Sinyal Misterius Terpancar dari Angkasa Luar, Komunikasi 'Alien'?

Ilmuwan Australia berhasil menangkap sinyal radio asing yang dipancarkan di angkasa secara real time. Kali pertamanya di dunia. Dari alien?

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 20 Jan 2015, 14:30 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2015, 14:30 WIB
Teleskop milimeter terbesar dunia (diameter 50 m) terlihat di Gunung Sierra Negra di ketinggian 4.600m yang terletak diantara negara bagian Puebla dan Veracruz.(Antara)

Liputan6.com, Melbourne - Sudah lama manusia memindai angkasa, mencari sinyal radio yang mungkin berasal dari alien atau makhluk cerdas jauh di luar Bumi.

Dan baru-baru ini para ilmuwan dari Swinburne University, Melbourne, Australia berhasil menangkap sinyal radio asing yang dipancarkan di angkasa secara real time. Kali pertamanya di dunia.

Sebelumnya, memang tercatat ada 9 pancaran sinyal radio dari angkasa luar sejak tahun 2007. Namun hal tersebut diketahui dari data-data yang ada, tidak terpantau secara langsung.

Peneliti utama, Emily Petroff mengatakan, penemuan yang dihasilkan pihaknya membawa para astronom selangkah lebih dekat untuk memahami fenomena kosmis aneh yang sudah lama bikin bingung para ilmuwan.

"Semburan sinyal radio tak bertahan lama, hanya sekedip mata. Itu yang membuat temuan tersebut sangat menarik," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au.

"Karena kami mampu menangkap sinyal itu secara langsung, bukan hasil telaah dari data yang ada, kami bisa mengungkap bahwa radiasi yang diakibatkan peristiwa itu lebih dari 2 persen terpolarisasi sirkuler. Dan itu menunjukkan bahwa ada medan magnetik yang kuat di dekat sumber sinyal tersebut.

Bentuk sirkular atau melingkar dari gelombang belum pernah dijumpai sebelumnya. Asing. Tak seperti yang ada di Bumi.

Asal usul sinyal tersebut sampai saat ini masih misterius. Namun, para ilmuwan yakin, apapun itu, pastilah sumbernya berukuran besar, dahsyat, dan jaraknya mencapai 5,5 miliar tahun cahaya dari planet manusia.

"Ada dua model yang dianggap bisa menjelaskan fenomena tersebut," kata dia.

Model pertama, bisa jadi hal tersebut diakibatkan luruh atau meledaknya sebuah bintang di salah satu galaksi. "Model lainnya menunjukkan, sinyal itu berasal dari beberapa pembakaran energi dari bintang neutron."

Bintang neutron (neutron star) adalah fase akhir siklus hidup bintang besar.

Namun, kata Petroff, bisa jadi keduanya ternyata salah. "Bisa jadi sinyal itu berasal dari sumber yang sama sekali berbeda." Sinyal alien? Para ilmuwan belum menemukan jawabannya.

Petroff mengatakan, observasi sinyal dilakukan melalui Teleskop Parkes --  piringan parabola berdiameter 64 meter yang digunakan untuk astronomi radio di New South Wales.

"Dalam proyek ini kami mengarahkan teleskop ke lokasi di mana pancaran sinyal sebelumnya -- yang diketahui dari telaah data -- berasal," kata dia. "Sangat menarik menjumpai  kejadian serupa di dekat sumber yang pertama."

Setelah sinyal tersebut terekam, tim dalam proyek mengarahkan 12 teleskop lain yang ada di seluruh dunia ke titik asal sinyal. "Namun, tak ada satupun yang menjumpai pancaran lainnya."

Sebelumnya, pada tahun 2010, pesan aneh dikirim Voyager 2, pesawat tak berawak milik Amerika Serikat yang diluncurkan 20 Agustus 1977. Data yang dikirim dari jarak 8,6 miliar mil itu tak terbaca.

Spekulasi pun merebak. Muncul dugaan pesawat itu dibajak alien alias mahluk luar angkasa -- yang mengirimkan jawaban pesan NASA. Seperti diketahui, menurut astrofisikawan, Stephen Hawking, NASA pernah mengirim sinyal ke luar angkasa berupa sebuah tembang dari grup pop legendaris The Beatles. Tembang itu berjudul, "Across the Universe" (Melintasi Alam Semesta).

Sementara itu, pada 2013, kembarannya Voyager 1 meninggalkan heliosfer -- gelembung di angkasa luar yang "ditiup" pada medium antarbintang oleh angin surya. Menjadi objek buatan manusia yang terjauh meninggalkan Bumi. (Ein/Tnt)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya