Lebih dari 200 Penambang Tewas, Kulkas Penyimpan Mayat Disiapkan

Operasi penyelamatan besar-besaran berlangsung di tambang terbakar di Soma, sekitar 150 km sebelah selatan dari Istanbul, Turki.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 14 Mei 2014, 11:41 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2014, 11:41 WIB
Kebakaran tambang di Soma, Turki.
Kebakaran tambang di Soma, Turki. (Reuters)

Liputan6.com, Soma - Sekitar 200 orang lebih penambang dilaporkan masih terperangkap, di dalam tambang batu bara di bagian barat Turki yang terbakar. Sementara jumlah korban tewasnya telah mencapai 201 orang.

Seperti dikutip dari USA Today, Rabu (14/5/2014), sebuah operasi penyelamatan besar-besaran sedang berlangsung di tambang yang terletak di Soma, sekitar 150 km sebelah selatan dari Istanbul.

Menteri Energi Turki Taner Yildiz mengatakan, 787 orang diyakini berada di dalam tambang batu bara pada saat kebakaran terjadi. Beberapa jam kemudian, ia memperbarui jumlah korban tewas berjumlah 201 dari sebelumnya 151. Ia juga menyebutkan 363 penambang telah diselamatkan. "Sebanyak 80 pekerja tambang terluka, 4 dari mereka dalam kondisi serius," urai Yildiz.

Sebagian besar penyebab kematian para penambang, berasal dari keracunan karbon monoksida. Sebab mereka terjebak hampir 500 meter di bawah tanah. "Kami bekerja melawan waktu," ucap Yildiz.

"Tim-tim penyelamat sangat berpengalaman," kata Yildiz. " Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan".

Ledakan di dalam tambang batu bara itu terjadi saat pergantian shift. Sehingga jumlah korban pun simpang siur. Menurut penuturan Yıldız, kebakaran itu dipicu oleh korsleting listrik.

Dilaporkan NBC News, kini tim penyelamat berada di dalam tambang dan memompa oksigen untuk para penambang yang terperangkap. Hal itu dilakukan agar mereka yang berada di dalam mampu bertahan lebih lama.

Sementara dari rekaman video televisi, terlihat orang-orang bersorak gembira berbalut haru ketika beberapa pekerja muncul dari tambang. Wajah mereka tertutup jelaga.

Lamanya waktu pencarian membuat pihak berwenang mempersiapkan kemungkinan bahwa jumlah korban tewas bisa bertambah secara dramatis. Mereka pun berupaya menyediakan fasilitas lemari pendingin untuk menyimpan mayat.

"Penyelamatan ini rumit, karena dilakukan di terowongan bawah tanah di dalam tambang," kata Walikota Manisa, Cengiz Ergun.

Para korban selamat telah dilarikan ke rumah sakit yang kini dijaga polisi. Soma Komur Isletmeleri AS, perusahaan pemilik tambang menegaskan memang banyak pekerjanya yang tewas. Tetapi mereka tidak memberikan angka spesifik.

Perusahaan itu hanya mengatakan kecelakaan itu terjadi, meski standar keamanan telah dilakukan.  Dan penyelidikan pun tengah dilakukan pihak berwenang.

"Prioritas utama kami adalah untuk mengeluarkan para pekerja, sehingga mereka dapat bertemu kembali dengan orang yang mereka cintai," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Kecelakaan tambang sering terjadi di Turki, di mana kondisi keamanan yang memprihatinkan. Sebelumnya pada tahun 1992, ledakan gas menewaskan 263 pekerja tambang di dekat pelabuhan Laut Hitam Zonguldak. (Ein)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya