, bagian dada, perut, dan punggung.

Paraplegia VS Quadriplegia

Paraplegia dan quadriplegia adalah bentuk kelumpuhan yang menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh gerakan di satu atau lebih bagian tubuh. Ada banyak penyebab kelumpuhan, termasuk penyakit neuromuskular, cedera tulang belakang, dan stroke.

Kelumpuhan ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, tergantung pada penyebab yang mendasari dan tingkat keparahan kerusakan. Adapun jenis kelumpuhan ada yang berupa sebagian (partial), komplit (complete), sementara (temporary), terlokalisasi (localized), dan digeneralisasikan (generalized).

Paraplegia mengacu pada kelumpuhan total atau sebagian pada kedua kaki dan, pada beberapa orang, bagian perut bagian bawah.

Orang terkadang menggunakan istilah “paraplegia” secara bergantian dengan “paraparesis”, yaitu kelumpuhan sebagian pada tubuh bagian bawah karena kelemahan dan kekakuan otot.

Quadriplegia, yang oleh sebagian orang disebut sebagai tetraplegia, adalah kelumpuhan yang mengakibatkan hilangnya gerakan dan sensasi pada keempat anggota badan. Hal ini juga dapat mempengaruhi organ-organ internal tubuh.

Beberapa bentuk kelumpuhan lainnya termasuk monoplegia, yang memengaruhi satu lengan, dan hemiplegia, yang memengaruhi satu kaki dan satu lengan di sisi tubuh yang sama.

 

Penyebab

Kerusakan pada otak atau sumsum tulang belakang dapat menyebabkan paraplegia atau quadriplegia.

a. Cedera tulang belakang

Tulang belakang berfungsi melindungi sumsum tulang belakang dari cedera fisik. Sumsum tulang belakang adalah struktur panjang seperti tabung yang terdiri dari bundel serabut saraf yang menyampaikan sinyal antara otak dan seluruh tubuh. Namun cedera serius mampu mematahkan tulang belakang atau membuatnya terkilir sehingga merusak segmen sumsum tulang belakang.

Peradangan yang dihasilkan dapat menghancurkan selubung mielin yang mengelilingi serabut saraf. Saraf dengan selubung yang rusak tidak dapat mengirimkan sinyal listrik secepat atau seefisien biasanya. Efeknya pun bervariasi tergantung dimana kerusakan terjadi.

Misalnya cedera pada daerah sakrum atau lumbar di punggung bawah dapat menyebabkan kelumpuhan pada kaki dan bagian perut. Namun jika cedera terjadi pada posisi yang lebih tinggi maka kelumpuhan pun dari titik cedera ke bawah semuanya.

Kecelakaan kendaraan bermotor dan jatuh biasanya menyebabkan trauma yang diakibatkan patah atau remuknya tulang belakang, melukai sumsum tulang belakang. Sebaliknya, jika masalah kesehatan, seperti stroke tulang belakang, radang sendi, kanker, infeksi, atau degenerasi diskus, adalah penyebab kerusakan pada sumsum tulang belakang, dokter menyebutnya sebagai cedera tulang belakang nontraumatik.

b. Stroke

Stroke terjadi ketika pembuluh darah menyempit, tersumbat, atau pecah mengganggu suplai darah ke otak dan, lebih jarang, sumsum tulang belakang. Tanpa jumlah darah yang kaya oksigen yang cukup, sel-sel otak mulai mati, menyebabkan kelumpuhan. Kelumpuhan karena stroke biasanya mempengaruhi satu sisi tubuh. Namun, kerusakan pada bagian bawah otak yang terhubung ke sumsum tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan otot atau kelumpuhan di kedua sisi.

c. Cerebral palsy

Cerebral palsy mengacu pada sekelompok gangguan neurologis yang mempengaruhi lapisan luar otak, yang disebut korteks serebral, yang mengontrol gerakan otot. Umumnya penderita cerebral palsy sudah terdeteksi sejak lahir. Namun, beberapa anak mengalaminya setelah cedera kepala atau infeksi yang menyebabkan peradangan di otak. Tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan kerusakan, cerebral palsy dapat menyebabkan: masalah koordinasi; kekakuan otot; gerakan yang tidak disengaja, seperti tremor atau kejang; paraplegia atau quadriplegia

 

d. Multiple sclerosis (MS)

MS adalah gangguan inflamasi yang menyerang selubung mielin yang menutupi serabut saraf di otak, sumsum tulang belakang, dan saraf optik. MS menyebabkan berbagai macam gejala yang berkisar dari mati rasa ringan hingga kelemahan otot yang signifikan yang mengubah gaya berjalan seseorang. Bentuk MS yang parah dapat menyebabkan kelumpuhan sebagian atau seluruhnya, meskipun ini hanya terjadi pada sekitar sepertiga kasus MS . Kebanyakan orang dengan MS dapat berjalan, meskipun banyak yang membutuhkan bantuan, seperti tongkat atau kruk.

e. Penyebab lainnya

Kemungkinan penyebab kelumpuhan lainnya termasuk:

- gumpalan darah atau tumor di sumsum tulang belakang

- rheumatoid arthritis yang menyebabkan peradangan di bagian atas tulang belakang

- infeksi sumsum tulang belakang, misalnya, karena polio, HIV, virus West Nile, atau sifilis

- kelainan bawaan, seperti paraplegia spastik herediter atau sindrom Andersen Tawil

- gangguan neurodegeneratif, seperti amyotrophic lateral sclerosis, juga dikenal sebagai penyakit neuron motorik atau penyakit Lou Gehrig.

