Liputan6.com, Jakarta Syirik merupakan dosa terbesar dalam ajaran Islam. Secara bahasa, syirik berasal dari kata bahasa Arab "syaraka" yang berarti menyekutukan atau menduakan. Dalam konteks agama Islam, syirik didefinisikan sebagai perbuatan menyekutukan Allah SWT atau menyamakan-Nya dengan sesuatu selain Allah dalam hal-hal yang merupakan kekhususan Allah.
Syirik bertentangan dengan prinsip dasar tauhid atau keesaan Allah yang menjadi inti ajaran Islam. Tauhid mengajarkan bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Sementara syirik justru menyekutukan atau menyamakan Allah dengan sesuatu atau seseorang dalam hal-hal yang seharusnya hanya milik Allah semata.
Advertisement
Beberapa pengertian syirik menurut para ulama:
Advertisement
- Menurut Imam Al-Ghazali, syirik adalah meyakini adanya kekuatan selain Allah yang dapat memberikan manfaat atau mudarat.
- Ibnu Taimiyah mendefinisikan syirik sebagai menyembah selain Allah atau menjadikan tandingan bagi Allah dalam hal-hal yang merupakan kekhususan Allah.
- Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menyatakan syirik adalah memalingkan suatu bentuk ibadah kepada selain Allah.
Jadi secara garis besar, syirik dapat diartikan sebagai perbuatan menyekutukan Allah atau menyamakan-Nya dengan sesuatu selain Allah dalam hal-hal yang merupakan kekhususan Allah, baik dalam hal ibadah, sifat, perbuatan maupun kekuasaan. Syirik merupakan pengingkaran terhadap keesaan Allah dan bertentangan dengan inti ajaran tauhid dalam Islam.
Jenis-jenis Syirik
Para ulama membagi syirik menjadi beberapa jenis berdasarkan tingkat dan bentuknya. Secara garis besar, syirik terbagi menjadi dua jenis utama:
1. Syirik Akbar (Syirik Besar)
Syirik akbar adalah bentuk syirik yang paling berat dan dapat mengeluarkan pelakunya dari agama Islam. Syirik jenis ini meliputi:
- Syirik dalam ibadah - Menyembah atau beribadah kepada selain Allah, seperti menyembah berhala, meminta pertolongan kepada orang yang sudah meninggal, dll.
- Syirik dalam sifat Allah - Meyakini ada makhluk yang memiliki sifat-sifat ketuhanan seperti Maha Mengetahui yang ghaib.
- Syirik dalam Rububiyah - Meyakini ada yang dapat menciptakan, memberi rezeki, atau mengatur alam selain Allah.
- Syirik dalam ketaatan - Menaati makhluk dalam hal-hal yang bertentangan dengan syariat Allah.
2. Syirik Ashghar (Syirik Kecil)
Syirik ashghar adalah bentuk syirik yang lebih ringan namun tetap berbahaya dan harus dihindari. Jenis syirik ini meliputi:
- Riya - Melakukan ibadah dengan tujuan agar dilihat dan dipuji orang lain.
- Sumpah dengan selain nama Allah - Seperti bersumpah demi Ka'bah atau demi Nabi.
- Memakai jimat atau benda-benda yang diyakini dapat menolak bala
- Percaya pada ramalan atau perdukunan
Selain itu, ada pula yang disebut syirik khafi (tersembunyi) yaitu syirik yang sangat halus dan sulit dideteksi bahkan oleh pelakunya sendiri. Contohnya adalah melakukan ibadah karena mengharap pujian atau kedudukan, bukan karena Allah semata.
Memahami jenis-jenis syirik ini penting agar seorang Muslim dapat menjaga diri dari perbuatan syirik dalam berbagai bentuknya. Syirik akbar jelas harus dihindari karena dapat mengeluarkan seseorang dari Islam. Sementara syirik ashghar dan khafi juga berbahaya karena dapat mengurangi nilai ibadah dan menjerumuskan pada syirik yang lebih besar.
Advertisement
Bahaya Syirik
Syirik merupakan dosa terbesar dalam Islam yang memiliki bahaya dan dampak sangat serius, baik di dunia maupun di akhirat. Beberapa bahaya utama dari perbuatan syirik antara lain:
1. Tidak Diampuni Allah
Allah SWT telah menegaskan dalam Al-Qur'an bahwa Dia tidak akan mengampuni dosa syirik kecuali pelakunya bertaubat. Sebagaimana firman-Nya:
Â
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya." (QS. An-Nisa: 48)
Â
Ini menunjukkan betapa beratnya dosa syirik di sisi Allah SWT.
2. Amalan Menjadi Sia-sia
Syirik dapat menghapuskan seluruh amalan kebaikan yang telah dilakukan seseorang. Allah SWT berfirman:
Â
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Az-Zumar: 65)
Â
3. Diharamkan Masuk Surga
Pelaku syirik yang meninggal dalam keadaan belum bertaubat diharamkan masuk surga dan kekal di neraka. Allah SWT berfirman:
Â
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun." (QS. Al-Maidah: 72)
Â
4. Merendahkan Martabat Manusia
Syirik merendahkan derajat manusia karena menjadikannya tunduk dan menyembah kepada selain Allah yang merupakan makhluk ciptaan-Nya. Padahal Allah telah memuliakan manusia dan menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi.
5. Menimbulkan Ketakutan dan Kecemasan
Orang yang melakukan syirik akan selalu diliputi ketakutan dan kecemasan karena bergantung kepada selain Allah yang tidak memiliki kekuatan apa-apa. Berbeda dengan orang yang bertauhid yang hanya takut dan berharap kepada Allah semata.
6. Memecah Belah Umat
Syirik dapat memecah belah persatuan umat karena masing-masing kelompok mengklaim kebenaran atas sesembahan mereka. Hal ini bertentangan dengan ajaran tauhid yang menyatukan umat dalam penyembahan kepada Allah yang Esa.
Mengingat bahaya-bahaya tersebut, setiap Muslim harus benar-benar menjaga diri dari perbuatan syirik sekecil apapun. Memurnikan tauhid dan hanya bergantung kepada Allah semata adalah kunci keselamatan di dunia dan akhirat.
Contoh-contoh Perbuatan Syirik
Untuk lebih memahami konsep syirik, berikut beberapa contoh perbuatan yang termasuk dalam kategori syirik:
1. Menyembah Berhala atau Patung
Ini merupakan bentuk syirik yang paling jelas, yaitu menyembah atau memuja patung, batu, pohon, atau benda-benda lain sebagai sesembahan selain Allah. Termasuk di dalamnya adalah meminta pertolongan atau berdoa kepada benda-benda tersebut.
2. Meminta Pertolongan kepada Orang yang Sudah Meninggal
Berdoa atau memohon bantuan kepada orang yang sudah meninggal, termasuk para wali atau orang saleh, merupakan bentuk syirik karena hanya Allah yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa.
3. Percaya pada Ramalan dan Perdukunan
Mempercayai ramalan bintang (zodiak), meramal nasib, atau mendatangi dukun untuk mengetahui hal-hal ghaib termasuk syirik karena meyakini ada yang mengetahui perkara ghaib selain Allah.
4. Memakai Jimat atau Benda-benda "Keramat"
Menggunakan jimat, gelang, kalung, atau benda-benda tertentu yang diyakini dapat menolak bala atau mendatangkan keberuntungan termasuk syirik karena menyandarkan perlindungan kepada selain Allah.
5. Bersumpah dengan Selain Nama Allah
Bersumpah dengan menyebut nama selain Allah, seperti "Demi Ka'bah" atau "Demi Nabi" termasuk syirik kecil karena menyamakan sesuatu dengan Allah dalam hal pengagungan.
6. Riya dalam Beribadah
Melakukan ibadah dengan tujuan agar dilihat dan dipuji orang lain, bukan karena Allah semata, termasuk syirik kecil yang dapat menghapuskan pahala ibadah.
7. Menaati Pemimpin dalam Kemaksiatan
Menaati perintah pemimpin atau ulama dalam hal-hal yang bertentangan dengan syariat Allah termasuk syirik dalam ketaatan.
8. Mencintai Sesuatu Melebihi Cinta kepada Allah
Mencintai harta, kedudukan, atau seseorang melebihi kecintaan kepada Allah dan agama-Nya termasuk bentuk syirik dalam kecintaan.
9. Meyakini Adanya "Perantara" Menuju Allah
Meyakini bahwa seseorang harus melalui perantara tertentu untuk berdoa atau mendekatkan diri kepada Allah termasuk syirik karena Allah Maha Dekat dan langsung mengabulkan doa hamba-Nya.
10. Menganggap Ada yang Dapat Memberi Manfaat/Mudarat Selain Allah
Meyakini bahwa ada makhluk atau benda yang dapat mendatangkan kebaikan atau keburukan secara mandiri tanpa izin Allah termasuk syirik dalam rububiyah Allah.
Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa syirik dapat terjadi dalam berbagai bentuk, baik yang nyata maupun tersembunyi. Oleh karena itu, setiap Muslim harus senantiasa menjaga kemurnian tauhidnya dan hanya bergantung kepada Allah semata dalam segala urusan.
Advertisement
Cara Menghindari Syirik
Mengingat bahayanya syirik, setiap Muslim harus berupaya keras untuk menghindari perbuatan ini. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari syirik:
1. Memperdalam Ilmu Tauhid
Memahami konsep keesaan Allah dengan benar adalah langkah pertama untuk menghindari syirik. Pelajari dan dalami ilmu tauhid dari sumber-sumber yang terpercaya seperti Al-Qur'an, hadits, dan kitab-kitab ulama ahlus sunnah.
2. Merenungi Kebesaran Allah
Senantiasa merenungi kebesaran dan kekuasaan Allah dalam penciptaan alam semesta dapat memperkuat keyakinan bahwa hanya Allah yang layak disembah dan dimintai pertolongan.
3. Menjauhi Praktik-praktik Bid'ah
Hindari praktik-praktik keagamaan yang tidak memiliki dasar dalam Al-Qur'an dan Sunnah, karena bid'ah dapat menjerumuskan pada syirik.
4. Berdoa Hanya kepada Allah
Biasakan untuk selalu berdoa dan memohon pertolongan hanya kepada Allah dalam segala urusan, bukan kepada makhluk atau benda-benda tertentu.
5. Menjauhi Ramalan dan Perdukunan
Jangan pernah mendatangi peramal, dukun, atau orang yang mengaku dapat meramal nasib dan mengetahui hal-hal ghaib.
6. Menghindari Penggunaan Jimat
Jangan menggunakan jimat, gelang, kalung, atau benda-benda yang diyakini memiliki kekuatan gaib untuk perlindungan atau keberuntungan.
7. Ikhlas dalam Beramal
Senantiasa menjaga keikhlasan dalam beribadah dan beramal, hanya mengharap ridha Allah bukan pujian manusia.
8. Berhati-hati dalam Mencintai Makhluk
Jangan sampai kecintaan kepada makhluk (harta, kedudukan, pasangan) melebihi kecintaan kepada Allah dan agama-Nya.
9. Memperbanyak Istighfar
Senantiasa beristighfar dan memohon ampunan Allah atas kesalahan-kesalahan yang mungkin tidak disadari, termasuk syirik kecil.
10. Bergaul dengan Orang-orang Saleh
Bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemahaman agama yang benar dapat membantu menjaga diri dari perbuatan syirik.
