Liputan6.com, Baghdad - Sedikitnya 20 orang, termasuk pejuang Kurdi Peshmerga dan relawan Syiah, tewas dalam pertempuran dengan militan ISIS. Mereka berjuang untuk mencegah ISIS menguasai 2 kota di provinsi Diyala, Irak.
"20 Orang termasuk Peshmerga dan relawan Syiah, tewas dalam pertempuran dengan militan ISIS untuk menguasai 2 kota. 33 Pejuang juga terluka ketika pasukan Irak bertempur hari Minggu 23 November untuk menguasai Jalawla dan Saadiya, di utara Baghdad," demikian diungkapkan pejabat rumah sakit di Kurdistan, Irak seperti dimuat VOA News yang dikutip Selasa (25/11/2014).
Dalam merebut kembali kota-kota di Provinsi Diyala itu, pasukan Irak mengusir pejuang ISIS dari daerah yang sudah mereka kuasai selama berbulan-bulan. Selain itu juga membersihkan jalan utama yang menghubungkan ibukota Baghdad ke wilayah Iran.
Tim lainnya bekerja untuk menjinakkan bom-bom pinggir jalan.
Sebelumnya pada Senin 24 November, Komando Sentral Amerika menyatakan AS dan sekutunya telah melakukan 2 lusin serangan udara terhadap militan ISIS sejak Jumat 21 November, ketika diluncurkan 9 serangan di Suriah dan 15 di Irak.
Militer Amerika mengatakan serangan udara di dekat kota-kota Kobani dan Raqqa di Suriah menghancurkan 3 wilayah pertempuran ISIS, menargetkan beberapa daerah latihan dan menghantam salah satu bangunan kantor pusat kelompok itu.
Di Irak, serangan-serangan itu menghantam sasaran dekat Mosul, Asad, Baghdad, Ramadi, Tal Afar dan Hit, menghancurkan pos-pos pemeriksaan dan berbagai unit tempur ISIS.
Sementara itu, pejabat-pejabat mengatakan serangan bom mobil di daerah mayoritas Syiah yang ramai di Baghdad hari Senin, menewaskan sedikitnya 9 orang dan melukai sedikitnya 20 orang. Ledakan di daerah Shaab, Baghdad utara, itu melanda daerah pangkalan minibus di dekat pasar.
Namun hingga kini belum ada yang mengaku bertanggungjawab atas serangan di Shaab itu.
Baca Juga
Baghdad telah mengalami pemboman hampir setiap hari selama berbulan-bulan, yang sebagian besar menarget wilayah Syiah dan dituding dilakukan kelompok ISIS dan ekstrimis Sunni lain.
"Pasukan keamanan Irak mendesak maju dengan upaya untuk membebaskan wilayah yang dikuasai kelompok ISIS. Pejabat-pejabat juga mengupayakan rencana pasca-pembebasan daerah-daerah itu," ujar juru bicara Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi dalam pertemuan dengan Jenderal Lloyd Austin, panglima Komando Sentral Amerika. (Tnt/Mut)
Advertisement