Liputan6.com, Gaza - Badan Pertahanan Sipil Gaza mengatakan, serangan Israel menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai lebih dari 25 orang pada Minggu (19/1/2025) hari dimana semestinya gencatan senjata berlaku.
Juru bicara badan tersebut Mahmud Bassal mengatakan tiga orang tewas di Gaza utara dan lima orang di Kota Gaza, dengan 25 orang terluka, dikutip dari laman alarabiya, Minggu (19/1).
Advertisement
Baca Juga
Radio Angkatan Darat Israel melaporkan bahwa gencatan senjata di Gaza, yang dijadwalkan dimulai pada pukul 08.30 pagi waktu setempat (13.30 WIB) tidak akan dimulai hingga daftar sandera yang akan dibebaskan diterima.
Advertisement
Penundaan tersebut disebabkan oleh "alasan teknis dan logistik," kata kelompok Palestina Hamas, dikutip dari laman Anadolu Agency, Minggu (19/1/2025).
Hamas mengonfirmasi kepatuhannya pada ketentuan perjanjian gencatan senjata dengan Israel.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok Palestina tersebut menyatakan bahwa mereka "menegaskan kembali komitmennya pada ketentuan perjanjian gencatan senjata."
Mereka mencatat bahwa penundaan dalam pengiriman nama-nama mereka yang akan dibebaskan dalam gelombang pertama gencatan senjata disebabkan oleh alasan teknis dan logistik.
Pengumuman tersebut muncul saat gencatan senjata antara Israel dan Hamas diperkirakan akan mulai berlaku pada pukul 08.30.
Gencatan senjata antara Hamas dan Israel menyusul perang genosida Israel di Gaza, yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan hampir 47.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 110.700 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.