Militan Palestina Siaga Melawan Israel

Kelompok bersenjata Palestina bersiaga di lokasi strategis untuk menghadang pasukan Israel. Penyanderaan seorang tentara Israel oleh militan Palestina yang berujung penyerbuan ke Jalur Gaza memperburuk situasi.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Jun 2006, 02:25 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2006, 02:25 WIB
280606dlnisrael.jpg
Liputan6.com, Jalur Gaza: Militan Palestina tidak duduk "manis" diserbu habis-habisan oleh Israel. Kelompok militan bersenjata sejak Rabu (28/6) pagi, memblokade ruas-ruas jalan di Jalur Gaza dengan kantung pasir dan bom rakitan. Mereka juga menyebar prajurit di sejumlah lokasi strategis dalam posisi siap perang.

Israel mulai dua hari silam menyerbu Jalur Gaza lewat pasukan darat dan udara. Helikopter penembak Israel hilir mudik di atas Gaza sambil sesekali membombardir kawasan yang diduga menjadi sarang musuh [baca: Israel Membombardir Jalur Gaza]. Dua jembatan dihancurkan dan sebuah pembangkit listrik rusak. Akibatnya jaringan listrik bagi sekitar 1,5 juta warga Palestina terputus. Sejumlah tank dan kendaraan militer juga dikerahkan untuk menduduki kawasan di dekat Bandar Udara Gaza yang bertahun-tahun tidak aktif karena landasannya dihancurkan Israel.

Pemerintah Israel menolak disebut berusaha menduduki Jalur Gaza setelah menarik mundur pasukannya, tahun silam. Mereka mengaku hendak menyelamatkan Kopral Gilad Shalit yang disandera Komite Perlawanan Populer (PRC) setelah terjadi baku tembak, belum lama berselang. Tawaran pemerintah Tel Aviv menyelesaikan masalah lewat jalan dialog dijawab Hamas dengan sejumlah opsi. Satu di antaranya Hamas bersedia membebaskan Gilad asalkan tahanan wanita dan anak-anak Palestina juga dilepaskan.

Menteri Israel Ehud Olmert jelas menolak opsi tersebut. Upaya Mesir dan Prancis mendamaikan kedua negara juga gagal. Hingga kini nasib Shalit yang mempunyai dua kewarganegaraan, Israel dan Prancis, belum diketahui. Militan Palestina dilaporkan terakhir menculik tentara Israel pada 1994. Tentara yang disekap itu tewas dalam sebuah upaya penyelamatan. Sejauh ini krisis penyanderaan Gilad Shalit mengakibatkan hubungan kedua negara kembali terpuruk ke titik terendah.(KEN/Idr)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya