Militan Al Shabaab Duduki Istana Presiden Somalia

Al Shabaab mengonfirmasi keterlibatan mereka dalam serangan tersebut.

oleh Rochmanuddin diperbarui 09 Jul 2014, 00:56 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2014, 00:56 WIB
Baru Turun Pesawat, 2 Konsultan PBB Tewas Ditembak di Somalia
Kelompok bersenjata di Somalia (Reuters)

Liputan6.com, Mogadishu - Kelompok militan Al Qaeda Al Shabaab didorong ke Istana Presiden Somalia. Tembakan pun meletus Selasa 9 Juli waktu setempat. Demikian disampaikan juru bicara Al Shabaab dan seorang pejabat istana.

"Para militan sebagian telah memasuki kompleks istana kepresidenan. Ada tembakan periodik sekarang," ujar seorang pejabat di istana presiden yang enggan disebutkan namanya itu seperti dilansir Reuters, Selasa (9/7/2014) dini hari.

"Saya mengerti sebagian besar penyerang tewas. Tidak ada rincian lebih lanjut," sambung pejabat itu.

Al Shabaab mengonfirmasi keterlibatan mereka. "Kami telah memasuki apa yang disebut istana presiden. Kita sekarang telah menangkap beberapa bagian dari istana dan pertempuran masih berlangsung," sebut juru bicara operasi militer Al Shabaab Sheikh Abdiasis Abu Musab kepada Reuters.

Kelompok militan Al Shabaab sebelumnya menembak mati 3 tentara Somalia di ibu kota Mogadishu. Serangan keempat ini terjadi sejak awal bulan puasa Ramadan. Juru bicara militer Al Shabaab, Sheikh Abdiasis Abu Musab mengatakan, mereka melakukan serangan di Mogadishu selatan, Afarta Jardiin, pada Kamis 2 Juli lalu.

Kelompok militan tersbut sebelumnya juga menyatakan, juru tembak mereka menempak mati 3 orang pada Minggu 29 Juni. Mereka juga menembak 3 petugas pemerintah pada Senin 30 Juni dalam 2 ledakan bom berbeda.

Polisi Nur Jamac juga sebelumnya mengatakan, Al Shabaab telah menembak 3 tentara di bagian kepala pada hari Selasa 1 Juni ketika mereka sedang berbincang-bincang di jalan.

Pemerintah dan penjaga perdamaian Uni Afrika telah memperketat keamanan untuk mencoba menghentikan serangan Ramadan yang dilakukan kelompok Al Shaabab. Kelompok ini telah melakukan kampanye selama 7 tahun untuk memaksakan interpretasi yang kuat terhadap hukum Islam di negara mayoritas Kristen.

Para militan memandang orang yang bekerja di pemerintahan, seperti petugas keamanan, sebagai kaki tangan nonmuslim. Karena keterlibatan mereka dengan kekuatan tentara Uni Afrika, PBB, dan negara-negara Barat di Somalia.

Pada 2013, Al Shabaab telah menewaskan puluhan orang dalam gerakan gerilya di Kantor PBB, kantorpresiden, parlemen, dan pengadilan di Mogadishu. Dalam serangan terpisah, polisi di distrik Afgoye mengatakan ada 2 klan lebih tua yang dibunuh dengan pistol pada hari Senin 30 Juni.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya