Anak Alami Gangguan Pendengaran, Amat Pengaruhi Perkembangan Bicara dan Bahasa

Gangguan pendengaran, terutama bila terjadi pada awal kehidupan seorang anak, dapat sangat mempengaruhi perkembangan bicara dan bahasa.

oleh Rahil Iliya Gustian diperbarui 05 Jun 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2024, 09:00 WIB
Ilustrasi anak autisme. Photo by Caleb Woods on Unsplash
Ilustrasi anak dengan gangguan pendengaran rentan mengalami gangguan bicara dan bahasa. Photo by Caleb Woods on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Gangguan pendengaran merupakan defisit sensorik yang paling umum dialami oleh anak-anak. Gangguan pendengaran, terutama bila terjadi pada awal kehidupan seorang anak, dapat sangat mempengaruhi perkembangan bicara dan bahasa.

Bahkan, bentuk gangguan pendengaran yang bersifat sementara atau dapat diobati, seperti cairan di telinga, dapat menyebabkan keterlambatan bicara jika dialami oleh anak yang sedang belajar memahami bahasa dan berbicara.

Gangguan keterampilan sosial juga dapat terjadi pada anak dengan gangguan pendengaran. Selain itu, banyak anak dengan gangguan pendengaran mengalami kesulitan dalam bidang prestasi akademik.

Hal ini dapat dicegah dengan deteksi dini gangguan pendengaran, dan intervensi yang efektif dapat mengurangi dampak dari gangguan pendengaran terhadap perkembangan anak seperti mengutip Verywell Health. 

Tanda dan Gejala Gangguan Pendengaran Pada Anak

Beberapa gejala awal gangguan pendengaran pada bayi dan anak, antara lain:

 Bayi

  • Tidak terkejut jika mendengar suara keras
  • Tidak menoleh ke arah suara
  • Tidak mengucapkan setidaknya beberapa kata pada usia 12 bulan 

Anak yang lebih besar

  • Perkembangan bicara yang tertunda
  • Ucapan yang tidak terdengar jelas
  • Tidak mengikuti arahan
  • Sering meminta Anda mengulangi apa yang Anda katakan
  • Mendengarkan musik atau televisi dengan volume tinggi 

Sebagai upaya deteksi dini, kebanyakan bayi yang baru lahir akan diperiksa untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran atau tidak, dan anak-anak biasanya dites lagi sebelum mulai bersekolah.

Namun, jika bayi atau anak menunjukkan gejala gangguan pendengaran, penting untuk memeriksakannya sesegera mungkin untuk meminimalkan dampak gangguan pendengaran terhadap tumbuh kembang anak.

Gangguan Pendengaran Bawaan

Gangguan pendengaran bawaan yaitu anak dilahirkan dengan gangguan pendengaran sebagian atau seluruhnya. Hal ini paling sering dikaitkan dengan kelainan genetik yang mempengaruhi perkembangan normal organ pendengaran.

Selain itu, komplikasi kelahiran, infeksi pada ibu, dan penggunaan obat-obatan dan alkohol selama kehamilan juga terkadang menjadi penyebabnya. 

Gangguan pendengaran merupakan kondisi yang umum terjadi pada banyak anak, dan tes deteksi dini gangguan pendengaran merupakan bagian standar dari perawatan pasca kelahiran.

Perawatannya bisa berbeda-beda tergantung penyebabnya, namun mungkin termasuk alat bantu dengar, implan koklea, atau bahasa isyarat.

Dampaknya Terhadap Tumbuh Kembang Anak

Gangguan pendengaran bisa memberikan dampak pada perkembanan bicara yang tertunda pada anak, ini seringkali ditandai dengan tidak mengucapkan 50 kata pada tahun kedua atau tidak membentuk kalimat dua kata pada usia dua tahun.

Kosakata berkembang jauh lebih lambat pada anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran, dan kesenjangan perkembangan kosa kata antara anak dengan dan tanpa gangguan pendengaran semakin melebar seiring bertambahnya usia.

Anak dengan gangguan pendengaran juga berdampak pada kesulitan mendengar dan mengucapkan bunyi-bunyi tertentu, yang mempengaruhi cara mereka berbicara sehingga membuat mereka sulit untuk dipahami.

Mereka seringkali mengalami kesulitan dengan struktur kalimat yang rumit, serta mungkin kesulitan mendengar akhiran kata seperti -s atau -ed.

Gangguan ini terkadang menyebabkan mereka tidak dapat mendengar suaranya sendiri saat berbicara atau hanya mendengar versi dirinya yang terdistorsi, sehingga menyebabkan mereka berbicara terlalu keras atau terlalu pelan dari volume suara normal.

Dampak dari gangguan pendengaran ini juga seringkali membuat anak-anak mengalami kesulitan dalam bidang akademis. Masalah komunikasi ini dapat menimbulkan masalah sosial dan perasaan terisolasi pada anak yang mengalami gangguan pendengaran dan keterlambatan bicara.

Intervensi Dini untuk Anak yang Memiliki Gangguan Pendengaran

Seperti yang telah disebutkan diatas, deteksi dini gangguan pendengaran dan intervensi dini yang tepat sangat penting untuk mendapatkan hasil terbaik.

Jenis intervensi yang digunakan bergantung pada jenis dan derajat gangguan pendengaran pada anak, dan biasanya ini melibatkan tim profesional.

Perawatan apa pun yang memperbaiki atau membantu pendengaran pada anak juga akan meminimalkan dan membantu memperbaiki segala keterlambatan perkembangan, termasuk masalah akademik dan sosial.

Dalam banyak kasus, terapi wicara dapat membantu untuk memperbaiki masalah berbicara akibat gangguan pendengaran yang tidak diobati.

Bagi anak-anak dengan tunarungu total, bahasa isyarat dapat membantu mengatasi masalah akademis dan sosial serta meminimalkan perasaan terisolasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya