Liputan6.com, Jakarta Pekan mode terbesar se-Asia Tenggara Jakarta Fashion Week 2017 memang telah berlalu akhir pekan lalu. Berbagai rancangan luar biasa desainer dalam negeri disajikan di JFW selama 7 hari. Salah satu kolaborasi dari Elvara Jandini Subyakto (EJS) dengan Margaux.
Baca Juga
Advertisement
Bagi EJS yang selama ini selalu konsisten membuat rancangan berteknik tie dye, ini merupakan debut beraksi di JFW. Melakukan riset terhadap berbagai penjuru mata angin dari sudut pandangnya sendiri, EJS memperkenalkan koleksi Spring/Summer 2017-nya yang juga terinspirasi dari kebudayaan Bali bertema "Kaja, Kangin, Kelod, Kauh," yang berarti Utara, Timur, Selatan, dan Barat.
Baginya, Kaja (utara) adalah arah mata angin yang diyakini paling sakral di Bali, sehingga pemandangan Gunung Agung menghasilkan motif segitiga hitam putih yang juga berarti keseimbangan. Kangin (timur), EJS melihatnya sebagai gelembung buih air laut, sehingga menjadi motif ombak bulat-bulat kecil.
Kelod (selatan), EJS terinspirasi pada api, sehingga hasilnya adalah warna yang bergejolak antara merah dan hitam. Sedangkan Kauh (barat) sendiri merupakan hamparan permukaan tanah yang timbul, tidak merata, dan vegetasinya menjadi kunci interpretasinya merilis tekstur bumi. Dalam pengolahannya pun, EJS secara sengaja tidak melepas ikatan yang biasa menjadi tahapan proses pencelupan kain ini.
Dalam presentasi koleksinya kali ini, EJS lebih memilih bahan-bahan seperti organdi, katun, viskos, dan sutra, menjadikan koleksi EJS sangat variatif untuk dikenakan siang atau malam hari, kasual, atau acara formal.
Sedangkan Margaux yang merupakan sebuah label yang didirikan oleh Vilia Triadi, Mayang Fajar, dan Nancy Baharrizki sendiri lebih menonjolkan tekstur pleats, tekstur yang menyerupai lidah api tajam, tekstur ombak, tekstur segitiga yang mengerucut, tekstur bulat bulat, dan lipit rapat.