 

Tantangan Kelumpuhan

Kelumpuhan dapat memiliki efek jangka panjang yang signifikan pada kesehatan fisik seseorang, kemandirian, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

a. Bagi paraplegia

Seseorang dengan paraplegia mungkin memiliki mobilitas dan sensasi yang terbatas di kaki. Namun, mereka mempertahankan fungsi neurologis mereka di tubuh bagian atas. Seorang individu dengan bentuk kelumpuhan ini sering dapat hidup mandiri dan melakukan tugas-tugas seperti makan dan berpakaian tanpa bantuan.

Beberapa orang dengan paraplegia dapat berjalan dengan penyangga kaki dan kruk, sementara yang lain menggunakan kursi roda manual. Namun, perangkat mobilitas manual memberi tekanan pada tubuh bagian atas, yang dapat merusak sendi di pergelangan tangan dan bahu seiring waktu.

Paraplegia dapat mempengaruhi saraf sensorik, menyebabkan mati rasa atau hipersensitivitas. Akibatnya, seseorang dengan paraplegia mungkin tidak melihat cedera pada kaki mereka, atau mereka mungkin mengalami sensasi terbakar atau kesemutan yang menyakitkan di tubuh bagian bawah mereka.

Seseorang dengan paraplegia mungkin juga mengalami:

- sakit kronis

- detak jantung yang cepat

- tinggi tekanan darah

- berkurangnya fungsi kandung kemih dan usus

- disfungsi seksual

- penambahan berat badan

b. Bagi quadriplegia

Quadriplegia mempengaruhi tubuh dari leher ke bawah, yang secara signifikan dapat mengurangi kemandirian seseorang.

Tergantung pada tingkat kelumpuhan, seseorang dengan quadriplegia mungkin mengalami:

- terbatas atau tidak adanya fungsi lengan dan tangan sama sekali

- masalah berbicara, menelan, atau bernapas tanpa bantuan

- kesulitan melakukan tugas sehari-hari, seperti mandi, berpakaian, dan makan

- kesulitan bergerak dari tempat tidur atau kursi roda tanpa bantuan atau menggunakan perangkat

- borok akibat tekanan, juga dikenal sebagai luka tekan atau luka baring

- kehilangan tulang dan otot

 

Perawatan

Kelumpuhan tidak dapat disembuhkan, tetapi mungkin bagi beberapa orang untuk mendapatkan kembali kendali sebagian atau seluruhnya atas area yang terkena pada waktunya.

Perawatan yang tersedia saat ini dapat mengurangi efek jangka panjang dari kerusakan sistem saraf pusat memperlambat perkembangan penyakit apa punmencegah dan mengelola komplikasi tambahanmeningkatkan kualitas hidup seseorangPerawatan medis untuk paraplegia dan quadriplegia meliputi:

a. Prosedur operasi

Dokter dapat menggunakan prosedur bedah darurat untuk mengobati penyebab utama kerusakan sistem saraf pusat, seperti: arteri yang tersumbat atau berdarah; pembengkakan di sekitar otak atau sumsum tulang belakang; tulang belakang patah atau terkilir; tumor di sumsum tulang belakang. Dokter dapat merekomendasikan pembedahan jika seseorang mengalami komplikasi kelumpuhan, seperti ulkus dekubitus, kerusakan otot, atau nyeri kronis.

b. Obat-obatan

Dokter mungkin meresepkan obat-obatan berikut: antibiotik, untuk menurunkan risiko infeksi; kortikosteroid, untuk mengurangi peradangan saraf; atau pengencer darah, untuk mencegah pembekuan darah

c. Rehabilitasi

Terapi fisik berfokus pada mendapatkan kembali fungsi dan kekuatan otot melalui gerakan berulang. Terapis fisik dapat merekomendasikan latihan dan strategi khusus untuk tetap aktif secara fisik. Sementara terapi wicara dapat membantu orang mendapatkan kembali atau mempertahankan kemampuan mereka untuk berbicara, sementara terapi okupasi melibatkan pembelajaran untuk menyeimbangkan perawatan diri dan pekerjaan.

d. Coping dan support

Dalam sebuah studi tahun 2016 yang mengevaluasi kualitas hidup 84 orang dengan paraplegia traumatis. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun secara umum skor kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, dan hubungan sosial mereka lebih rendah daripada populasi umum, orang dengan paralegia atau quadriplegia merasa lebih baik dari:

- belajar tentang berbagai pilihan pengobatan dan rehabilitasi

- membuat perubahan yang meningkatkan mobilitas, seperti memasang alat bantu adaptif di sekitar rumah- meminta bantuan tanpa ragu-ragu dari keluarga, teman, dan profesional kesehatan berlatih senam secara teratur

- bergabung dengan kelompok dukungan online atau tatap muka untuk terhubung dengan orang lain yang mengalami kelumpuhan.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya