Cerita `Street Fashion` Jepang dengan Fantasi Lolita

Street fashion anak muda Jepang ada bermacam-macam. Sepintas mungkin kita akan sulit mengkategorikan berbagai macam gaya tersebut.

oleh Bio In God Bless diperbarui 19 Feb 2014, 15:07 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2014, 15:07 WIB
fashion-tokyo-140219b.jpg

Jepang Ketika Anda sedang terjebak dalam sebuah masalah, rasanya ingin sekali bisa seperti Nobita yang langsung berteriak, "Doraemon, tolong aku!". Anda tentu mengenal film animasi asal Jepang ini. Film ini diangkat oleh komikus Jepang Fujiko Fujio yang meninggal dunia pada tahun 1996 di usia 63 tahun.

Jepang memang penuh dengan fantasi. Jika Anda melihat komik-komik Jepang yang biasa disebut Manga, Anda juga dapat memerhatikan pakaian-pakaian yang digunakan oleh tokoh-tokoh Manga tersebut. Sailor Moon adalah salah satu dari sekian banyak komik Jepang yang memanjakan mata pembacanya dengan gaya berpakaian para super hero cantik tersebut.

Fantasi fashion yang disuguhkan oleh komik-komik Jepang tersebut bukan hanya sebatas gambar. Jika Anda pergi ke Jepang, cobalah kunjungi daerah-daerah seperti Harajuku, Shibuya atau Shinjuku, niscaya Anda akan langsung merasa seperti berada di dalam sebuah komik. Tengok kanan-kiri anda dan lihatlah bagaimana Anak muda Jepang bergaya.

Street fashion anak muda Jepang ada bermacam-macam. Sepintas mungkin kita akan sulit mengkategorikan berbagai macam gaya tersebut. Seperti dilansir dari Tokyo Fashion, Rabu (19/2/2014), berikut ini adalah ulasan tentang satu jenis street fashion Jepang yang mendunia. Harajuku!

Sebenarnya Harajuku hanya sebuah nama jalan di wilayah Omotesando dekat stasiun Harajuku. Di sepanjang jalan yang bisa dimasuki beberapa gang itu, sering dijadikan tempat anak muda Tokyo nongkrong dengan aneka gaya spektakuler terutama pada hari Sabtu dan Minggu. Dari sinilah fashion street Jepang itu akhirnya mendunia dan dikenal dengan sebutan Harajuku Style.

Satu bukti nyata street fashion Jepang memiliki pengaruh di manca negara dapat dilihat di video klip penyanyi asal Amerika Gwen Stefani yang berjudul Wind it Up. Dandanan para penari latar Gwen itulah yang disebut dengan Lolita Fashion.

Secara umum, Lolita Fashion adalah gaya berpakaian anak muda Jepang yang inspirasi dasarnya adalah fashion di era Victoria. Era victoria adalah sebuah era Kerajaan Inggris kala dipimpin oleh Ratu Victoria. Ia memimpin kerajaan tersebut dari 20 Juni 1837 sampai ia meninggal dunia pada 22 Januari 1901.

Pada era ini, para wanita memakai gaun-gaun klasik khas Inggris. Gaun panjang yang bertumpuk-tumpuk, potongan gaun yang pas sampai pinggang dan menjuntai setelahnya, lengan yang menggelembung, topi berhias bunga adalah ciri-ciri dari fashion era victoria.

Lolita Fashion di Jepang merupakan interpretasi moderen dari fashion era Victoria itu. Unsur-unsur lain dari dunia fashion melebur dengan fashion era Victoria dalam Lolita Fashion. Pakaian-pakain yang digunakan pada Lolita Fashion tidak lagi sebatas variasi gaun saja. Selain itu, penggunaan bahan dan warna pakaian pun dapat lebih beragam.

Dalam Lolita Fashion kita bebas berimajinasi dalam berkreasi. Penggunaan Jaket bulu berwarna pink muda yang di bagian bawahnya dihiasi lace dengan pita-pita besar sebagai kancing dapat digunakan dengan rok chiffon bertumpuk selutut. Pakai wedges putih dengan menggunakan stocking sampai ke paha. Ini disebut dengan gaya sweet Lolita.

Varian lain dari Lolita Fashion adalah Gothic Lolita. Gothic Lolita merupakan paduan antara fashion era Victoria dan gaya gothic yang merupakan gaya abad pertengahan. Situasi abad pertengahan di Eropa dicirikan dengan kekuasaan gereja yang dominan sehingga pakaian-pakaian yang dikenakan haruslah yang bernuasa gelap sebab warna gelap akan lebih "menutupi" tubuh dan manusia akan terhindar dari dosa yang bisa diakibatkan oleh kenikmatan tubuh.

Ciri khas dari gothic lolita adalah penggunaan warna-warna yang gelap dalam pakaian maupun makeup. Warna-warna seperti hitam, abu-abu, ungu tua adalah warna-warna yang dominan dijumpai dalam gaya gothic lolita. Gaya gothic lolita ini perlu dilengkapi dengan riasan wajah yang gelap juga seperti eyeshadow, lipstick dan blush on berwarna merah gelap, hitam ataupun ungu gelap.

Punk lolita adalah campuran antara gaya punk yang datang dari pengaruh budaya musik punk dan gaya era Victorian. Gaya punk sendiri berciri pakaian-pakaian yang pas badan dan ketat berwarna hitam dengan aksen duri-duri. Jaket kulit, jeans hitam, sepatu boot besar dan gaya rambut jabrik juga merupakan ciri lain yang dapat dilihat pada gaya punk.

Dalam gaya punk lolita, maskulinitas punk beradu dengan feminitas era Victoria. Rok-rok lace dan berlapis berwarna hitam tampil lebih garang dengan potongan yang lebih urakan. Aksesoris seperti kalung rantai dan boneka-boneka yang bibirnya seperti dijahit juga bisa digunakan dalam gaya punk lolita. Lupakan era rambut Victoria yang tertata rapih. Ubah gaya rambut dengan potongan skin head di bagian kiri atau kanan kepala dan biarkan bagian lain tetap panjang.

Luar biasanya kreasi dan perwujudan imajinasi di Jepang tentu berkaitan dengan budaya masyarakat Jepang. Bagaimana dengan Indonesia? Siapakah Anda menyusuri Jalan Thamrin-Sudirman dengan tampil sebagai seorang wanita gothic-lolita?

(Bio/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya