Liputan6.com, Gaza: Di saat warga Israel berpesta merayakan hari jadi negaranya, warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat menyambut hari itu dalam suasana sebaliknya. Ratusan orang Palestina memperingati Hari Al Nakba dengan berjalan kaki menuju makam Yasser Arafat di Ramallah pada Ahad (15/5).
Bangsa Palestina mengenang hari berdirinya Israel sebagai hari terkelam dalam sejarah mereka. Saat pecah perang Arab-Israel yang berujung dengan pendirian negara Israel pada 1948, sedikitnya 700 ribu warga Palestina kehilangan tempat tinggal. Tanah Air mereka dicaplok Israel. Tak heran, hari itu kemudian disebut sebagai Hari Al Nakba atau Hari Malapetaka.
Dalam pidato mengenang Hari Al Nakba, Presiden Palestina Mahmud Abbas meminta negara-negara tetangga yang menampung warga Palestina berkenan memberi hak bekerja dan bepergian secara bebas. Untuk diketahui, 350 ribu warga Palestina yang saat ini tinggal di kamp-kamp pengungsi di Lebanon tak memiliki hak-hak sipil. Sedangkan di Yordania, para pengungsi sudah memperoleh kewarganegaraan. Bahkan, warga Palestina di Suriah dapat memiliki pekerjaan, termasuk menjadi tentara.(TOZ/Ijx)
Bangsa Palestina mengenang hari berdirinya Israel sebagai hari terkelam dalam sejarah mereka. Saat pecah perang Arab-Israel yang berujung dengan pendirian negara Israel pada 1948, sedikitnya 700 ribu warga Palestina kehilangan tempat tinggal. Tanah Air mereka dicaplok Israel. Tak heran, hari itu kemudian disebut sebagai Hari Al Nakba atau Hari Malapetaka.
Dalam pidato mengenang Hari Al Nakba, Presiden Palestina Mahmud Abbas meminta negara-negara tetangga yang menampung warga Palestina berkenan memberi hak bekerja dan bepergian secara bebas. Untuk diketahui, 350 ribu warga Palestina yang saat ini tinggal di kamp-kamp pengungsi di Lebanon tak memiliki hak-hak sipil. Sedangkan di Yordania, para pengungsi sudah memperoleh kewarganegaraan. Bahkan, warga Palestina di Suriah dapat memiliki pekerjaan, termasuk menjadi tentara.(TOZ/Ijx)