11. Berdoa Memohon Perlindungan dari Syirik
Perbanyak doa memohon perlindungan Allah dari syirik, seperti doa yang diajarkan Rasulullah SAW:
Â
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu sedangkan aku mengetahuinya, dan aku memohon ampunan-Mu dari apa yang tidak aku ketahui." (HR. Ahmad)
Â
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas secara konsisten, seorang Muslim dapat menjaga kemurnian tauhidnya dan terhindar dari perbuatan syirik dalam berbagai bentuknya. Ingatlah bahwa menghindari syirik adalah kunci keselamatan di dunia dan akhirat.
Perbedaan Syirik dan Kufur
Syirik dan kufur adalah dua istilah dalam Islam yang sering kali membingungkan banyak orang. Meskipun keduanya sama-sama merupakan dosa besar, ada beberapa perbedaan penting yang perlu dipahami:
Definisi
- Syirik: Menyekutukan Allah atau menyamakan-Nya dengan sesuatu dalam hal-hal yang merupakan kekhususan Allah.
- Kufur: Penolakan atau pengingkaran terhadap Allah, rasul-Nya, atau ajaran-ajaran pokok dalam Islam.
Cakupan
- Syirik: Lebih spesifik, yaitu menyekutukan Allah dalam ibadah, sifat, atau kekuasaan-Nya.
- Kufur: Lebih luas, mencakup penolakan terhadap keberadaan Allah, kenabian Muhammad SAW, atau ajaran-ajaran pokok Islam.
Pelaku
- Syirik: Bisa dilakukan oleh orang yang mengaku beriman kepada Allah tapi menyekutukan-Nya.
- Kufur: Umumnya dilakukan oleh orang yang secara terang-terangan menolak keimanan kepada Allah dan ajaran Islam.
Tingkatan
- Syirik: Terbagi menjadi syirik besar (akbar) dan syirik kecil (ashghar).
- Kufur: Umumnya hanya merujuk pada penolakan total terhadap keimanan.
Konsekuensi
- Syirik: Syirik besar mengeluarkan pelakunya dari Islam, sementara syirik kecil tidak.
- Kufur: Selalu mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Pengampunan
- Syirik: Allah tidak mengampuni syirik (besar) kecuali pelakunya bertaubat.
- Kufur: Sama seperti syirik, kufur juga tidak diampuni kecuali dengan pertaubatan.
Contoh
- Syirik: Menyembah berhala, meminta pertolongan kepada orang yang sudah meninggal, percaya jimat dapat melindungi.
- Kufur: Menolak keberadaan Allah, mengingkari kenabian Muhammad SAW, menolak kewajiban shalat.
Meskipun ada perbedaan, syirik dan kufur sama-sama merupakan dosa besar yang harus dihindari oleh setiap Muslim. Keduanya dapat mengeluarkan seseorang dari Islam jika dilakukan dalam bentuknya yang paling berat. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami konsep keduanya dengan baik dan menjaga keimanannya dari hal-hal yang dapat menjerumuskan pada syirik atau kufur.
Advertisement
Syirik dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an sebagai pedoman utama umat Islam banyak membahas tentang syirik dan bahayanya. Berikut beberapa ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang syirik beserta penjelasannya:
1. Larangan Berbuat Syirik
Â
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun." (QS. An-Nisa: 36)
Â
Ayat ini dengan tegas melarang perbuatan syirik dalam bentuk apapun. Allah memerintahkan untuk menyembah-Nya semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun.
2. Syirik adalah Kezaliman Besar
Â
"Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS. Luqman: 13)
Â
Ayat ini menjelaskan bahwa syirik merupakan kezaliman terbesar karena menempatkan ibadah tidak pada tempatnya yang benar.
3. Allah Tidak Mengampuni Dosa Syirik
Â
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya." (QS. An-Nisa: 48)
Â
Ayat ini menegaskan beratnya dosa syirik yang tidak akan diampuni Allah kecuali dengan pertaubatan.
4. Syirik Menghapuskan Amal
Â
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Az-Zumar: 65)
Â
Ayat ini menjelaskan bahwa syirik dapat menghapuskan seluruh amal kebaikan seseorang.
5. Syirik Mengharamkan Surga
Â
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun." (QS. Al-Maidah: 72)
Â
Ayat ini menegaskan bahwa pelaku syirik diharamkan masuk surga dan tempatnya adalah di neraka.
6. Syirik Membuat Hati Gelisah
Â
"Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu." (QS. Ali Imran: 151)
Â
Ayat ini menjelaskan bahwa syirik menyebabkan ketakutan dan kegundahan dalam hati pelakunya.
7. Syirik Memecah Belah Umat
Â
"Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan." (QS. Ar-Rum: 31-32)
Â
Ayat ini menunjukkan bahwa syirik dapat memecah belah persatuan umat.
Ayat-ayat di atas hanyalah sebagian kecil dari banyaknya ayat Al-Qur'an yang membahas tentang syirik. Secara keseluruhan, Al-Qur'an sangat menekankan pentingnya menjauhi syirik dan memurnikan tauhid kepada Allah semata. Pemahaman yang mendalam terhadap ayat-ayat ini dapat membantu seorang Muslim untuk lebih waspada terhadap bahaya syirik dan menjaga kemurnian tauhidnya.
Syirik dalam Hadits
Selain Al-Qur'an, hadits Nabi Muhammad SAW juga banyak membahas tentang syirik, bahayanya, dan cara menghindarinya. Berikut beberapa hadits terkait syirik beserta penjelasannya:
1. Syirik adalah Dosa Terbesar
Â
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW: 'Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?' Beliau menjawab: 'Engkau menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Dialah yang menciptakanmu.'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Â
Hadits ini menegaskan bahwa syirik merupakan dosa yang paling besar di sisi Allah SWT.
2. Bahaya Syirik Kecil
Â
Dari Mahmud bin Labid radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya yang paling aku takutkan terhadap kalian adalah syirik kecil." Para sahabat bertanya, "Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Riya (pamer)." (HR. Ahmad)
Â
Hadits ini mengingatkan bahaya syirik kecil seperti riya yang sering kali tidak disadari oleh pelakunya.
3. Syirik dalam Sumpah
Â
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, Nabi SAW bersabda: "Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Â
Hadits ini menjelaskan bahwa bersumpah dengan selain nama Allah termasuk perbuatan syirik.
4. Larangan Memakai Jimat
Â
Dari 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (jimat), maka sungguh ia telah berbuat syirik." (HR. Ahmad)
Â
Hadits ini melarang penggunaan jimat atau benda-benda yang diyakini dapat menolak bala karena termasuk syirik.
5. Syirik dalam Mencari Perlindungan
Â
Dari Khaulah binti Hakim radhiyallahu 'anha, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang singgah di suatu tempat lalu mengucapkan: 'Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya', maka tidak ada sesuatu pun yang dapat membahayakannya hingga ia beranjak dari tempat itu." (HR. Muslim)
Hadits ini mengajarkan untuk hanya memohon perlindungan kepada Allah, bukan kepada makhluk atau benda-benda tertentu.
6. Syirik dalam Tawassul
Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang mendengar muadzin (mengumandangkan adzan), hendaklah ia mengucapkan seperti apa yang diucapkan oleh muadzin itu, kemudian bershalawat kepadaku. Sesungguhnya barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat (memberikan rahmat) kepadanya sepuluh kali. Kemudian mintalah kepada Allah al-wasilah untukku, karena sesungguhnya al-wasilah itu adalah suatu kedudukan di surga yang tidak layak kecuali bagi seorang hamba dari hamba-hamba Allah, dan aku berharap akulah hamba itu. Maka barangsiapa yang memintakan al-wasilah untukku, ia berhak mendapatkan syafa'at." (HR. Muslim)
Hadits ini mengajarkan tata cara tawassul (perantara) yang benar, yaitu dengan berdoa kepada Allah dan memohon syafaat Nabi, bukan dengan meminta langsung kepada Nabi atau orang-orang yang telah meninggal.
7. Syirik dalam Mencari Berkah
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Ketika Rasulullah SAW mencukur rambutnya pada waktu haji, Abu Thalhah adalah orang yang pertama kali mengambil rambutnya." (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa mencari berkah dari sesuatu yang berhubungan dengan Nabi SAW diperbolehkan selama beliau masih hidup. Adapun setelah wafatnya, hal ini tidak diperbolehkan karena dapat menjerumuskan pada syirik.
8. Syirik dalam Ketaatan
Dari 'Adi bin Hatim radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Aku datang kepada Nabi SAW sementara di leherku ada salib dari emas. Maka beliau bersabda: 'Wahai 'Adi, buanglah berhala ini darimu!' Lalu aku mendengar beliau membaca ayat: 'Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah.' (At-Taubah: 31). Beliau bersabda: 'Adapun mereka tidak menyembah para pendeta itu, akan tetapi jika para pendeta itu menghalalkan sesuatu bagi mereka, mereka menghalalkannya dan jika para pendeta itu mengharamkan sesuatu atas mereka, mereka mengharamkannya.'" (HR. At-Tirmidzi)
Hadits ini menjelaskan bahwa menaati ulama atau pemimpin dalam hal-hal yang bertentangan dengan syariat Allah termasuk bentuk syirik dalam ketaatan.
9. Syirik dalam Pengobatan
Dari Zainab, istri Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: "Abdullah melihat pada leherku sebuah benang. Ia bertanya: 'Apa ini?' Aku menjawab: 'Ini adalah benang yang telah di-ruqyah untukku.' Maka ia menariknya dan memutuskannya seraya berkata: 'Sesungguhnya keluarga Abdullah tidak membutuhkan syirik. Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: 'Sesungguhnya ruqyah, tamimah (jimat), dan tiwalah adalah syirik.'" (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Hadits ini melarang penggunaan jimat atau benda-benda tertentu untuk pengobatan karena dapat menjerumuskan pada syirik.
10. Syirik dalam Kecintaan
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: "Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dicintainya daripada anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini mengajarkan bahwa kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya harus lebih besar daripada kecintaan kepada makhluk. Jika tidak, maka bisa terjerumus pada syirik dalam kecintaan.
Hadits-hadits di atas memberikan gambaran yang jelas tentang berbagai bentuk syirik yang harus dihindari oleh seorang Muslim. Mulai dari syirik besar seperti menyembah selain Allah, hingga syirik kecil seperti riya dan mencari berkah dari benda-benda tertentu. Pemahaman yang mendalam terhadap hadits-hadits ini dapat membantu seorang Muslim untuk lebih waspada terhadap bahaya syirik dan menjaga kemurnian tauhidnya.
Penting untuk diingat bahwa syirik bukan hanya terbatas pada penyembahan berhala atau patung seperti yang umum dipahami. Syirik dapat muncul dalam berbagai bentuk yang lebih halus dan sering kali tidak disadari. Oleh karena itu, setiap Muslim harus senantiasa introspeksi diri dan memurnikan niatnya dalam setiap ibadah dan perbuatan.
Dalam konteks modern, syirik dapat muncul dalam bentuk-bentuk baru seperti mengagung-agungkan tokoh tertentu secara berlebihan, terlalu bergantung pada teknologi atau ilmu pengetahuan hingga melupakan kekuasaan Allah, atau menjadikan harta dan kedudukan sebagai tujuan hidup utama. Semua ini dapat menjerumuskan seseorang pada syirik jika tidak disikapi dengan benar.
Untuk menghindari syirik, seorang Muslim harus senantiasa memperdalam ilmu agamanya, terutama pemahaman tentang tauhid. Selain itu, penting untuk selalu meniatkan setiap perbuatan hanya karena Allah dan mengikhlaskan ibadah hanya untuk-Nya. Dengan demikian, insya Allah kita dapat terjaga dari perbuatan syirik dan memperoleh ridha Allah SWT.
Advertisement
Pertanyaan Umum Seputar Syirik
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum seputar syirik beserta jawabannya:
1. Apakah meminta doa kepada orang lain termasuk syirik?
Meminta doa kepada orang lain yang masih hidup tidak termasuk syirik, bahkan dianjurkan dalam Islam. Yang menjadi syirik adalah jika meminta doa kepada orang yang sudah meninggal atau meyakini bahwa orang tersebut dapat mengabulkan doa secara langsung tanpa izin Allah.
2. Apakah memakai cincin akik atau batu tertentu termasuk syirik?
Memakai cincin akik atau batu tertentu tidak termasuk syirik selama tidak disertai keyakinan bahwa benda tersebut dapat memberikan manfaat atau menolak mudarat secara mandiri tanpa izin Allah. Jika ada keyakinan seperti itu, maka termasuk syirik.
3. Bagaimana hukum ziarah kubur dalam Islam?
Ziarah kubur diperbolehkan dalam Islam, bahkan dianjurkan untuk mengingat kematian dan mendoakan orang yang telah meninggal. Namun, yang menjadi syirik adalah jika ziarah kubur dilakukan dengan tujuan meminta pertolongan atau berdoa kepada orang yang telah meninggal.
4. Apakah percaya pada ramalan bintang (zodiak) termasuk syirik?
Ya, mempercayai ramalan bintang atau zodiak termasuk syirik karena meyakini bahwa benda-benda langit dapat mempengaruhi nasib manusia. Hal ini bertentangan dengan keyakinan bahwa hanya Allah yang menentukan takdir manusia.
5. Bagaimana hukum mengucapkan "semoga beruntung" atau "good luck"?
Mengucapkan "semoga beruntung" atau "good luck" tidak termasuk syirik selama tidak disertai keyakinan bahwa keberuntungan datang dari selain Allah. Namun, lebih baik menggantinya dengan doa yang diajarkan dalam Islam seperti "semoga Allah memberkahimu" atau "insya Allah".
6. Apakah memakai jimat untuk perlindungan termasuk syirik?
Ya, memakai jimat untuk perlindungan termasuk syirik karena meyakini bahwa benda tersebut dapat memberikan perlindungan secara mandiri tanpa izin Allah. Seorang Muslim seharusnya hanya bergantung pada perlindungan Allah melalui doa dan ibadah.
7. Bagaimana hukum merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW?
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum merayakan maulid Nabi. Sebagian membolehkan selama tidak disertai hal-hal yang bertentangan dengan syariat, sementara sebagian lain melarangnya karena menganggapnya sebagai bid'ah. Yang penting adalah tidak menjadikan perayaan tersebut sebagai ritual ibadah atau meyakini ada keberkahan khusus pada hari tersebut.
8. Apakah mempercayai kekuatan batu atau kristal tertentu termasuk syirik?
Mempercayai kekuatan batu atau kristal tertentu dapat memberikan energi positif atau penyembuhan termasuk syirik karena meyakini ada kekuatan selain Allah yang dapat memberikan manfaat atau menolak mudarat.
9. Bagaimana hukum menggunakan istilah "Mother Nature" atau "Dewi Fortuna"?
Menggunakan istilah "Mother Nature" atau "Dewi Fortuna" tidak termasuk syirik jika hanya sebatas ungkapan bahasa tanpa keyakinan bahwa ada kekuatan di baliknya. Namun, sebaiknya dihindari untuk menjaga kemurnian tauhid dan menghindari kebiasaan yang dapat menjerumuskan pada syirik.
10. Apakah mempercayai mimpi sebagai pertanda termasuk syirik?
Mempercayai mimpi sebagai pertanda tidak termasuk syirik selama tidak menjadikannya sebagai sumber hukum atau keyakinan yang bertentangan dengan syariat. Dalam Islam, ada mimpi yang merupakan kabar gembira dari Allah, namun tidak semua mimpi memiliki makna khusus.
11. Bagaimana hukum mengucapkan sumpah dengan nama selain Allah?
Bersumpah dengan nama selain Allah, seperti "demi nyawa saya" atau "demi Ka'bah", termasuk syirik kecil. Rasulullah SAW melarang hal ini dan mengajarkan untuk hanya bersumpah dengan nama Allah.
12. Apakah mempercayai horoskop termasuk syirik?
Ya, mempercayai horoskop termasuk syirik karena menyandarkan nasib dan kejadian masa depan pada benda-benda langit, bukan pada ketentuan Allah. Hal ini bertentangan dengan keyakinan bahwa hanya Allah yang mengetahui perkara ghaib.
13. Bagaimana hukum menggunakan istilah "Dewi Keberuntungan" dalam percakapan sehari-hari?
Menggunakan istilah "Dewi Keberuntungan" dalam percakapan sehari-hari sebaiknya dihindari karena dapat mengarah pada keyakinan adanya kekuatan lain selain Allah yang dapat memberikan keberuntungan. Lebih baik menggantinya dengan ungkapan yang tidak mengandung unsur syirik.
14. Apakah mempercayai kekuatan feng shui termasuk syirik?
Mempercayai kekuatan feng shui dapat termasuk syirik jika meyakini bahwa pengaturan tertentu dapat mendatangkan keberuntungan atau menolak kesialan secara mandiri tanpa campur tangan Allah. Namun, jika hanya sebatas estetika atau kenyamanan, maka tidak termasuk syirik.
15. Bagaimana hukum menggunakan istilah "semoga dewi fortuna berpihak padamu"?
Menggunakan istilah "semoga dewi fortuna berpihak padamu" sebaiknya dihindari karena mengandung unsur syirik dengan menyebut "dewi fortuna". Lebih baik menggantinya dengan doa yang diajarkan dalam Islam seperti "semoga Allah memberkahimu" atau "insya Allah kamu akan berhasil".
Pertanyaan-pertanyaan di atas menunjukkan bahwa syirik dapat muncul dalam berbagai bentuk dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam hal-hal yang tampaknya sepele. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk selalu waspada dan menjaga kemurnian tauhidnya. Jika ragu tentang suatu perbuatan apakah termasuk syirik atau tidak, sebaiknya ditinggalkan dan kembali pada ajaran Al-Qur'an dan Sunnah yang jelas.
Kesimpulan
Syirik merupakan dosa terbesar dalam Islam yang harus dihindari oleh setiap Muslim. Pemahaman yang mendalam tentang konsep syirik, jenis-jenisnya, dan cara menghindarinya sangat penting untuk menjaga kemurnian tauhid dan keselamatan di dunia dan akhirat.
Beberapa poin penting yang perlu diingat tentang syirik:
1. Syirik adalah menyekutukan Allah atau menyamakan-Nya dengan sesuatu dalam hal-hal yang merupakan kekhususan Allah.
2. Syirik terbagi menjadi syirik besar (akbar) yang dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam, dan syirik kecil (ashghar) yang mengurangi kesempurnaan tauhid.
3. Syirik dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari yang jelas seperti menyembah berhala, hingga yang tersembunyi seperti riya dalam beramal.
4. Al-Qur'an dan hadits banyak memperingatkan tentang bahaya syirik dan memerintahkan untuk menjauhinya.
5. Untuk menghindari syirik, seorang Muslim harus memperdalam ilmu tauhid, selalu introspeksi diri, dan memurnikan niat dalam setiap ibadah dan perbuatan.
6. Dalam konteks modern, syirik dapat muncul dalam bentuk-bentuk baru yang perlu diwaspadai, seperti pengagungan berlebihan terhadap tokoh tertentu atau ketergantungan pada teknologi.
7. Jika ragu apakah suatu perbuatan termasuk syirik atau tidak, sebaiknya ditinggalkan dan kembali pada ajaran Al-Qur'an dan Sunnah yang jelas.
Dengan memahami dan menghindari syirik, seorang Muslim dapat memurnikan tauhidnya dan meraih ridha Allah SWT. Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari perbuatan syirik dan membimbing kita pada jalan yang lurus. Aamiin.
Advertisement