Liputan6.com, Gaza - Gencatan senjata yang telah lama ditunggu-tunggu di Gaza akhirnya resmi diberlakukan, usai mengalami penundaan selama tiga jam.
Hal ini terjadi usai Hamas memberikan daftar nama tiga sandera perempuan yang akan dibebaskan pada Minggu (19/1/2025).
Advertisement
Baca Juga
Israel sempat mengancam bahwa pertempuran akan terus dilakukan hingga menerima nama-nama tersebut diterima.
Advertisement
Perayaan meletus di seluruh wilayah yang dilanda perang dan beberapa warga Palestina mulai kembali ke rumah mereka meskipun ada penundaan, dikutip dari laman AP, Minggu (19/1).
Gencatan senjata dimulai pukul 11:15 waktu setempat -- sebelumnya direncanakan pukul 08.30 -- sebelumnya merupakan langkah pertama untuk mengakhiri konflik dengan perjanjian memulangkan hampir 100 sandera yang diculik dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, sebelumnya Hamas tidak memenuhi komitmennya untuk memberikan nama tiga sandera yang akan dibebaskan dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina.
Nama-nama ketiga sandera itu belum diserahkan saat batas waktu dimulainya gencatan senjata lewat pukul 08:30 pagi waktu setempat.
Daniel Hagari, Juru Bicara Militer Israel mengatakan, tentara "terus menyerang" dan akan terus menyerang sampai Hamas mematuhi perjanjian tersebut.
Militer kemudian mengatakan bahwa pihaknya telah menyerang sejumlah target militan di Gaza utara dan tengah.
Serangan udara Israel menewaskan sedikitnya delapan orang di kota selatan Khan Younis setelah gencatan senjata ditunda. Rumah Sakit Nasser mengonfirmasi korban dari serangan hari Minggu, yang katanya terjadi sekitar dua jam setelah gencatan senjata seharusnya berlaku.
Hamas sebelumnya menyalahkan keterlambatan penyerahan nama-nama itu lantaran masalah teknis di lapangan. Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata yang diumumkan minggu lalu.