Paus Minta Pemimpin Muslim Kutuk ISIS

Paus Fransiskus menemui Ulama berpengaruh Turki, Mehmet Gormez di kantor kementerian agama Turki.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 29 Nov 2014, 12:18 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2014, 12:18 WIB
Paus Fransiskus Benci Dengan Facebook?
Foto: www.theguardian.com

Liputan6.com, Ankara - Paus Fransiskus mendesak para pemimpin Muslim dunia untuk mengutuk organisasi teror ISIS. Desakan Paus tersebut disampaikannya saat mengunjungi Turki.

Paus mengunjungi negara tersebut demi memperkuat hubungan antar agama. Pasalnya, Turki merupakan negara Islam yang berpangaruh dunia.

Dalam kunjungannya itu, pemimpin umat Katolik asal Argentina tersebut menemui sejumlah politisi serta pemimpin agama. Kesempatan ini tidak disia-siakan Paus untuk berbicara soal ISIS.

"Sebagai pemimpin agama, kami semua berkewajiban untuk mengecam  pelanggaran terhadap martabat manusia dan hak asasi manusia," ujar Paus di depan Ulama berpengaruh Turki, Mehmet Gormez, seperti dikutip dari Belfast Telegraph, Sabtu (29/11/2014).

Paus bertemu Gormez di kantor kementerian agama Turki. Di tempat ini, ia menyoroti kekejaman ISIS yang membantai kaum minoritas serta menghancurkan sejumlah tempat penyembahan agama lokal Irak.

Menanggapi pernyataan dari Francis, Gormez menyatakan menyambut baik komentar yang diutarakan koleganya itu. Menurutnya, ISIS sama sekali tidak menggambarkan Islam yang sangat mencintai perdamaian.

"Bagi mereka yang sudah menyimpang jauh dari pesan Islam dan menyebarkan kekerasan, kekejaman mereka sudah melawan Allah tidak peduli apa pun nama mereka," tandas Gormez.

ISIS merupakan organisasi teror yang bertujuan untuk mendirikan Kekhalifahan di seluruh dunia. Demi mencapai targetnya itu, kelompok ini menggunakan cara kekerasan yang didasari paham radikal.

Untuk mencegah sepak terjang kelompok teror ini, negara-negara barat melancarkan operasi pembasmian ISIS. Kabar terbaru, serangan udara membasmi ISIS yang dimotori AS, berhasil membunuh belasan anggota kelompok radikal itu di Mosul, Irak. (Ger/Riz)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya