Liputan6.com, Jakarta Dzikir merupakan salah satu ibadah utama dalam Islam yang sangat dianjurkan untuk diamalkan sehari-hari. Dengan berdzikir, seorang muslim dapat senantiasa mengingat Allah SWT dan mendekatkan diri kepada-Nya. Namun, banyak yang masih bertanya-tanya mengenai bacaan dzikir apa saja yang sebaiknya dibaca dalam keseharian. Artikel ini akan membahas secara lengkap berbagai bacaan dzikir yang dianjurkan beserta keutamaan dan manfaatnya.
Pengertian dan Definisi Dzikir
Dzikir secara bahasa berasal dari kata dzakara yang berarti mengingat, menyebut atau mengucapkan. Sedangkan secara istilah, dzikir adalah segala ucapan atau perbuatan yang ditujukan untuk mengingat dan menyebut nama Allah SWT. Dzikir tidak hanya terbatas pada ucapan lisan saja, namun juga meliputi dzikir hati dan perbuatan.
Para ulama membagi dzikir menjadi beberapa jenis:
- Dzikir lisan: Mengucapkan kalimat-kalimat dzikir seperti tasbih, tahmid, takbir, dll.
- Dzikir qalbu: Mengingat Allah dalam hati tanpa mengucapkannya.
- Dzikir fi'li: Mengingat Allah melalui perbuatan seperti shalat, sedekah, dll.
- Dzikir fikri: Merenungkan kebesaran Allah melalui ciptaan-Nya.
Dzikir memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang." (QS. Al-Ahzab: 41-42)
Rasulullah SAW juga sangat menganjurkan umatnya untuk memperbanyak dzikir. Beliau bersabda:
"Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati." (HR. Bukhari)
Advertisement
Bacaan Dzikir Apa Saja yang Dianjurkan Sehari-hari
Berikut ini adalah beberapa bacaan dzikir yang dianjurkan untuk diamalkan dalam keseharian:
1. Istighfar
Bacaan: أَسْتَغْفِرُ اللهَ
Transliterasi: Astaghfirullah
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah."
Istighfar merupakan salah satu dzikir utama yang sangat dianjurkan untuk dibaca sebanyak-banyaknya. Dengan beristighfar, seorang hamba memohon ampunan atas dosa-dosanya kepada Allah SWT. Rasulullah SAW sendiri senantiasa beristighfar lebih dari 70 kali dalam sehari.
2. Tasbih
Bacaan: سُبْحَانَ اللهِ
Transliterasi: Subhanallah
Artinya: "Maha Suci Allah."
Tasbih merupakan ungkapan untuk menyucikan Allah dari segala kekurangan dan sifat yang tidak layak bagi-Nya. Membaca tasbih dapat mengingatkan kita akan keagungan dan kesempurnaan Allah SWT.
3. Tahmid
Bacaan: اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ
Transliterasi: Alhamdulillah
Artinya: "Segala puji bagi Allah."
Tahmid adalah ungkapan syukur dan pujian kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Dengan bertahmid, seorang hamba mengakui bahwa segala kebaikan yang ia dapatkan adalah semata-mata karena karunia Allah SWT.
4. Takbir
Bacaan: اللهُ أَكْبَرُ
Transliterasi: Allahu Akbar
Artinya: "Allah Maha Besar."
Takbir merupakan ungkapan untuk mengagungkan Allah SWT. Dengan bertakbir, seorang hamba mengakui kebesaran Allah yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun di alam semesta ini.
5. Tahlil
Bacaan: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ
Transliterasi: Laa ilaaha illallah
Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Allah."
Tahlil adalah kalimat tauhid yang merupakan inti dari ajaran Islam. Dengan mengucapkan tahlil, seorang muslim menegaskan keesaan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun.
6. Hauqalah
Bacaan: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ
Transliterasi: Laa haula wa laa quwwata illa billah
Artinya: "Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah."
Hauqalah merupakan ungkapan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Dengan mengucapkan kalimat ini, seorang hamba mengakui bahwa segala kemampuan dan kekuatan yang ia miliki hanyalah pemberian dari Allah semata.
Keutamaan dan Manfaat Dzikir
Mengamalkan dzikir secara rutin membawa banyak keutamaan dan manfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Beberapa di antaranya adalah:
- Mendapatkan ketenangan hati dan jiwa
- Diampuni dosa-dosanya
- Dilindungi dari godaan setan
- Dimudahkan segala urusannya
- Mendapat pahala yang berlipat ganda
- Didekatkan kepada Allah SWT
- Dijauhkan dari siksa kubur dan neraka
- Mendapat syafaat di hari kiamat
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28)
Rasulullah SAW juga bersabda:
"Maukah aku beritahukan kepadamu sesuatu yang terbaik dari amal-amalmu, paling suci di sisi Rajamu, dan paling mengangkat derajatmu, lebih baik bagimu daripada menyedekahkan emas dan perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu musuhmu lalu kamu memenggal leher mereka atau mereka memenggal lehermu?" Para sahabat menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Dzikir kepada Allah Ta'ala." (HR. Tirmidzi)
Advertisement
Waktu-waktu Utama untuk Berdzikir
Meskipun dzikir dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, terdapat beberapa waktu yang diutamakan untuk berdzikir, di antaranya:
- Setelah shalat fardhu
- Pagi hari (setelah shalat Subuh hingga terbit matahari)
- Petang hari (setelah shalat Ashar hingga terbenam matahari)
- Sepertiga malam terakhir
- Saat berada di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
- Pada hari Jum'at
- Pada bulan Ramadhan, terutama di malam Lailatul Qadar
- Saat berada di Arafah pada hari Arafah
Rasulullah SAW bersabda:
"Tidaklah suatu kaum duduk berdzikir kepada Allah, melainkan para malaikat mengelilingi mereka, rahmat menyelimuti mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya." (HR. Muslim)
Cara Berdzikir yang Benar
Agar dzikir yang kita lakukan dapat memberikan manfaat maksimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Niat yang ikhlas karena Allah SWT
- Memahami makna dzikir yang diucapkan
- Menghadirkan hati dan pikiran saat berdzikir
- Merendahkan suara (kecuali jika dianjurkan untuk mengeraskan)
- Memilih tempat yang suci dan nyaman
- Mengikuti jumlah dan cara yang diajarkan oleh Rasulullah SAW
- Istiqamah dalam berdzikir
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin mengatakan:
"Dzikir yang paling utama adalah dzikir yang melibatkan hati dan lisan secara bersamaan. Jika harus memilih salah satunya, maka dzikir hati lebih utama daripada dzikir lisan semata."
Advertisement
Perbedaan Dzikir Pagi dan Petang
Meskipun banyak bacaan dzikir yang dapat dibaca baik di pagi maupun petang hari, terdapat beberapa perbedaan dalam lafaz dan jumlahnya. Berikut ini beberapa contoh perbedaan dzikir pagi dan petang:
Dzikir Pagi:
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Transliterasi: Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillaah, wal hamdu lillaah, laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir
Artinya: "Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu."
Dzikir Petang:
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Transliterasi: Amsaynaa wa amsal mulku lillaah, wal hamdu lillaah, laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir
Artinya: "Kami telah memasuki waktu petang dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu."
Perbedaan utama terletak pada kata "ash-bahnaa" (kami memasuki pagi) yang diganti menjadi "amsaynaa" (kami memasuki petang) untuk dzikir petang.
Tradisi Dzikir dalam Berbagai Mazhab dan Aliran Islam
Meskipun dzikir merupakan ibadah yang disyariatkan bagi seluruh umat Islam, terdapat beberapa perbedaan dalam praktik dan penekanannya di antara berbagai mazhab dan aliran Islam:
1. Mazhab Sunni
Dalam mazhab Sunni (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali), dzikir umumnya dilakukan secara individual atau berjamaah setelah shalat fardhu. Mereka menekankan pada dzikir yang ma'tsur (diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW) dan menghindari bid'ah dalam pelaksanaannya.
2. Mazhab Syiah
Dalam tradisi Syiah, terdapat penekanan khusus pada dzikir kepada Ahlul Bait (keluarga Nabi Muhammad SAW). Mereka juga memiliki tasbih khusus yang disebut "tasbih Fatimah" yang terdiri dari 33 kali tasbih, 33 kali tahmid, dan 34 kali takbir.
3. Tarekat Sufi
Dalam berbagai tarekat sufi, dzikir memiliki kedudukan yang sangat penting dan sering dilakukan dalam bentuk ritual khusus seperti dzikir jahr (bersuara) atau dzikir sirr (dalam hati). Beberapa tarekat memiliki dzikir khas mereka sendiri, seperti dzikir "Laa ilaaha illallah" dalam Tarekat Naqsyabandiyah atau dzikir "Hayy" dalam Tarekat Qadiriyah.
4. Salafi
Kelompok Salafi cenderung lebih ketat dalam membatasi dzikir hanya pada yang secara eksplisit diajarkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Mereka menghindari praktik-praktik dzikir yang dianggap bid'ah atau tidak memiliki dalil yang kuat.
Advertisement
Pengaruh Dzikir terhadap Kesehatan Mental dan Fisik
Selain manfaat spiritual, dzikir juga memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental dan fisik. Beberapa penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa praktik dzikir secara teratur dapat:
- Menurunkan tingkat stres dan kecemasan
- Meningkatkan kualitas tidur
- Memperbaiki fungsi sistem kekebalan tubuh
- Menurunkan tekanan darah
- Meningkatkan fokus dan konsentrasi
- Membantu dalam manajemen rasa sakit kronis
- Meningkatkan kesejahteraan psikologis secara umum
Dr. Larry Dossey, seorang dokter dan penulis buku "Healing Words", mengatakan:
"Penelitian menunjukkan bahwa doa dan meditasi (termasuk dzikir) dapat mempengaruhi berbagai proses fisiologis, termasuk detak jantung, tekanan darah, dan aktivitas otak. Ini menunjukkan bahwa praktik spiritual memiliki potensi untuk menjadi bagian integral dari perawatan kesehatan holistik."
Tantangan dalam Mengamalkan Dzikir di Era Modern
Meskipun dzikir membawa banyak manfaat, umat Islam di era modern sering menghadapi tantangan dalam mengamalkannya secara konsisten. Beberapa tantangan tersebut antara lain:
- Kesibukan dan padatnya jadwal sehari-hari
- Godaan gadget dan media sosial
- Kurangnya pemahaman tentang pentingnya dzikir
- Lingkungan yang kurang mendukung
- Rasa malas dan kurangnya motivasi
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Menetapkan waktu khusus untuk berdzikir setiap hari
- Memanfaatkan aplikasi pengingat dzikir di smartphone
- Bergabung dengan komunitas atau majelis dzikir
- Mempelajari lebih dalam tentang keutamaan dan manfaat dzikir
- Memulai dari dzikir yang singkat dan mudah, lalu secara bertahap meningkatkan jumlah dan durasinya
Advertisement
Pertanyaan Umum Seputar Dzikir
1. Apakah dzikir harus dilakukan dalam bahasa Arab?
Meskipun sebagian besar dzikir yang ma'tsur (diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW) memang dalam bahasa Arab, pada dasarnya dzikir dapat dilakukan dalam bahasa apapun. Yang terpenting adalah niat dan pemahaman makna dari dzikir tersebut. Namun, untuk dzikir-dzikir tertentu seperti tasbih, tahmid, dan takbir, lebih utama jika dibaca dalam bahasa Arab aslinya.
2. Bolehkah berdzikir menggunakan tasbih (alat hitung)?
Para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini. Sebagian membolehkan penggunaan tasbih dengan alasan bahwa itu membantu dalam menghitung jumlah dzikir. Sementara sebagian lain berpendapat bahwa lebih utama menggunakan jari tangan sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Yang terpenting adalah tidak menjadikan tasbih sebagai benda yang dikeramatkan atau dianggap memiliki kekuatan magis.
3. Apakah ada batasan jumlah maksimal dalam berdzikir?
Tidak ada batasan maksimal dalam berdzikir. Semakin banyak berdzikir, semakin baik. Namun, untuk dzikir-dzikir tertentu, ada jumlah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, seperti membaca tasbih, tahmid, dan takbir masing-masing 33 kali setelah shalat fardhu.
4. Bolehkah berdzikir dalam keadaan tidak suci (berhadas)?
Mayoritas ulama berpendapat bahwa berdzikir dalam keadaan tidak suci (berhadas) tetap diperbolehkan dan sah. Namun, lebih utama jika dilakukan dalam keadaan suci. Adapun untuk membaca Al-Qur'an, sebagian ulama mensyaratkan harus dalam keadaan suci.
5. Apakah dzikir harus dilakukan dengan suara keras?
Tidak harus. Dzikir dapat dilakukan baik dengan suara keras (jahr) maupun lirih (sirr) atau bahkan dalam hati. Masing-masing memiliki keutamaan tersendiri tergantung situasi dan kondisi. Dalam beberapa keadaan, dzikir dengan suara lirih bahkan lebih diutamakan, sebagaimana firman Allah SWT:
"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raf: 205)
Kesimpulan
Dzikir merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam dan membawa banyak manfaat, baik secara spiritual maupun kesehatan. Terdapat berbagai bacaan dzikir yang dapat diamalkan sehari-hari, mulai dari yang singkat seperti istighfar dan tasbih, hingga yang lebih panjang seperti dzikir pagi dan petang. Yang terpenting dalam berdzikir adalah keikhlasan, pemahaman makna, dan konsistensi dalam mengamalkannya.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan di era modern, umat Islam hendaknya tetap berusaha untuk menjadikan dzikir sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Dengan berdzikir, kita dapat senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, meraih ketenangan hati, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat memotivasi kita semua untuk lebih giat dalam mengamalkan dzikir. Wallahu a'lam bishawab.
Advertisement