Liputan6.com, Jakarta Polisi internasional mengungkapkan bahwa calon anggota kelompok militan dilaporkan bepergian menggunakan kapal pesiar, untuk menjangkau daerah-daerah konflik di Timur Tengah.
"Beberapa dari mereka yang mencoba bergabung dengan kelompok militan di Irak dan Suriah telah menggunakan jalur pelayaran untuk sampai ke negara-negara termasuk Turki," kata Interpol seperti dimuat di BBC, Jumat (7/10/2014).
Pihak tersebut menyatakan, pengecekan untuk daftar penumpang harus diperluas dari maskapai penerbangan untuk operator pelayaran sebelum menjadi masalah.
Meski demikian, sejauh ini belum dapat dipastikan berapa banyak calon anggota militan yang melakukan perjalanan dengan cara itu.
"Nnegara-negara harus melakukan pemeriksaan pada semua penumpang yang menggunakan bandara lebih ketat lagi, juga di jalur pelayaran," ujar kepala Interpol Ronald Noble di Monako.
Menghindari Deteksi
Pihak berwenang Turki mengatakan mereka telah mendeportasi ratusan tersangka pelaku jihad asing dalam beberapa bulan terakhir setelah menahan mereka di bandara dan stasiun bus.
Direktur Interpol bidang terorisme Pierre St Hilaire mengatakan bahwa hal ini telah menyebabkan calon angggota militan membuat pengaturan perjalanan alternatif, dalam upaya menghindari deteksi.
"Karena mereka tahu bandara dipantau lebih ketat sekarang, maka mereka beraliih pada penggunaan kapal pesiar untuk melakukan perjalanan ke daerah-daerah itu," ucap Hilaire.
Perhentian reguler di pelabuhan di wilayah ini, akan memungkinkan mereka turun tak terdeteksi dan melanjutkan perjalanan selanjutnya ke Suriah atau Irak tanpa terlacak oleh badan-badan keamanan.
"Ada bukti bahwa individu-individu, terutama di Eropa, bepergian terutama ke (kota pesisir Turki) Izmit dan tempat-tempat lain untuk terlibat dalam jenis kegiatan," kata St Hilaire.
Pejabat Interpol mengatakan penggunaan kapal pesiar oleh para militan itu terdeteksi dalam tiga bulan terakhir.
Sebuah laporan PBB baru-baru ini memperkirakan ada 15.000 militan asing dari lebih dari 80 negara bergabung dengan Negara Islam irak Suriah (ISIS) dan kelompok-kelompok ekstremis lain di Suriah dan Irak.
"Untuk mencegah perjalanan mereka dan mengidentifikasi mereka, perlu berbagi informasi yang lebih besar antara daerah, antar lembaga keamanan nasional," ungkap St Hilaire. (Ein)
Waspada! Calon Militan ke Irak-Suriah Pakai Kapal Pesiar
Meski demikian, sejauh ini belum dapat dipastikan berapa banyak calon anggota militan yang melakukan perjalanan dengan kapal pesiar.
diperbarui 07 Nov 2014, 12:26 WIBDiterbitkan 07 Nov 2014, 12:26 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hasil LaLiga Real Madrid vs Sevilla: Kylian Mbappe Cetak Gol Lagi, Los Blancos Sikut Barcelona
Polri Sebut Kondisi Puncak Arus Mudik Nataru Masih Berjalan Aman
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Piala AFF 2024: Siapa Jadi Raja Asia Tenggara?
Kaleidoskop Sultra 2024: Pemprov Beli Kapal Bodong hingga Guru Honorer Dituduh Aniaya Anak Polisi
Kayana Pamerkan Skill Ciamik Pesepak Bola Wanita di Milk Life Soccer Challenge Semarang
Mudik Nataru 2025, 126.809 Pemudik Asal Sumatera Menyeberang ke Pulau Jawa
Pembangkit Terapung jadi Andalah Pemenuhan Kebutuhan Listrik Maluku saat Natal dan Tahun Baru
Saksikan Live Streaming Liga Inggris Tottenham vs Liverpool di Vidio, Segera Dimulai
Angkutan Nataru, KAI Divre IV Tanjungkarang Tambah 8.424 Kursi
6 Fakta Terkait DPP PDIP Ungkap Ada Upaya Ganggu Stabilitas Internal Partai Jelang Kongres, Siap Melawan
Proyek Infrastruktur jadi Pendorong Pertumbuhan Properti
Hasil Liga Inggris Manchester United vs Bournemouth: Petir Menyambar 2 Kali di Old Trafford, Setan Merah Kembali Malu