Bunga dari Menlu AS untuk Korban Teror Berdarah Prancis

Menlu AS itu turut serta meletakkan bunga di depan Supermarket Hypercacher dan kantor majalah Charlie Hebdo.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 17 Jan 2015, 12:55 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2015, 12:55 WIB
Menlu As John Kerry di Prancis. (Reuters)
Menlu As John Kerry di Prancis. (Reuters)

Liputan6.com, Prancis - Menteri Luar Negeri (Menlu) AS John Kerry bertandang ke Paris. Kedatangannya untuk menyampaikan belasungkawa atas nama negara terkait teror berdarah yang memakan 17 korban di negara tersebut.

"Kami juga merasakan sakit dan kengerian seperti yang kalian lalui," kata John Kerry seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (17/1/2015).

Didampingi oleh rekannya di Prancis, Laurent Fabius, diplomat tertinggi AS itu turut serta meletakkan bunga di depan Supermarket Hypercacher dan kantor majalah Charlie Hebdo. Dua tempat yang menjadi sasaran teroris.

"Saya datang ke sini untuk menghormati mereka yang telah pergi mendahului kita hari ini. Kami tidak akan putus asa saat mengalami kehilangan, kami harus berkomitmen untuk mempertahankan nilai yang paling ditakuti teroris: Toleransi dan kebebasan. Kami harus berjuang bersama-sama. Kami tidak punya pilihan," tambah Kerry di Balaikota Paris.

Pada kesempatan itu, ia pun berjanji untuk memperkuat kerjasama lebih lanjut dalam memerangi terorisme.

"Kedua pemimpin -- Paris dan AS -- juga sepakat untuk lebih memperkuat kerjasama bilateral dalam memerangi terorisme," demikian jelas kantor Presiden Perancis Francois Hollande melalui keterangan tertulisnya.

Mereka juga membahas situasi di Ukraina, Suriah, Irak dan Libya, Elysee.

Rabu 7 Januari lalu, 3 orang bersenjata menyerbu kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis. Serangan teroris ini menewaskan 12 orang, yakni beberapa jurnalis, pemimpin redaksi Charlie Hebdo, dan 2 polisi. Sementara beberapa hari setelahnya, pada 10 Januari, seorang pria menyandera sekitar 4 orang di dalam pasar swalayan Yahudi di Porte de Vincennes. Pelaku dan 4 sanderanya dilaporkan tewas. (Tnt/Riz)

Baca juga: Akhir Kasus 2 Penyanderaan 'Berdarah' di Prancis.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya