Liputan6.com, Ciudad De El Alto: Wrestling, olahraga gulat ala Amerika ternyata juga dilakukan oleh para wanita di desa El Alto, Bolivia. Wajah keibuan dan cenderung lemah lembut bisa langsung berubah menjadi lawan yang agresif ketika mereka sudah berada di atas ring. Adalah Hilda Lopez wanita pribumi yang menggeluti olahraga tersebut.
Hilda adalah satu dari 20 perempuan suku Aymara yang secara rutin berpartisipasi dalam kejuaraan gulat ala Bolivia di desanya. Berbeda dengan kejuaraan wrestling di Amerika Serikat yang penuh dengan gemerlap lampu, arena bertabur sponsor dan kontrak pemain bernilai jutaan. Kejuaraan ini hanyalah adu gulat lokal yang diselenggarakan setiap tahun agar kelestariannya tetap terpelihara.
Setiap tahun, arena ini dibanjiri penonton baik lokal maupun wisatawan. Kendati mereka harus menikmati pertandingan dari atas bangku yang keras dan di tengah suhu udara yang dingin karena minimnya sarana. Semua halangan itu tak berarti. Buktinya, para penonton tampak antusias menyaksikan kejuaraan itu. Untuk menikmati hiburan ini, calon penonton tak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Dengan membayar karcis senilai satu dolar AS mereka sudah bisa menikmati adu gulat itu. Wajar, jika hiburan ini menjadi salah satu pilihan terbaik untuk melewatkan akhir pekan bersama keluarga.
Ajang tahunan ini tidak hanya mempertontonkan adu keperkasaan para wanita desa. Tetapi juga tarian khas pribumi dan busana tradisional setempat. Desa El Alto sendiri merupakan wilayah pedalaman Bolivia yang memiliki penduduk 800 ribu jiwa terdiri dari suku Aymara dan Quechua.(BOG/Idr)
Hilda adalah satu dari 20 perempuan suku Aymara yang secara rutin berpartisipasi dalam kejuaraan gulat ala Bolivia di desanya. Berbeda dengan kejuaraan wrestling di Amerika Serikat yang penuh dengan gemerlap lampu, arena bertabur sponsor dan kontrak pemain bernilai jutaan. Kejuaraan ini hanyalah adu gulat lokal yang diselenggarakan setiap tahun agar kelestariannya tetap terpelihara.
Setiap tahun, arena ini dibanjiri penonton baik lokal maupun wisatawan. Kendati mereka harus menikmati pertandingan dari atas bangku yang keras dan di tengah suhu udara yang dingin karena minimnya sarana. Semua halangan itu tak berarti. Buktinya, para penonton tampak antusias menyaksikan kejuaraan itu. Untuk menikmati hiburan ini, calon penonton tak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Dengan membayar karcis senilai satu dolar AS mereka sudah bisa menikmati adu gulat itu. Wajar, jika hiburan ini menjadi salah satu pilihan terbaik untuk melewatkan akhir pekan bersama keluarga.
Ajang tahunan ini tidak hanya mempertontonkan adu keperkasaan para wanita desa. Tetapi juga tarian khas pribumi dan busana tradisional setempat. Desa El Alto sendiri merupakan wilayah pedalaman Bolivia yang memiliki penduduk 800 ribu jiwa terdiri dari suku Aymara dan Quechua.(BOG/Idr)